Nasi Gandul Khas Pati: Sejarah dan Rekomendasi Tempat Makannya

Nasi Gandul Khas Pati: Sejarah dan Rekomendasi Tempat Makannya

Bayu Ardi Isnanto - detikFood
Minggu, 05 Nov 2023 10:00 WIB
Nasi Gandul khas Pati
Foto: dok. Pemprov Jateng
Jakarta -

Berkunjung ke Kabupaten Pati, Jawa Tengah, tak lengkap rasanya jika belum menikmati nasi gandul. Nasi gandul menjadi makanan tradisional yang sudah turun temurun dan berkembang luas di Pati.

Di bawah ini akan kita ulas mengenai nasi gandul khas Pati, mulai dari sejarah atau asal usul nasi gandul, penyajian nasi gandul, hingga warung yang menyediakan menu ini.

Sejarah Nasi Gandul

Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), sejarah atau awal mula nasi gandul adalah sebagai berikut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dipopulerkan Pak Meled

Sejarah nasi gandul ini pada mulanya ditemukan dan dipopulerkan oleh warga Desa Gajahmati, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati, yang bernama Pak Meled. Nasi gandul diyakini sudah ada sejak tahun 1955.

Pak Meled meninggal dunia pada tahun 2002. Usahanya lalu dilanjutkan oleh menantunya, yaitu Sutopo. Warga Gajahmati lainnya pun ikut berjualan nasi gandul sehingga banyak penjual nasi gandul di desa tersebut.

ADVERTISEMENT

Asal-usul Nama Nasi Gandul

Lalu dari mana sebutan nasi gandul? Gandul adalah kata dari bahasa Jawa yang berarti menggantung. Ada dua versi cerita mengenai hal ini.

Pertama, berkaitan dengan cara menjajakan makanan yang dahulu masih menggunakan pikulan dengan dua kuali. Satu kuali berisi kuah, satunya berisi nasi dan peralatan lain.

Saat dipikul sambil berjalan, kuali tersebut tampak menggantung dan bergerak naik turun. Masyarakat lalu menamainya dengan sebutan nasi gandul. Meski kini para penjualnya sudah menetap atau tidak berkeliling, beberapa dari mereka masih menempatkan pikulan di dalam warung.

Versi kedua adalah menurut salah satu pedagang bernama Sardi. Disebut nasi gandul karena daging sapinya saat itu digantung. Daging kemudian dipotong dan diiris untuk dicampur kuah.

Penyajian Nasi Gandul

Dikutip dari laman Pemkab Pati, nasi gandul disajikan di piring yang diberi alas daun pisang. Makannya menggunakan suru atau daun pisang yang digunakan sebagai sendok. Namun kebanyakan kini pembeli memilih menggunakan sendok yang lebih mudah.

Dalam satu porsi nasi gandul, terdapat nasi putih dengan kuah gandul gurih dan sedikit potongan daging sapi. Pembeli bisa meminta tambahan lauk, seperti tempe goreng, perkedel, telur bacem, tempe bacem, tahu bacem, daging sapi, dan jeroan sapi.

Lauk ini dipotong kecil-kecil sesuai dengan permintaan konsumen. Yang cukup unik adalah lauk tempenya. Saat digigit, tempe ini bertekstur lebih keras daripada umumnya. Tetapi tempe ini terasa pecah dan mudah untuk dicerna saat dikunyah.

Pilihan Warung Nasi Gandul

Berikut ini 3 pilihan warung nasi gandul di Pati yang dilansir dari laman Pemprov Jawa Tengah.

1. Nasi Gandul Pak Meled

Yang pertama tentunya warung Nasi Gandul Pak Meled sebagai pelopor nasi gandul yang pertama. Setelah Pak Meled meninggal, warungnya masih dikelola oleh keluarganya.

Di warung ini, cara memasaknya masih menggunakan kuali tanah liat sehingga terasa lebih sedap. Harga satu porsi nasi gandul di sini sekitar Rp 25 ribu.

Lokasi warung ini ada di Jalan Panunggulan, Krajan, Desa Gajahmati, Kecamatan Pati. Warung buka pukul 11.00-21.00 WIB.

2. Nasi Gandul H A Warsimin

Jika mencari nasi gandul untuk sarapan, silakan coba datang ke warung Nasi Gandul H A Warsimin. Warung ini buka pagi-pagi. Lokasinya ada di Jl Roro Mendut, Semampir, Pati. Lauk di sini lengkap, mulai dari kikil, daging, paru, empal, hingga otak sapi. Harganya sekitar Rp 20 ribu.

3. Nasi Gandul Romantis HS Sardi

Tak jauh dari Nasi Gandul Pak Meled ada juga Nasi Gandul Romantis HS Sardi yang juga menjadi favorit masyarakat. Harga satu porsi nasi gandul di sini sekitar Rp 25 ribu.

Lokasinya ada di Jalan Panunggulan, Desa Gajahmati, Kecamatan Pati. Warung buka setiap hari mulai pukul 10.00 hingga 21.00 WIB.

Nah, itulah tadi informasi mengenai nasi gandul khas Pati, Jateng, mulai dari sejarah, penyajian nasi gandul, dan warung-warung yang bisa jadi pilihan. Jangan lupa mampir, ya!




(bai/inf)

Hide Ads