Sebuah peninggalan kuno ditemukan oleh para ilmuwan di Mesir. Ratusan guci penyimpanan anggur ini berusia lebih dari 5.000 tahun yang tertimbun di dalam tanah.
Ilmuwan arkeologi tak hanya dapat menemukan beragam fosil dalam penelitiannya. Segala sesuatu yang tertimbun di dalam tanah seolah menjadi hadiah kejutan yang tak dapat diduga bentuknya.
Beberapa temuan seperti sisa makanan, wadah makan, atau bahkan dapur kuno pernah dilaporkan oleh peneliti. Penemuan-penemuan tersebut seolah menunjukkan kehidupan di masa lampau yang tak kalah makmur dengan kondisi dunia hari ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baru-baru ini tim arkeologi yang melakukan penelitian di Mesir melaporkan penemuan yang unik. Ratusan guci anggur ditemukan tertimbun di dalam tanah dan ditaksir digunakan pada puluhan abad silam.
Baca juga: Gurih Sedap! 5 Nasi Telur Viral di Jakarta yang Murah Meriah
![]() |
Gabungan penelitian yang dilakukan oleh ahli dari Mesir, Jerman, dan Austria baru saja mengangkat ratusan guci seperti yang dilaporkan oleh The Drink Business (4/10). Guci yang ditemukan kemudian langsung dibawa ke laboratorium untuk dilakukan penelitian jejak sejarah pada benda tersebut.
Setelah diamati, para peneliti meyakinkan bahwa wadah tanah liat yang bertumpuk itu berasal dari dinasti pertama suku Mesir Kuno. Berlokasi di Um al Qaab, Abydos, Sohag Governorate, Mesir, wadah-wadah tanah liat ini ditemukan oleh Mostafa Waziri.
Pengamatan lebih lanjut juga dilakukan oleh ahli yang membuktikan bahwa wadah itu digunakan untuk menyimpan minuman yang harus difermentasi dengan baik. Para peneliti kemudian menarik kesimpulan bahwa wine atau anggur menjadi produk fermentasi yang disimpan dalam guci ini.
Hipotesis tersebut diperkuat dengan beberapa guci yang ternyata masih tertutup dengan rapat. Setelah dibuka para peneliti menemukan wine kuno dengan aroma yang sudah tak dapat dikenali lagi.
Baca juga: Jijik! Alami Momen Apes, 10 Makanan Netizen Diganggu Serangga
![]() |
Dietrich Raue, selaku direktur dari German Archaeological Institute menarik benang merah dari kehadiran makan Meret-Neith. Sosok ini merupakan tokoh terkemuka asal Mesir yang berdasarkan catatan dikebumikan di kawasan Abydos.
Melalui ukiran, pahatan, dan berbagai pertimbangan lain, Raue mencurigai bahwa Meret-Neith merupakan ratu pada dinasti pertama di Mesir. Selama ini para peneliti memang dibuat penasaran dengan identitas sosoknya yang masih menjadi misteri.
Raue meyakini dengan alasan bahwa jika Meret-Neith adalah orang biasa tidak mungkin ia memiliki penyimpanan wine sebanyak itu yang berlokasi dekat dengan makamnya. Ia menyatakan akan terus meneliti tentang hubungan Meret-Neith dengan guci wine yang ditemukan.
Jika spekulasinya benar dan Meret-Neith adalah ratu pertama di Mesir Kuno, konon fakta ini akan menggembirakan bagi ahli. Saat ini ratusan guci kuno tersebut masih ditelusuri dan diteliti setiap detailnya.
(dfl/odi)