Sebuah restoran Meksiko tengah menarik perhatian banyak orang. Berharap restorannya terlihat mewah, mereka pun menerapkan peraturan ketat soal pakaian seperti ini!
Sejumlah restoran menerapkan peraturan pakaian kepada pengunjung yang hendak makan di sana. Peraturan itu umumnya melarang pengunjung menggunakan pakaian kurang sopan, seperti celana pendek, kaos, hingga sandal jepit.
Namun, restoran Meksiko itu memiliki peraturan pakaian lebih ketat dari restoran pada umumnya. Peraturan itu bahkan sampai menarik perhatian banyak orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Restoran Meksiko itu terletak di New Jersey, Amerika Serikat. Terlepas dari kenyataan lokasinya berada di jalur truk dan sebelah toko swalayan, restoran ini tetap berharap pengunjung yang datang berpenampilan elegan.
Manajer restoran Catina 46, Joaquin Molina mengungkap, mereka tidak ingin seperti restoran biasa. Mereka ingin menjadi seperti restoran berkelas. Oleh karena itu, restoran Meksiko ini memiliki regulasi pakaian ketat yang harus ditaati setiap pengunjung.
![]() |
Melalui situs resmi, restoran Cantina 46 mengunggah foto berupa peraturan pakaian yang mereka terapkan. Dimulai dari larangan penggunaan kaos putih polos. Restoran juga melarang penggunaan baju olahraga dan baju renang.
Pria yang ingin makan di restoran Meksiko ini juga dilarang menggunakan baju longgar. Restoran menganggap, pakaian ini tidak cocok disandingkan dengan gigitan Tomahawk seharga $138 atau sekitar Rp 2,09 juta.
![]() |
Seorang penduduk asli dari Republik Dominika Molina pun setuju dengan larangan pakaian longgar. Ia merasa pakaian longgar tidak sopan karena seseorang akan memakai celananya turun sampai ke bagian bawah, sehingga pakaian dalamnya terlihat. Hal itu dianggap tidak baik karena beberapa pengunjung lain mungkin datang untuk makan bersama keluarga dan anak-anaknya.
Restoran Cantina 46 juga melarang penggunaan aksesoris kepala yang tidak layak, sepatu boots untuk kerja, hingga sendal jepit. Jika ada salah satu pengunjung yang datang dengan pakaian seperti itu, mereka secara tegas melarang pengunjung masuk.
![]() |
Restoran sempat membagikan pengalaman mereka ketika menemukan pengunjung yang tidak taat dengan peraturan pakaian mereka.
Berdasarkan cerita dari perwakilan restoran, belum lama ini, seorang pria dan wanita datang ke restoran Meksiko itu dengan menggunakan pakaian yang tidak sesuai peraturan. Pengunjung pria mengenakan topi terbalik, sedangkan wanitanya mengenakan sandal jepit, lapor nypost.com (08/07).
Alhasil pihak restoran terpaksa melarang kedua pengunjung ini masuk karena mereka memiliki aturan berpakaian yang harus ditaati setiap pengunjung.
"Saya berkata, 'Kami punya peraturan berpakaian. Saya minta maaf,'" ucap perwakilan restoran, Richely Patricio.
Beruntung, pengunjung tidak kesal atau kecewa karena dilarang masuk.
Pengunjung itu hanya mengungkap, "OK, sampai berjumpa lain kali."
Namun, restoran ini menjadi ramai diperbincangkan setelah mereka mengunggah peraturan tersebut ke laman Instagram. Setelah mengunggah peraturan pakaian ketat, banyak netizen merasa peraturan tersebut terlalu berlebihan.
Seorang netizen pun berkomentar, "Lihat ini, 'Tidak boleh pakai sendal jepit?! Ada apa dengan Anda?"
Sebagian netizen menganggap peraturan ini berlebihan karena lokasi restoran yang sebenarnya berada di pinggir kota. Netizen tidak menyangka restoran yang letaknya di pinggiran itu harus sampai menerapkan aturan pakaian seketat ini.
"Apakah anda berlokasi di kota New York atau di jalan raya truk 46 di Ridgefield Park?" ujar seorang netizen.
"Bukan langkah bisnis yang cerdas untuk mematikan klien potensial, bahkan sebelum Anda memiliki basis pelanggan," ujar netizen lain.
Meskipun begitu, sebagian netizen lain menganggap peraturan pakaian ini sebagai langkah yang baik.
Seperti netizen ini yang berkomentar, "Saya pikir ini adalah hal yang baik karena banyak tempat yang tidak memiliki aturan pakaian."
Adapun netizen yang menyindir dengan ungkapan seperti ini, "Ada banyak tempat lain yang bisa dikunjungi jika kamu mau bersantai dengan menggunakan sendal jepit."
(aqr/adr)