Gegara freezer rusak mendadak. Penjual crepes harus merugi karena semua makanannya basi, dan merugi hingga puluhan juta rupiah.
Crepes atau crepe merpakan pancake tipis khas Prancis dan Jerman yang dijadikan dessert di sana. Crepes biasanya disajikan dengan potongan buah segar, krim, selai hingga isian asing seperti daging dan ikan.
Meski berasal dari Eropa, tapi popularitas crepes di negara Asia seperti Malaysia cukup tinggi. Bahkan banyak penjual crepes lokal yang viral, dan dagangannya laris manis, dengan produk crepes homemade mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti penjual crepes asal Penang, Malaysia bernama Kieda. Lewat akun TikTok @kiedacrepe, dirinya rajin mengunggah dagangan dessert dan crepes aneka isi homemade buatannya. Bahkan usahanya ini terbilang laris manis, dan mampu menjual ratusan porsi crepes dalam sehari.
Ada juga pembeli yang rela mengantre selama tujuh jam hanya untuk mencicipi crepes buatannya.
![]() |
Sehingga ia sering menyimpan stok crepes jualannya menggunakan chiller atau freezer, agar dagangannya tak mudah basi. Namun sayang, salah satu freezernya ternyata rusak, sampai semua crepes yang ada di dalamnya basi karena sudah berair.
Video Kieda yang menangis saat membuat ratusan crepes yang basi itu pun viral di TikToknya (18/07). Di video itu, Kieda menjelaskan bahwa dia menemukan freezer di dapurnya mengalami kerusakan.
Ada ratusan crepes yang siap dijual jadi basi dan tidak bisa dimakan. Akhirnya ia tak memiliki pilihan lain, selain membuangnya satu per satu. Total kerugian yang dia alami karena masalah ini hampir mencapai angka RM 10.000 (Rp 33 juta).
"Sakit hati saya melihat makanan yang dibuang sebanyak ini. Apalagi semua makanan ini dibuat dari awal," curhat Kieda sambil menangis di dalam video tersebut.
![]() |
Selain mengalami kerugian uang, dirinya cukup sedih karena hasil kerja keras seluruh pegawainya terbuang sia-sia. Kieda mencoba untuk tetap positif dan melanjutkan usahanya lagi.
Salah satunya dengan memproduksi dan membuat ratusan crepes dari awal bersama pegawainya. Sehingga pesanan yang sudah masuk tidak terhambat.
Selain jualan online, Kieda memang memiliki toko offline yang selalu diserbu pembeli. Karenanya ia tak mau mengecewakan pembeli yang sudah mengantre.
"Hidup memang keras, tapi toko kita di Seberang Perai Penang tetap buka untuk umum seperti biasa," pungkas Kieda.
(sob/odi)