Seorang pelanggan meresahkan pekerja gerai sandwich gegara perilakunya. Ia berkelit tak lihat harga dan kabur saat pesanannya dibuat.
Memesan makanan tak hanya perlu memperhatikan menunya saja tetapi juga wajib menyesuaikan makanan dengan biaya yang disiapkan. Jangan sampai tak sanggup membayar padahal sudah memesan makanan.
Bahkan pada layanan tanpa turun atau drive thru sekalipun ada papan menu besar yang bisa dilihat oleh pelanggan. Nama menu hingga harga makanan secara rinci dapat dilihat dengan jelas sebelum memesan makanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi ada laporan tak menyenangkan yang disampaikan oleh dua orang pekerja gerai sandwich. Mereka bertemu dengan pelanggan tak bertanggung jawab yang melakukan hal ini pada makanan yang terlanjur dipesannya.
![]() |
Pekerja bernama Robbie dan Jackie mengaku merasa rugi usai melayani seorang pelanggan seperti yang dilaporkan oleh Daily Dot (15/1). Kronologinya berawal dari seorang pelanggan yang memesan sandwich melalui layanan drive thru pada restoran yang tak disebutkan lokasinya.
Robbie dan Jackie menyebut pelanggan itu seolah bermain-main dengan gerai Subway tersibuk yang ada di Amerika Serikat. Selayaknya layanan drive thru di restoran lain, setelah memesan makanan pelanggan akan diarahkan ke jendela selanjutnya untuk membayar.
Sementara para pekerja akan menyiapkan makanan yang mereka pesan. Tetapi setelah ditagih dengan harga yang sesuai pada papan menu, pelanggan itu justru protes karena merasa disuruh membayar mahal.
"Oh aku tidak melihat harganya. Baiklah aku tidak mau sandwich itu lagi," ujar pelanggan kepada keduanya.
![]() |
Kejadian ini tentunya membuat para pelanggan gerai kebingungan. Lantas siapa yang akan membayar pesanan yang sudah disiapkan tersebut?
Robbie dan Jackie menyebut ada beberapa perilaku lain yang juga seringkali dilakukan para pelanggan yang datang. Pertanyaan "Masih ada menu promosi seharga Rp 78.000?" bagi kedua pekerja gerai sandwich ini sangat menyebalkan.
Pasalnya menu promosi tersebut adalah menu pada tahun 2008 yang sudah berhenti disajikan sejak 2016. Sementara banyak pelanggan yang mengaku saat memesan beberapa waktu lalu ada pekerja yang memberikannya menu itu.
"Bilang padaku siapa yang membuat dan menjual menu itu dengan harga tersebut? Sepertinya mereka harus dilaporkan untuk mendapat pelatihan lanjutan," imbuh Jackie.
(dfl/odi)