Beli Telur Lewat Facebook, Keluarga Ini Kena Tipu Rp 1,7 Miliar!

Beli Telur Lewat Facebook, Keluarga Ini Kena Tipu Rp 1,7 Miliar!

Atiqa Rana - detikFood
Kamis, 28 Des 2023 19:00 WIB
Beli Telur Lewat Facebook, Keluarga Ini Kena Tipu Rp 1,7 Miliar!
Foto: channelnewsasia.com / Mr Singh
Jakarta -

Keluarga ini rugi besar setelah membeli telur melalui Facebook. Tanpa disadari mereka menginstal software jahat yang membuat uang Rp 1,7 miliar hangus begitu saja.

Perlu kehati-hatian tinggi saat membeli barang atau makanan melalui aplikasi online. Terlepas dari penipuan akibat penjual atau sopir pengantar barang, seringkali juga ditemukan software jahat yang bisa merugikan.

Saat membeli lewat aplikasi online, halaman bisa saja tiba-tiba pindah ke aplikasi atau website lain yang sebenarnya tidak ingin kamu buka. Hal itu perlu dihindari sebab bisa menjebak dan tanpa disadari menyedot uang di rekening bank.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Munculnya software jahat atau sering disebut malware bisa datang kapan saja. Pastikan tidak menekan link atau tombol mencurigakan, jika tidak ingin rugi seperti keluarga ini.

Sebuah keluarga rugi besar usai beli telur organik melalui aplikasi Facebook. Menurut laporan theindependent.sg (28/12), nyonya Singh awalnya melihat iklan di Facebook tentang telur organik. Dia dan suaminya melakukan pemesanan pada 26 November. Pemesanan tersebut mengarahkan mereka ke obrolan di WhatsApp. Mereka melakukan pemesanan dengan sosok yang disebut 'Jason'. Pria ini diduga sebagai penjual telur tersebut.

ADVERTISEMENT

Jason kemudian meminta pasangan itu untuk melakukan deposito atas 60 butir telur organik yang mereka pesan. Jason mengirimkan link untuk mengunduh aplikasi. Setelah aplikasi selesai diunduh, aplikasi itu kemudian menunjukkan halaman pembayaran yang mirip dengan sistem pembayaran UOB.

Beli Telur Lewat Facebook, Keluarga Ini Kena Tipu Rp 1,7 Miliar!Seperti ini bukti chat antara keluarga tersebut dengan penipu yang mengaku jualan telur. Foto: channelnewsasia.com / Mr Singh

Mengetahui hal ini, Mr Singh pun masuk (log in) dengan akun bank UOB miliknya. Setelah membayar, awalnya tertulis transaksi gagal. Setelah dia memberi tahu ke Jason atas hal ini, Mr Singh berniat ingin membatalkan pesanannya saja. Namun, Jason mengungkap mereka akan mengirim telurnya langsung di hari yang sama.

Keesokan harinya, UOB menelepon kepada Mr Singh terkait transaksi di kartu kreditnya, yang sebenarnya Mr Singh tidak pernah melakukan lagi setelah tahu terjadi kegagalan transaksi. Namun, ketika Mr Singh mengecek kembali akun banknya, dia baru sadar jika semua uang di tabungan hilang begitu saja.

Beli Telur Lewat Facebook, Keluarga Ini Kena Tipu Rp 1,7 Miliar!Mr Singh diminta untuk menginstal aplikasi yang ternyata menyedot habis uangnya di akun bank. Foto: channelnewsasia.com / Mr Singh

Aplikasi tersebut yang telah membuat uang dari empat akun bank dan kartu kredit terdaftar Mr Singh hangus begitu saja. Menurut laporan Channel News Asia, S$15,000 (Rp 1,7 miliar) transaksi dilakukan Mr Singh pada akun UOB, dan hampir S$30,000 (Rp 3,5 miliar) diambil dari akun DBS nya.

Mr Singh mengungkap dirinya tidak mendapat notifikasi, peringatan, atau kode OTP apapun dari akun banknya. Secara tiba-tiba, uang sebesar S$150,000 atau sekitar Rp 1,7 miliar hilang begitu saja.

Ini menjadi sebuah pukulan keras bagi keluarga Mr Singh. Mr Singh. Ia pun menggambarkan reaksinya yang pada saat itu rasanya dia ingin menjadi zombie saja karena tidak tahu harus berbuat apa. Istrinya juga merasa putus asa ketika pergi ke kantor polisi untuk membuat laporan. Istrinya juga menderita depresi sejak mereka ditipu.

Beli Telur Lewat Facebook, Keluarga Ini Kena Tipu Rp 1,7 Miliar!Akibat beli telur lewat Facebook, keluarga ini pun merugi Rp 1,7 Miliar! Foto: channelnewsasia.com / Mr Singh

Setelah kejadian ini, Mr. Singh melaporkannya ke pihak bank, dan meminta mereka setidaknya bertanggung jawab atas kehilangan yang dialami dia dan keluarganya. Pasalnya, uang tersebut sebenarnya sudah disisihkan untuk mendanai sejumlah kebutuhan keluarga, termasuk pinjaman perumahan, biaya universitas untuk anak-anak, biaya pengobatan untuk keluarganya yang lansia, serta dana pensiun orang tua.

Kejadian ini membuat tabungan keluarga Mr Singh habis. Situasi keluarga ini menjadi sangat memprihatinkan sehingga mereka juga tidak mampu lagi membayar gaji pembantu mereka yang telah bersama selama 16 tahun.

Mr Singh masih bertanya-tanya terkait musibah yang ia alami. Ia masih bingung mengapa rincian kartu kreditnya dan rincian rekening banknya yang lain bisa diakses oleh para penipu. Padahal, dia tidak pernah memberikannya kepada siapapun.

"Bank harus mengambil tanggung jawab, setidaknya sebagian tanggung jawab. Saya bukanlah orang yang mengambil uang tersebut dan memberikannya begitu saja kepada penipu. Saya bahkan tidak menyadari hal ini," jelas Mr Singh kepada CNA.

Sampai saat ini belum diketahui apakah Mr Singh mendapat bantuan atau pertanggung jawaban dari pihak bank, atau uang Rp 1,7 miliar milik Mr Singh dan keluarganya benar-benar hilang dicuri. Masalah terkait aplikasi malware sebelumnya juga pernah terjadi. Korban sebelumnya mengunduh aplikasi yang dipenuhi malware dan membuat uangnya hilang sebesar S$99.800 atau sekitar 1.168.151.894,24.




(aqr/adr)

Hide Ads