Pecak ikan menjadi menu yang umum ditemukan di rumah makan Betawi. Biasanya sajian ini menggunakan jenis ikan sungai atau air tawar. Berikut fakta menariknya!
Salah satu makanan khas Betawi yang unik dan banyak disajikan rumah makan dan warung Betawi adalah pecak ikan. Sajiannya berupa ikan goreng yang disajikan dengan kuah berbumbu rempah yang pedas segar.
Pecak ikan ini jadi menu andalan rumah makan Betawi. Biasanya rumah makan ini berada di pinggiran Jakarta yang berada di Tangerang, Depok, Bekasi, dan lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pecak ikan memiliki beberapa fakta menarik, mulai dari asal usul hingga cara penyajiannya. Hal ini diungkapkan oleh Wira Hardiansyah, seorang chef sekaligus sejarawan kuliner kepada detikFood.
Berikut beberapa fakta terkait pecak ikan Betawi:
1. Asal-usul
![]() |
Nama pecak ikan ini mirip dengan beberapa hidangan khas Indonesia lainnya. Sebut saja pecel atau pecek yang dulu banyak digunakan dalam penyebutan penyetan di Jawa Timur.
Pecak ikan merupakan kuliner khas Betawi yang terbuat dari ikan sungai atau air tawar. Menurut Wira Hardiansyah, pecak ikan pertama kali berasal dari kampung Pecah Kulit yang berada di Jalan Pangeran Jayakarta, Jakarta Barat.
"Pecak ikan itu, ada satu desa yang kelam banget di Jakarta, nama desanya itu Pecah Kulit. Nah, pecak ikan itu kepanjangan dari pecah kulit," ujar Wira Hardiansyah kepada detikFood (29/11).
Wira juga mengungkapkan ada versi lain dari asal-usul nama pecak ikan, yaitu dari proses memasaknya. "Ketika kamu menggoreng ikan sungai itu, si kulit ikannya itu akan pecah. Tekstur si ikannya itu pecah kulit (mengelupas) istilahnya gitu," ungkapnya.
2. Pakai Ikan Sungai
Pecak ikan diketahui terbuat dari ikan sungai atau ikan air tawar. Wira menerangkan bisa menggunakan beragam jenis ikan, seperti gabus, mas, gurame, mujair, hingga nila.
"Kalau kuliner Betawi-Sunda itu biasanya menggunakan jenis ikan sungai, karena zaman dulu itu adanya hanya itu. Mereka makan apa yang ada saja," kata Wira Hardiansyah.
"Jenisnya bisa yang mana saja, gurame, nila, ataupun ikan mas," sambungnya.
Ikan sungai atau air tawar ini dimarinasi terlebih dahulu dengan bumbu bawang putih, jahe, dan jeruk limau, agar aroma amisnya hilang. Setelah dimarinasi, ikan digoreng dalam minyak panas sampai teksturnya kering di mana kulit ikan terlihat pecah.
"Ikan digoreng sampai kering, baru setelah itu disiram pakai sambalnya," ucap Wira Hardiansyah.
Kebanyakan warung makan Betawi yang tersebar di Tangerang menggunakan jenis ikan nila dan gurame. Namun, Warung Mpok Kuni di kawasan Tangerang juga menyediakan menu pecak gabus.
3. Cara Menyajikan Pecak Ikan
![]() |
Ikan sungai atau air tawar yang telah digoreng kering, kemudian di sajikan di atas piring dan disiram dengan sambal pecak. Sambalnya diulek kasar, kemudian diberikan air panas hingga berkuah.
"Sambalnya itu dari bawang merah, bawang putih, cabe, terus ada yang nambahin jahe lah, jeruk limo. Simpel lah pokoknya makanan ini," lanjutnya.
Beberapa warung makan pecak ikan yang pernah detikFood kunjungi juga menggunakan tambahan temu kunci. Rimpang aromatik yang membuat masakan lebih harum nikmat.
DetikFood sempat melihat penyajian pecak ikan di Warung Pecak dan Sop H. Agus di Serpong, Tangerang (30/11). Pemilik warung telah membuat sambal pecak yang kering lebih dulu dalam jumlah banyak, kemudian tinggal dituangkan air panas agar berkuah. Lalu, disiramkan ke seluruh permukaan ikan goreng pesanan pelanggan.
Jeruk limau juga penting dalam menyajikan pecak ikan. Aroma jeruk yang harum kecut membuat sajian ini tambah menyegarkan. Apalagi rasanya juga lebih asam segar.
Tekstur ikan goreng yang masih agak renyah, nikmat sekali ditambahkan kuah sambal pecak itu. Enak dimakan bersama nasi putih hangat dan tambahan sambal dadak yang pedasnya nendang.
Simak Video "Kampung Pengrajin Budaya Condet Tawarkan Kuliner Khas Betawi Sejak 1953"
[Gambas:Video 20detik]
(yms/odi)