Berusaha ramah lingkungan, seorang pelanggan justru dibuat kecewa. Restoran ini menolak pelanggan yang membawa wadah sendiri demi menagih biaya kemasan.
Sadar akan sampah makanan yang terus menupuk, akhir-akhir ini banyak penggalakan untuk hidup minim sampah. Misalnya dengan membawa wadah sendiri saat membeli makanan atau bahkan memilih menggunakan botol tumbler daripada botol plastik sekali pakai.
Banyak orang yang perlahan mulai menerapkan kebiasaan ini demi membantu program pemerintah mengatasi sampah makanan. Banyak tempat makan yang juga menawarkan potongan harga khusus bagi pelanggan yang membawa wadahnya sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi ada sebuah tempat makan yang justru menolak pelanggannya ketika membawa wadah makanan sendiri. Alasan bahkan membuat pelanggannya kesal dan naik darah.
![]() |
Seorang netizen bernama Chris melaporkan kepada Stomp (15/11) atas perilaku tak menyenangkan yang diterimanya. Saat itu ia sedang mengunjungi restoran D'life yang berada di Chun Tin Road, Bukit Timah, Singapura.
Chris yang merayakan Diwali datang ke sana untuk membeli beberapa menu makanan vegetarian. Tak lupa, Chris juga menyerahkan wadah makan yang dibawanya sendiri dari rumah.
Alih-alih menerima wadah dari pelanggannya, restoran ini justru menolak mentah-mentah. Pihak restoran mengatakan kepada Chris bahwa mereka tidak bisa menyajikan makanan pada wadah selain kemasan mereka sendiri.
"Aku membawa wadah makananku sendiri untuk makanan yang aku pesan. Mereka menolak menggunakan wadahku dan menyebut saat musim liburan seperti ini di dapur sedang terlalu sibuk sehingga sulit mengemasnya dengan wadah yang ku bawa," ungkap Chris.
![]() |
Ia justru ditawarkan kemasan makanan yang diklaim eco-friendly atau ramah lingkungan seharga Rp 4.600. Dalam bukti pembayaran yang diterima, ia juga telah melihat catatan penambahan biaya tersebut tanpa persetujuannya.
Dalam bukti pembayaran yang dilampirkan Chris, ia memperlihatkan tagihan makanan seharga Rp 80.000, kemasan makanan Rp 4.600, dan pajak restoran Rp 5.900. Chris harus membayarkan penuh tagihan makanan sekitar Rp 90.500 yang seharusnya bisa dikurangi dengan tidak menggunakan kemasan makanan dari restoran.
"Menurutku ini salah satu perilaku yang melawan program pemerintah. Membawa wadah sendiri dan mengurangi sampah kok tidak boleh?" lanjut Chris.
Padahal tak hanya di Singapura tetapi hampir seluruh negara di dunia mulai menyarankan para pelanggan restoran atau kafe membawa wadahnya sendiri. Banyak kafe yang bahkan menawarkan potongan harga hingga 50% bagi pelanggan yang membawa botol minumnya sendiri.
(dfl/odi)