3. Tak Mengenali Karakteristik Daging Babi
Sementara itu, Dewi pun mengaku bahwa selama ia jadi langganan di warung soto itu, ia tak sadar karena tidak mengetahui karakteristik daging babi. Jadi, ia merasa tak ada yang berbeda.
Apalagi daging babi tersebut dioplos dengan daging sapi, sehingga Dewi tak mengenali adanya perbedaan. "Pada dasarnya gak pernah tahu gimana tekstur daging babi, rasanya dan lainnya," ujarnya.
"Makanya aku juga gak ngeh kalau itu daging babi. Apalagi dari kecil sudah makan di situ dan yaudah percaya-percaya aja," lanjutnya lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Soto Mengandung Babi, Marjuki: Daging itu dari Pemasok Langganan
4. Warungnya Tutup
![]() |
Marjuki pun menjelaskan bahwa ia sudah menjadi langganan dari pemasok daging yang mengandung babi itu selama 8 tahun. Sementara dirinya sudah berjualan soto sejak tahun 2000.
Dari yang semula warungnya ramai, sejak kasus tersebut warungnya menjadi sepi pelanggan. Bahkan sebelumnya ia bisa menghabiskan daging sebanyak 25 kilogram per hari.
Tak lama dari kejadian tersebut, warung soto milik Marjuki tersebut pun tutup permanen. Pada saat itu, Marjuki juga langsung melakukan konsultasi dengan pemerintah setempat.
Baca Juga: Ditegur soal Kandungan Babi, Warung Soto Marjuki yang Laris itu Kini Sepi
Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
[Gambas:Video 20detik]
(raf/odi)