Seorang pria melaporkan dirinya mengalami gejala keracunan makanan. Setelah diperiksa oleh dokter, diagnosa yang lebih berat diungkapkan. Ini penjelasannya.
Beberapa gejala mungkin saja timbul tepat setelah seseorang mengonsumsi makanan tertentu. Kondisi tersebut biasanya disebabkan oleh alergi makanan atau yang paling berat adalah keracunan makanan.
Nyeri pada bagian tertentu hingga buang air besar yang tidak normal seringkali menjadi dasar keluhannya. Risiko seperti ini yang menjadi alasan bahwa sebelum mengonsumsi suatu makanan seseorang harus memeriksa makanannya terlebih dahulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gejala yang tidak nyaman pada bagian perut juga dialami oleh pria bernama Tyler Backel. Ia menceritakan kisahnya yang dikira hanya sekadar keracunan makanan ternyata merupakan tanda dari sebuah kondisi serius.
Baca juga: Makan Warteg Pertama Kali, Konten Kreator Ini Takut Uangnya Tak Cukup
![]() |
Dilaporkan oleh Today (25/1) Backel merasakan sakit pada bagian kanan perutnya. Malam sebelum gejala menyakitkan itu dirasakan, ia baru saja mengonsumsi salmon yang dimasaknya sendiri.
"Aku berpikir bahwa aku memasak ikan yang tidak cukup segar, aku seperti 'Oh tidak, ini pasti keracunan makanan yang parah'. Hingga kemudian aku pergi ke rumah sakit karena semakin parah rasa sakitnya," ungkap Backel.
Kronologi nyeri yang dirasakannya diakui oleh Backel terasa saat ia baru selesai mengajar. Ia yang tengah duduk di ruang guru kemudian merasakan sakit perut yang tak tertahankan sampai harus meminta pertolongan pada orang lain di sana.
Backel merasa nyerinya semakin parah selama 10 menit. Ia yang merasa akan segera pingsan karena keracunan makanan kemudian izin untuk pergi ke rumah sakit dan memeriksakan kondisinya.
![]() |
Setibanya di rumah sakit, Backel langsung mendapatkan perawatan. Seluruh bagian perutnya langsung diperiksa dan ditemukan bahwa sakit perut yang dirasakan Backel bukan gejala keracunan makanan.
Backel didiagnosa mengalami kanker usus besar dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Sesaat setelah mendengar pernyataan tersebut, Backel tidak lagi bisa berpikir dan menyebut rasanya seperti dipukul.
Backel tak menyangka mengidap penyakit tersebut. Ia berpikir usianya (27) terlalu muda dan penyakit kanker hanya bisa dialami oleh orang tua. Tetapi kini dirinya terbaring di rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan endoskopi.
Backel merasa kesakitan hingga menyebut pemeriksaan endoskopi terasa seperti sedang menghancurkan tubuhnya. Sejak saat itu dirinya mulai mengubah pola makannya menjadi lebih sehat diimbangi dengan berbagai pengobatan untuk mencegah perkembangan sel kankernya.
(dfl/odi)