Seorang ibu terkejut setelah mengetahui makanan anaknya setiap hari. Ibu ini sudah membayar katering sampai Rp 32 juta, tetapi anaknya lebih pilih makan sandwich keju setiap hari.
Tidak semua orang tua mampu dan memiliki waktu cukup untuk menyiapkan bekal anak. Oleh karena itu, beberapa orang tua memilih berlangganan katering atau membekali uang agar anaknya bisa membeli makan sendiri.
Namun agar nutrisi anak terjaga, para orang tua lebih memilih untuk ikut katering. Beberapa sekolah pun menyiapkan program makan siang seperti katering, yang menyediakan makanan bernutrisi bagi anak. Biasanya program tersebut berlangsung sepanjang tahun sehingga orang tua bisa langsung membayar di awal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, tidak semua makanan katering disukai anak-anak. Beberapa anak memang punya sifat pemilih (picky eater), sehingga mereka lebih suka mengonsumsi makanan yang disukai dan menolak makanan yang tidak mereka suka.
Sifat anak ini cukup menjadi tantangan bagi para orang tua. Seperti yang dialami oleh ibu ini.
Unggahan video TikTok @prettybullyy menunjukkan seorang ibu tunggal yang menceritakan kondisinya ketika ikut program makan siang di sekolah sang anak. Ibu bernama Tenille Bain itu diketahui telah membayar biaya katering, dengan harapan sang anak bisa mendapat makanan bernutrisi setiap hari.
Namun belum lama ini, wanita itu baru menyadari makanan sehari-hari yang dikonsumsi anaknya. Dengan biaya kurang lebih Rp 32 juta per tahun, anak-anaknya ternyata lebih memilih makan sandwich keju panggang setiap hari, lapor dailydot.com (09/06). Tenille menjelaskan sekolah anaknya menawarkan dua macam program makan siang.
![]() |
Pilihan pertama yaitu rutin membayar setiap hari untuk makanan anaknya. Sedangkan pilihan kedua, Tenille bisa membayar paket lebih murah dengan standar yang sama untuk satu bulan.
Tenille pun memilih membayar program satu bulan karena lebih murah daripada harus membayar setiap hari.
"Saya membeli program itu karena bisa menyelamatkan kurang lebih 70 sen per makanan dengan menggunakan program ini.", ucapnya.
![]() |
Meski memudahkan, Tenille tetap harus mengeluarkan biaya cukup besar untuk berlangganan katering. Ibu tunggal itu mengaku membayar biaya $180/bulan atau sekitar Rp 2, 6 juta untuk kedua anaknya.
Jika ditotal per tahun, wanita itu berujung mengeluarkan biaya $2160 atau sekitar Rp 32 juta untuk katering sang anak. Namun uang itu sia-sia karena anaknya lebih memilih makan sandwich keju setiap hari.
Mengetahui fakta ini, Tenille berpikir kembali apakah biaya yang ia keluarkan sepadan atau tidak.
Ia menyingkap, "Saya sudah bayar 2.000 dollar untuk program makan siang anak, dan anak saya lebih sering makan sandwich keju panggang."
Tenille mengetahui program makan siang itu menawarkan berbagai macam pilihan menu. Namun anaknya lebih memilih mengonsumsi makanan yang sama setiap hari. Meskipun begitu, dia tidak menyalahkan sang anak.
![]() |
Hal yang membuat kesal justru ketika ia meminta pengembalian uang kepada pihak kafetaria sekolah. Mengingat anaknya tidak akan masuk sekolah selama 11 hari, Tenille berpikir ia lebih baik meminta pengembalian uang.
"Bulan ini, anak saya hanya akan makan siang 9 hari di sekolah," pungkasnya.
Menurut Tenille hal ini merupakan suatu permintaan wajar dan adil karena anak-anaknya juga tidak makan makanan katering tetapi hanya makan sandwich keju panggang sepanjang tahun.
"Saya tidak ingin mengeluarkan uang lebih hanya untuk sandwich keju panggang," lanjutnya.
Namun permintaan wanita ini ditolak oleh pihak kafetaria dengan alasan yang tidak disebutkan. Beberapa netizen pun turut mendukung ibu tunggal ini dengan memberi saran lain.
Seorang netizen mengungkap, "Cobalah untuk berbicara kepada kepada sekolah dan mengumumkannya di mading sekolah."
"Ayo perjuangkan, Anda berhak mendapat pengembalian uang penuh," ucap netizen lain.
Melanjuti kasus ini, Tenille memberi kabar bahwa kepala sekolah sudah coba menghubunginya tetapi tidak memberi solusi terhadap masalah katering itu.
(aqr/adr)