Bagi detikers warga asli Betawi, mungkin sudah tidak asing dengan bir pletok. Minuman tradisional khas Jakarta ini sudah populer dan cukup banyak disukai oleh masyarakat.
Untuk kamu yang baru pertama kali tahu, mungkin langsung membayangkan bir pletok sebagai minuman beralkohol yang dapat memabukkan. Apalagi bir pletok punya warna merah gelap, mirip seperti anggur merah (wine) yang harganya selangit.
Nyatanya, tidak seperti itu kok detikers. Bahan-bahan yang digunakan tentu tidak bikin memabukkan. Bahkan, jika mengkonsumsi bir pletok secara rutin dipercaya dapat menyehatkan badan, lho.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, seperti apa sih sejarah bir pletok? Lalu kenapa harus ada kata "bir" padahal minuman ini sama sekali tidak memabukkan? Biar nggak penasaran, simak pembahasannya secara lengkap dalam artikel ini.
Sejarah Bir Pletok
Ada kisah unik di balik pemberian nama bir pletok. Mengutip e-Jurnal milik maranatha.edu, minuman ini diperkirakan muncul pada zaman Belanda, yakni sekitar abad ke-20. Saat itu, warga Belanda yang tinggal di Indonesia sangat gemar mengadakan pesta, agar semakin meriah disediakan juga minuman bir dan anggur merah untuk para tamu.
Masyarakat Betawi yang melihat kegiatan tersebut merasa kesal sekaligus iri. Mereka kesal lantaran hal itu tidak sesuai dengan ajaran Islam, yang mana melarang minum-minuman keras. Namun, di sisi lain mereka juga iri karena ingin mencicipi minuman tersebut.
Karena bir dan anggur merah merupakan minuman haram yang bisa memabukkan, jadi mereka tak bisa mencobanya. Meski begitu, masyarakat Betawi tak kehabisan akal, akhirnya mereka menciptakan sebuah minuman yang mirip seperti anggur merah, namun terbuat dari bahan-bahan yang halal dan tidak mengandung alkohol.
Dari sini, lahirlah minuman khas Betawi yang bernama bir pletok. Pemberian nama 'pletok' sendiri cukup unik, karena diambil dari suara yang keluar saat penutup botol anggur merah dibuka.
Perlu diketahui, botol wine umumnya ditutup dengan penyumbat kayu berukuran kecil. Ketika penutup tersebut dicabut, maka akan muncul suara seperti 'plop', 'plup', atau 'pletok'. Nah, dari sini masyarakat Betawi menamakan minumannya sebagai bir pletok.
Khasiat Bir Pletok
Bir pletok menggunakan sejumlah bahan dari rempah-rempah yang menyehatkan. Mengutip buku 100 Tempat Makan Khas Betawi di Jakarta oleh Lilly T. Erwin, bir pletok terbuat dari jahe, kayu manis, sari bunga, selasih, pala, kapulaga, cengkeh, dan serai.
Agar warnanya semakin merah, biasanya warga Betawi menambahkan kayu secang ketika diseduh dengan air panas. Selain itu, sejumlah masyarakat juga menggunakan berbagai jenis gula, seperti gula pasir atau gula batu agar rasanya manis.
Karena terbuat dari rempah-rempah, maka jangan heran kalau bir pletok menyimpan banyak khasiat bagi tubuh. Beberapa manfaat dari bir pletok di antaranya:
- Memperlancar peredaran darah
- Meredakan nyeri lambung
- Radang sendi
- Masuk angin
- Flu dan batuk
- Sakit kepala
- Mengurangi rasa mual
Agar lebih nikmat, disarankan menyajikan bir pletok dalam kondisi hangat. Memang, saat pertama kali diminum akan terasa sedikit pedas di lidah, namun lama-kelamaan bir pletok jadi terasa enak dan membuat badan menjadi hangat.
Nah, itu dia pembahasan tentang sejarah bir pletok beserta asal-usulnya. So, bagi detikers yang belum pernah mencicipi bir pletok, yuk cobain dari sekarang!
(ilf/fds)