Topik perdebatan seputar asal-usul sebuah makanan ternyata tak hanya terjadi di kalangan netizen. Bahkan politisi Malaysia pun berdebat tentang sup iga babi.
Bak kut teh atau dikenal juga sebagai sup iga babi yang populer di Malaysia dan Singapura. Baru-batu ini sup bakut menjadi topik perdebatan sengit di antara politisi Malaysia.
Dilansir dari Malay Mail (09/06), bak kut teh merupakan hidangan sup iga babi yang memang terkenal di Asia Tenggara. Dibawa oleh orang-orang China Hokkien, yang memasak iga babi direbus dengan aneka bumbu, sayuran dan rempah selama beberapa jam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asal-usul seputar bak kut teh ini mulai dipertanyakan setelah makanan ini dibahas di acara dokumenter Channel News Asia. Mereka mengklaim bahwa bak kut teh bisa saja berasal dari Singapura.
![]() |
"Di dokumenter tersebut, bak kut teh yang kita tahu pertama kali muncul di Klang, dipertanyakan dan disebut berasal dari negara tetangga (Singapura). Saya merasa kesal dengan hal ini, jadi saya meminta kementerian memiliki rencana untuk melindungi dan mempopulerkan makanan tradisional kita. Mungkin lewat dokumenter?," ungkap Jimmy Phua Wee Tse, salah satu politisi dalam rapat Dewan Rakyat (06/06).
Tak disangka, saran dari Phua justru ditolak oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Budaya Malaysia, yaitu Khairul Firdaus Akbar Khan.
"Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, negara tetangga (Singapura) mungkin punya budaya yang sama seperti kita. Kita tak berhak untuk melarangnya," jelas Khairul.
![]() |
Hal serupa juga disuarakan oleh Member Parlemen yang mewakili Langkawi, Datuk Mohd Suhaimi Abdullah. Ia mempertanyakan apakah sup iga babi ini termasuk makanan tradisional Malaysia.
"Bak kut teh tidak muncul di daftar 10 makanan tradisional Malaysia yang paling digemari. Juga tidak masuk ke dalam daftar 30 makanan tradisional dari berbagai etnis di Malaysia," sambung Suhaimi.
"Saya setuju dengan Langkawi. Jika kita bisa mengganti daging babi di bak kut teh menjadi daging ayam, itu baru tidak menjadi masalah," pungkas Khairul. Menurutnya bak kut teh yang menggunakan babi, tidak termasuk ke dalam makanan tradisional Malaysia karena tidak bisa disantap oleh semua kalangan.
Menanggapi perdebatan yang sengit ini, netizen di Malaysia tentu kesal karena pihak Kementerian Pariwisata dan Budaya tak mau membela bak kut teh, hanya karena menggunakan daging babi.
"Jawaban yang tidak masuk akal. Jadi semua makanan yang mengandung daging sapi, dan tidak bisa dimakan oleh umat Hindu, akan kalian tolak juga? Lalu bagaimana dengan rakyat yang vegetarian?," kritik netizen.
Popularitas bak kut teh di Singapura memang lebih meluas dibanding Malaysia, yang masih banyak warga Melayu yang beragama Islam. Bahkan bak kut teh masuk ke dalam daftar 'most wanted' dan 'comfort food' di Singapura.
(sob/odi)