Untuk mengurangi limbah makanan di China, ada satu perusahaan yang kreatif memanfaatkan sisa minyak dari kuah hotpot menjadi bahan bakar pesawat.
Hotpot merupakan sajian berkuah dan serba rebus yang berasal dari China dan sudah mendunia. Hotpot biasanya disajikan dengan berbagai minyak, rempah sampai cabai.
Di balik popularitas hotpot di China, ternyata timbul masalah limbah makanan yang serius. Dilansir dari CNA (24/11), ada lebih dari 150.000 ton minyak dari kuah hotpot yang dibuang restoran di Chengdu setiap tahunnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Permasalahan limbah makanan dari hotpot ini akhirnya membuat perusahaan lokal bernama Sichuan Jinshang Environmental Protection, menemukan cara untuk mengolah minyak dari kuah hotpot ini sebagai bahan bakar pesawat.
"Sejak perusahaan ini didirikan pada tahun 2017, terjadi peningkatan setiap tahunnya. Motto kami adalah mengolah minyak dari tempat pembuangan membumbung tinggi ke angkasa, " jelas Ye Bin, perwakilan manajer dari Sichuan Jinshang.
![]() |
Kini perusahaan Sichuan sudah memproduksi lebih dari 150.000 minyak dari industri restoran. Tak hanya dari restoran hotpot saja, tapi minyak-minyak sisa ini diambil dari berbagai restoran di kota Chengdu, termasuk semua gerai KFC di sana.
Setiap hari perusahaan Sichuan bisa mengumpulkan ratusan minyak sisa dari berbagai restoran. Prosesnya cukup sederhana, semua minyak sisa diambil ketika restoran sudah tutup sehingga pegawai resto bisa menuangkan minyak sisa penggorengan, sampai menuangkan kuah kaldu hotpot yang biasanya bercampur dengan minyak.
Kemudian limbah minyak dikirim untuk melalui proses penyulingan, memisahkan antara air dan minyak, sampai hasilnya minyak sisa kembali menjadi minyak jernih yang berwarna kuning. Bahan bakar ini kemudian diekspor ke Eropa, Amerika hingga Singapura.
Nantinya minyak ini akan diolah kembali sehingga bisa dijadikan bahan bakar untuk pesawat, yang sesuai dengan standar protokol di dunia pernerbangan yang berlaku.
![]() |
Meski kini bahan bakar dari minyak sisa makanan belum sepopuler itu, tapi perusahaan Sichuan Jinshang optimis dengan produksi minyak ini. Perusahaan ini juga berencana ingin memperluas produksi minyak, dengan menggunakan peralatan canggih dari Amerika yang bisa memproduksi 300.000 ton minyak jernih per tahun.
Selain di Chengdu, permasalahan seputar limbah makanan di China memang sudah menjadi masalah yang serius sejak beberapa tahun terakhir. China memiliki limbah makanan yang menggunung dari populasi penduduknya yang mencapai 1,4 miliar jiwa.
(sob/odi)