Kontroversi Ayam Tanpa Bulu, Tak Alami hingga Menjijikkan

Kontroversi Ayam Tanpa Bulu, Tak Alami hingga Menjijikkan

Andi Annisa Dwi R - detikFood
Senin, 10 Jul 2023 18:00 WIB
Kontroversi Ayam Tanpa Bulu, Tak Alami hingga Menjijikkan
Foto: Oddity Central
Jakarta -

Tampilan ayam tanpa bulu ini mungkin membuat banyak orang takut, jijik, hingga ngeri. Ayam ini diciptakan seorang profesor dengan tujuan khusus. Untuk apa ya?

Ilmu pengetahuan yang terus berkembang berhasil mendobrak hal-hal yang sudah lumrah. Contohnya ayam yang dikenal dengan bulu-bulu yang menutupi kulitnya.

Namun siapa sangka, sejak tahun 2000-an, muncul jenis ayam tanpa bulu yang menghebohkan. Tampilan ayam ini memicu kontroversi karena dianggap menyalahi hukum alam, membuat ayam lebih menderita, hingga menampilkan bentuk ayam yang mengerikan untuk dikonsumsi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dikutip dari Oddity Central (7/7), ayam ini dikenal dengan sebutan featherless chicken atau naked chickens. Awalnya ayam ini dikembangkan untuk memudahkan peternak menghadapi masalah paling umum, overheating atau kondisi terlalu panas.

Kontroversi Ayam Tanpa Bulu, Tak Alami hingga MenjijikkanAyam tanpa bulu juga dikenal dengan sebutan featherless chicken atau naked chickens. Foto: Oddity Central

Seperti diketahui, ayam broiler komersial secara genetik makan lebih banyak dan naik berat badan dengan sangat cepat. Hal ini menyebabkan metabolisme tubuh mereka beroperasi pada suhu yang lebih tinggi daripada ras ayam lainnya.

ADVERTISEMENT

Alih-alih menyediakan ruang pendingin untuk mereka, ayam tanpa bulu dianggap bisa jadi solusi untuk peternak mengatasi masalah ini. Ketiadaan bulu membuat ayam-ayam itu tak kegerahan.

Ayam tanpa bulu ini diciptakan oleh ahli genetik dan pembiakan unggas asal Israel, Avigdor Cahaner. Banyak orang berspekulasi kalau dia menggunakan beberapa modifikasi genetik yang tidak alami dan tidak etis.

Namun Cahaner berulang kali mengklarifikasi bahwa dia hanya melakukannya dengan menyilangkan secara selektif ras ayam bare neck (leher gundul) dengan ayam broiler biasa. "Ini bukan ayam yang dimodifikasi secara genetik, tetapi ayam alami yang karakteristiknya sudah ada lebih dari 50 tahun," kata profesor di Universitas Ibrani Yerusalem itu.

Selain kelebihan yang ditawarkan, ternyata ayam tanpa bulu ini juga memiliki sejumlah kekurangan yang disebabkan oleh ketiadaan bulu. Ayam ini lebih rentan terkena parasit, serangan nyamuk, penyakit kulit, hingga penyakit akibat terkena panas matahari dan variasi suhu.

Selain itu, ayam jantan sulit kawin karena mereka tidak bisa menjaga keseimbangan saat mengepakkan sayapnya yang tidak berbulu.

Kontroversi Ayam Tanpa Bulu, Tak Alami hingga MenjijikkanKontroversi ayam tanpa bulu disebut tidak alami hingga menjijikkan. Foto: Oddity Central

Setelah 2 dekade munculnya ayam tanpa bulu, jenis ayam ini rupanya tidak pernah benar-benar disukai karena orang tidak terbiasa dengan penampilan ayam yang tidak alami. Beberapa orang mengatakan ayam itu menjijikkan dan contoh sains yang gila.

Sementara orang lain menilai, ayam biasa saja sudah cukup menderita. Karenanya tidak perlu menambah penderitaan unggas itu dengan membuat mereka lebih rentan karena ketiadaan bulu.

Masa depan ayam ini di pasaran pun tampaknya tetap tidak bisa menyaingi ayam broiler biasa. Sebab studi oleh Majalah Agriallis telah menyimpulkan bahwa tingkat penerimaan ayam tanpa bulu oleh konsumen tidak akan berhasil. Karena mereka takut akan penggunaan hormon, hewan yang tidak biasa, dan takut akan dampak kesehatan.




(adr/odi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads