5 Fakta di Balik Spanduk Pecel Lele yang Tak Tergerus Zaman

5 Fakta di Balik Spanduk Pecel Lele yang Tak Tergerus Zaman

Sonia Basoni - detikFood
Senin, 13 Nov 2023 15:30 WIB
spanduk pecel lele
Foto: Hartono/detikFood
Jakarta -

Berbeda dengan tempat makan lainnya, warung pecel ayam dan pecel lele khas Lamongan punya spanduknya sendiri. Spanduk ini justru jadi ciri khas mereka.

Identitas suatu tempat makan bisa ditemukan dari makanan yang disajikan, rasa yang ditawarkan sampai sejarahnya yang menarik. Misalnya di Lamongan, selain berdagang soto, banyak warganya yang merantau ke kota-kota besar untuk berjualan pecel ayam dan pecel lele.

Bermodalkan tenda sederhana, warung makan pecel khas Lamongan ini tumbuh secara masif di kota-kota besar. Salah satunya kota Jakarta, di setiap sudut jalan pasti ada warung tenda khas Lamongan dengan spanduknya yang khas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari Good News From Indonesia (GNFI) (13/11), rupanya spanduk pecel lele khas Lamongan ini memiliki banyak arti di baliknya. Mulai dari segi budaya hingga strategi marketing.

Berikut fakta menarik seputar spanduk pecel lele khas Lamongan yang hits hingga sekarang.

ADVERTISEMENT

1. Spanduk yang Jadi Indetitas Kuliner Lamongan

spanduk pecel lelespanduk pecel lele Foto: Hartono/detikFood

Menurut GNFI, spanduk pecel lele khas Lamongan dilukis menggunakan tinta khusus. Ciri khasnya terletak pada penggunaan warna tinta yang beragam dan memilih warna cerah yang mencolok.

Dari kejauhan spanduk-spanduk ini akan tampak 'hidup' di malam hari. Karena kebanyakan para penjual pecel ayam dan pecel lele khas Lamongan ini baru mulai berjualan dari sore hari hingga dini hari.

Selain itu desain spanduk pecel lele tampak seragam dan sudah memiliki polanya. Ini karena jumlah pengrajin atau pelukis spanduk ini masih kurang. Jadi kebanyakan pedagang memesan spanduk dari pengrajin yang sama.

2. Strategi Marketing Lewat Spanduk Pecel Lele

Street Food 101; Nasi Uduk Aquarius 94, warung nasi uduk legendaris di Taman Sunter Indah Foto: detikFood/Yenny Mustika Sari

detikFood pernah mewawancarai salah satu pengrajin spanduk pecel lele yang bernama Hartono. Menurut Hartono sampai sekarang pengrajin spanduk pecel lele ini masih jarang, jadi desain dan pola spanduk tampak sama karena dipesan dari pengrajin yang sama.

Lebih lanjut, Hartono yang sudah merintis usaha spanduk sejak tahun 1992 ini mengatakan bahwa kesamaan rupa yang digunakan pada spanduk juga untuk menyelaraskan satu sama lain. bisa menjadi ciri khas dari pecel lele itu sendiri.

Warna cat yang cerah dengan corak cendrung ngejreng seperti warna hijau muda, merah hingga kuning justru jadi kunci marketing di warung Lamongan.

"Ya supaya bisa jadi daya tarik pembeli yang lewat apalagi saat malam hari. Kalau kita pakai warna-warna mati nanti gak kelihatan terang pas malam," ungkap Hartono.

3. Pola Spanduk yang Khas

5 Fakta di Balik Spanduk Pecel Lele yang Tak Tergerus Zaman5 Fakta di Balik Spanduk Pecel Lele yang Tak Tergerus Zaman Foto: Site/Shop

Jika melewati warung tenda khas Lamongan, yang paling mencolok tentu penampilan spanduk besar dengan berbagai gambar hewan di sana.

Ternyata pola ini dibuat agar pengunjung yang melintas bisa mengetahui menu apa yang dijual di warung itu. Sehingga hampir semua spanduk pecel lele memiliki gambar lele, ayam, bebek, ikan hingga burung puyuh untuk memudahkan pengunjung memahami menu yang ada.

"Usut demi usut, para penjual pecel lele ini ingin mengenalkan spanduk ikonik ini sebagai ciri khas kuliner Lamongan," tulis GNFI.

4. Dilukis Langsung Oleh Tangan

5 Fakta di Balik Spanduk Pecel Lele yang Tak Tergerus Zaman5 Fakta di Balik Spanduk Pecel Lele yang Tak Tergerus Zaman Foto: Site/Shop

Hartono menekuni bisnis pembuatan spanduk ini melalui jalur otodidak. Awalnya ia juga berjualan pecel lele dan mulai belajar melukis spanduk untuk kebutuhan warungnya. Tapi dari sana mulai banyak penjual lain yang memesan spanduk darinya.

Pesanan yang datang tak hanya dari sekitar Jabodetabek saja tapi berbagai daerah lainnya. Dulunya hampir semua bagian spanduk itu dilukis dengan tangan, dari huruf sampai gambar menu.

Tapi kini Hartono hanya melukis bagian hewannya saja, sementara bagian hurufnya terpaksa harus dia sablon karena kekurangan tenaga. Sementara pesanan terus masuk.

5. Masuk Budaya Populer

Budaya pop atau kultur populer jadi sebutan untuk menggambarkan kebudayaan yang ada di zaman sekarang. Siapa yang menyangka bahwa spanduk pecel lele ini tak hanya menjadi ikon untuk kuliner asal Lamongan saja, tapi juga masuk ke dalam budaya populer masa kini.

Banyak brand lokal yang membuat desain baju, tas, gantungan kunci hingga poster mengikuti pola spanduk pecel lele Lamongan. Bahkan kaos dan kemeja dengan desain mirip seperti spanduk pecel lele diminati dan bertebaran di toko online.

Bahkan kini desain spanduk pecel lele Lamongan sudah masuk ke industri makanan modern. Dilihat dari banyaknya resto kekinian yang mendesain logo mereka mirip seperti spanduk pecel lele Lamongan.

Halaman 2 dari 2
(sob/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads