Pengunjung Marahi Pelayan Resto karena Tak Terima Harga Mahal

Pengunjung Marahi Pelayan Resto karena Tak Terima Harga Mahal

Riska Fitria - detikFood
Selasa, 23 Jan 2024 14:30 WIB
Pengunjung marah karena tak terima harga makanan mahal
Foto: Shin Min Daily
Jakarta -

Tak terima harga makanan mahal, pengunjung ini sampai memarahi pelayan restoran. Padahal restoran tersebut belum pernah menaikkan harga selama 2 tahun belakang.

Sejalan dengan bahan baku yang tinggi, banyak warung makan hingga restoran yang terpaksa menaikkan harga menu-menunya. Jika tidak, mereka bisa mengalami kerugian.

Namun, hal tersebut tidak dijalani oleh restoran bernama Goldhill Family Restaurant yang menawarkan cai fan atau nasi sayur campur khas Singapura.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Restoran tersebut berlokasi di Blk 6 Hougang Avenue 3, seperti yang dikutip dari Sgtalk.net (21/01/24). Harga seporsi cai fan di sana dibanderol sekitar Rp 23.000.

Pengunjung marah karena tak terima harga makanan mahalPengunjung marah karena tak terima harga makanan mahal Foto: Shin Min Daily

Seporsi cai fannya disajikan dengan isian daging dan isian sayuran. Sementara jika pengunjung memilih daging ayam, maka harga seporsinya dibanderol sekitar Rp 13.000.

ADVERTISEMENT

Namun, harga tersebut masih dinilai terlalu mahal bagi sebagian pengunjungnya. Bahkan sampai ada yang sampai hati memarahi pelayan restoran di sana.

Guo Fucai, pemilik restoran tak terima karena karyawannya diperlakukan seenaknya oleh pengunjung. Ia pernah membalas makian dari pengunjungnya.

"Kalau gak mau makan, jangan ke sini. Harga di sini udah paling murah," tuturnya.

Guo Fucai menjelaskan bahwa ia belum pernah menaikkan harga menu selama 2 tahun belakangan. Padahal harga bahan baku pun terus tinggi.

Tagih Uang Nasi Campur, Netizen Ini Malah Dihina MiskinIlustrasi nasi campur. Foto: World of Buzz

"Saya gak mengincar margin keuntungan yang besar per buah, saya menargetkan basis pelanggan yang besar dengan perputaran yang lebih cepat," tuturnya.

Lebih lanjut, Guo Fucai juga mengatakan bahwa pendapatan dari restorannya cukup untuk menutupi kenaikan biaya. Menurutnya, lokasi restorannya cukup strategis.

Karena lokasinya berada di kawasan industri, maka mayoritas pengunjungnya merupakan pekerja buruh. Restorannya pun sudah memiliki banyak pelanggan tetap.

"Tidak mudah memang menghasilkan uang, tapi inilah cara kami memahami agar sama-sama enak," tutup Guo Fucai.




(raf/odi)

Hide Ads