Belakangan netizen Twitter dihebohkan dengan drama rebutan kulit ayam goreng antara chef Arnold, Renatta, dan Juna. Ternyata ada alasan ilmiah mengapa orang menyukai rasa fried chicken, beserta kulitnya yang gurih nagih.
Fried chicken atau ayam goreng tepung merupakan olahan ayam populer dari Amerika Serikat. Fried chicken jadi menu utama mayoritas jaringan restoran cepat saji populer di Indonesia.
Rasanya yang gurih dengan kulit ayam goreng yang renyah membuat fried chicken jadi idola. Dimakan langsung, dengan kentang, ataupun nasi terasa nikmat.
Banyak penggemar fried chicken di Indonesia, termasuk 3 chef selebriti terkenal yang jadi juri kompetisi masak MasterChef Indonesia. Adalah chef Arnold, chef Renatta, dan chef Juna yang belakangan menghebohkan Twitter karena kisahnya berebut kulit fried chicken.
Chef Arnold tak terima dengan pencurian kulit fried chicken ini hingga ia mencuitkan pengalamannya di media sosial. Alhasil netizen jadi semangat menyimak drama rebutan kulit fried chicken di antara 3 chef tersebut.
Lantas apa yang membuat cita rasa fried chicken begitu nagih? Mengutip Insider, berikut alasan ilmiahnya:
1. Kalorinya tinggi
Steve Witherly, penulis buku Why Humans Like Junk Food mengatakan daging ayam adalah 'kendaraan' seseorang untuk menikmati lezatnya kulit fried chicken. Ia mengatakan skala kepadatan kalori fried chicken, dalam hal ini KFC, dan kulitnya menunjukkan betapa nikmatnya olahan ayam ini.
Skala kepadatan kalori sejatinya 0 untuk air hingga 9 untuk lemak murni. Pada dada ayam tanpa kulit, nilainya 1.35. Sementara untuk fried chicken original KFC bagian dada nilainya 2.3, varian crispy 2.9, dan kulit fried chicken sendiri bernilai 5! Tak heran kalau bagian kulit fried chicken begitu nagih.
2. Banyak pakai garam
Manusia secara ilmiah menyukai rasa asin, sebagai jawaban dari tubuh yang membutuhkan sodium untuk berfungsi dengan baik. Ketika membicarakan fried chicken, garam atau sodium yang terkandung terbilang banyak. Bahkan konsumsi 1 potong dada ayam KFC original memenuhi 48% kebutuhan sodium harian.
Secara keseluruhan, garam menyumbang sekitar 1,85% dari berat makanan. Jumlah itu mendekati tingkat garam ideal untuk kenikmatan makanan kering, menurut Witherly.
3. Penambahan MSG memberi kenikmatan lebih
Dalam pembuatan fried chicken, produsen kerap menambahkan monosodium glutamat alias MSG yang membuat rasanya lebih nikmat lagi. MSG menghadirkan rasa umami yang disukai banyak orang.
Walau MSG kerap dicap buruk karena dinilai berbahaya untuk kesehatan, kebanyakan peneliti berpendapat bahwa konsumsinya terbilang aman. Pasalnya tidak ada studi yang hasilnya menunjukkan konsumsi MSG picu sakit kepala atau efek negatif lainnya.
4. Kulit fried chicken yang renyah
Saat menikmati fried chicken ada sensasi menyenangkan yang dirasakan seseorang ketika menggigit kulitnya yang renyah. Secara ilmiah hal ini bisa dijelaskan.
Peneliti makanan mengamati kalau orang-orang memang suka menggigit tekstur yang berbeda dari makanan, pun untuk kombinasi rasa yang berlawanan. Menggigit fried chicken menghasilkan kenikmatan tekstur dan rasa yang dicari banyak orang.
Selengkapnya ada di halaman selanjutnya.
Simak Video "Nyobain Ayam Kordoba, Fried Chicken Lokal ala Arab yang Ada di Kemang"
(adr/odi)