Mie instan yang lezat rasanya ini kerap membuat orang kecanduan. Jika terlalu sering dikonsumsi ada efeknya pada tubuh, seperti yang diungkap peneliti.
Mie instan banyak disukai karena cara memasaknya yang mudah dan rasanya lezat. Hampir di setiap negara memiliki merek mie instan populer yang digemari banyak orang.
Meskipun rasanya lezat, menyantap mie instan terlalu sering justru dapat menimbulkan efek yang buruk bagi kesehatan. Sebuah penelitian tentang mie instan juga menunjukkan kalau makan mie instan terlalu sering berpeluang terkena penyakit kronis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari Next Shark (14/9), sebuah penelitian di Korea tentang mie instan diterbitkan pada Journal of Nutrition. Penelitian ini menemukan bahwa produk mie instan dikaitkan dengan sindrom kardiometabolik.
![]() |
Sindrom ini merupakan sebuah faktor yang dapat meningkatkan peluang seseorang terkena serangan jantung, stroke, dan diabetes. Terutama bagi para wanita.
Peneliti utama Hyun Joon Shin menjelaskan, "Penelitian ini penting, karena banyak orang mengonsumsi mie instan tanpa mengetahui kemungkinan risiko terserang penyakit."
![]() |
Penelitian itu dilakukan pada 10.711 peserta dewasa yang telah berusia 19-64 tahun. Para peserta penelitian ini juga ditemukan menyantap ramen setidaknya 2 kali seminggu.
Peserta penelitian ini dikaitkan dengan sejumlah kelainan pada sistem kardiovaskular, ginjal, dan metabolisme tubuh. Penyebab spesifik dari masalah ini belum jelas, namun kemungkinan besar ada hubungannya dengan kemasan mie instan.
Sebagian mie instan diketahui dikemas menggunakan cup berupa styrofoam yang mengandung bisphenol A, atau BPA. BPA dikenal sebagai pengganggu hormon, yang kemungkinan besar menjadi alasan mengapa wanita lebih terpengaruh dalam penelitian ini.
Tak hanya karena pengemasannya, tapi juga bahan lain berupa MSG yang tidak sehat. Meski menambahkan rasa, tapi MSG berlebihan kerap dikaitkan dengan penambahan berat badan (obesitas).
(yms/odi)