Kayu manis, pala, dan jahe identik dengan aroma musim dingin. Padahal, ketiga rempah-rempahan ini tumbuhnya justru di iklim tropis. Lantas, mengapa demikian?
Di negara empat musim, liburan musim dingin menjadi suatu hal yang dinanti. Musim dingin juga menjadi penanda kalau Natal dan tahun baru segera tiba.
Tiga rempah-rempahan, seperti kayu manis, pala, dan jahe pun menjadi bahan yang sering digunakan dalam makanan dan minuman musim dingin. Hal ini unik karena ketiga jenis rempah itu sebenarnya tumbuh di iklim tropis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, apa hubungannya antara tiga rempah yang tumbuh di iklim tropis menjadi ikon bahan makanan di musim dingin? Untuk mengetahuinya lebih lanjut, simak penjelasannya seperti dirangkum dari japantoday.com (16/12).
1. Proses panen rempah identik dengan musim dingin
![]() |
Jahe menjadi salah satu bahan yang banyak dipakai dalam masakan seluruh dunia. Pertumbuhan jahe pun tidak cepat. Akar jahe membutuhkan waktu antara delapan dan sepuluh bulan untuk matang sepenuhnya.
Jahe yang sudah tua dan tidak terkena dingin atau angin dapat dipanen kapan saja sepanjang tahun. Namun, penentuan waktu panen penting karena memanen jahe berarti mencabut seluruh tanaman untuk mendapatkan rimpang yang tumbuh di bawah tanah.
Rimpang ini berfungsi seperti batang bawah tanah yang menyimpan nutrisi bagi tanaman untuk membantunya bertahan hidup di musim dingin. Ketika cuaca dingin memberi sinyal kepada tanaman untuk mengambil pasokan nutrisi di bawah tanah, kualitas jahe yang dipanen akan menurun secara signifikan.
Tidak hanya jahe, pala juga menjadi rempah yang berasal dari negara tropis. Pala berasal dari penggilingan biji pohon Myristica Fragrans, pohon cemara asli Indonesia. Pohon-pohon tersebut mulai berbunga pada tahun keenam, tetapi puncak produksinya terjadi ketika mereka mendekati usia 20 tahun.
Para pemanen biasanya memanen buah dari pohon yang tumbuh setinggi 13 sampai 10 meter. Mereka menggunakan tiang panjang untuk menjatuhkan buah tersebut. Untuk pembuatan rempah-rempah, buah tersebut kemudian akan dijemur. Pembuatan pala sendiri berasal dari penggilingan biji bagian dalam.
Kayu manis juga dibuat dari kulit dua pohon, yaitu cinnamon verum atau batang kayu manis dan cinnamon casia untuk kayu manis bubuk. Kedua jenis ini memiliki tekstur dan profil rasa berbeda, tetapi keduanya dibuat dari lapisan terluar kulit pohon. Produksinya biasanya dimulai setelah pohon berumur 2 tahun.
Pengupasan kulit batang pohon kayu manis paling mudah dilakukan setelah hujan lebat karena kulit kayunya sudah lunak. Sehingga, panen juga biasanya dilakukan setelah musim hujan.
2. Rempah dengan sensasi 'menghangatkan'
![]() |
Kayu manis, pala, dan jahe dikenal memiliki sifat menghangatkan. Sifat tersebut tidak terlalu berkaitan dengan asal usulnya, tetapi lebih ke pengaruhnya terhadap tubuh saat dikonsumsi.
Rasa hangat kayu manis disebabkan oleh senyawa cinnamaldehyde. Senyawa ini memberikan rasa dan aroma khas pada rempah tersebut. Senyawa ini juga menipu sistem saraf saat seseorang memakannya, dengan cara memicu jalur yang sama ketika seseorang merasakan kehangatan.
Ini sama ketika seseorang makan cabai yang mengandung capsaicin dan bisa memicu rasa hangat atau panas di tubuh.
Cinnamaldehyde pada kayu manis juga memiliki fungsi dalam membantu menurunkan kadar glukosa darah. Sehingga, kayu manis tidak hanya menghangatkan tubuh di musim dingin, tetapi bisa membantu menghentikan lonjakan gula darah setelah makan malam natal.
Kayu manis juga terkenal dalam pengobatan tradisional di Asia karena sifat anti-bakteri dan mampu membantu pencernaan.
Manfaat lain dari kayu manis, jahe dan pala bisa dilihat pada halaman selanjutnya!
3. Manfaat lain tiga jenis rempah ini
![]() |
Ketiga jenis rempah-rempahan ini mungkin identik dengan musim dingin karena sifatnya yang bisa menghangatkan dan menenangkan tubuh. Terlepas dari itu, ketiga rempah ini juga memiliki manfaat lain bagi kesehatan.
Jahe dan pala tidak menipu sistem saraf agar terasa hangat. Secara alami keduanya memang mengandung segudang senyawa yang membantu pencernaan dan dapat menangkis infeksi virus dan bakteri.
Jahe adalah obat anti-mual yang baik karena senyawa gingerolnya. Senyawa ini bisa meningkatkan mobilitas usus. Berarti, makanan lebih mudah dicerna, sehingga mengurangi produksi gas dan menghindari dari rasa kembung atau sakit perut.
Jahe pertama kali juga digunakan untuk keperluan makanan pada abad pertengahan sebagai cara untuk menutupi rasa daging yang diawetkan. Terutama, pada bulan-bulan musim dingin, mendekati hari libur.
Jahe juga bisa dimasak dalam berbagai bentuk, mulai dari bentuk utuh yang segar, bentuk keringnya, bentuk bubuk, atau bahkan dijadikan manisan atau diasamkan.
Selain jahe, pala juga merupakan rempah yang bermanfaat bagi tubuh. Pala dikenal sebagai obat anti-diabetes. Ini telah terbukti menurunkan kadar glukosa darah, dan meningkatkan insulin. Insulin membantu mengatur bagaimana gula disimpan dalam tubuh dengan memindahkan glukosa keluar dari aliran darah masuk ke sel.
Biji pala juga banyak menghasilkan senyawa alami yang berpotensi melawan bakteri patogen. Pala memiliki sifat insektisida yang dapat mengatur atau mengusir wabah dari orang lain.