Beli Starbucks, Pelanggan Kaget Harus Bayar Rp 146 Ribu karena Hal Ini

Beli Starbucks, Pelanggan Kaget Harus Bayar Rp 146 Ribu karena Hal Ini

Atiqa Rana - detikFood
Senin, 15 Mei 2023 19:30 WIB
Beli Starbucks, Pelanggan Kaget Harus Bayar Rp 146 Ribu karena Hal Ini
Foto: Facebook / MMU Confession
Jakarta -

Pelanggan ini mengalami kejadian buruk saat beli Starbucks di Malaysia. Pasalnya ia terpaksa membayar Rp 146 ribu untuk satu minuman karena hal ini.

Starbucks menjadi salah satu kedai kopi terpopuler yang gerainya bisa ditemukan di berbagai negara. Meskipun setiap pelanggan mungkin sudah umum memesan Starbucks di negaranya, belum tentu mereka lancar memesan Starbucks di negara lain.

Ketika pesan minuman di Starbucks, biasanya pelanggan akan ditawarkan oleh sang barista beberapa tambahan bahan yang bisa membuat minuman terasa lebih enak. Bagi pelanggan yang sudah paham dengan pesanannya, mereka mungkin bisa menolak penawaran barista itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beda halnya dengan pelanggan yang kesulitan memahami apa yang dibicarakan barista. Keterbatasan bahasa kerap menghambat komunikasi. Alhasil beberapa pesanan pelanggan pun seringkali tidak sesuai. Bukan hanya soal pesanan yang tidak sesuai, melainkan keterbatasan komunikasi juga mampu membuat pelanggan dirugikan. Seperti halnya yang dialami oleh pelanggan ini.

Dalam unggahan di Facebook MMU Confession, pelanggan yang merupakan seorang pelajar mengungkap pengalaman buruk yang belum lama ia alami. Mahasiswa yang tidak disebutkan namanya itu bercerita jika ia pergi ke gerai Starbucks yang berlokasi di Berjaya Times Square, Kuala Lumpur, Malaysia, untuk memesan satu minuman, lapor says.com.

ADVERTISEMENT

Mahasiswa itu memesan Belgium Chocolate Frappuccino dengan ukuran gelas Venti. Harga asli dari minuman ini pun seharusnya hanya RM21.50 atau sekitar Rp 70 ribu.

Tanpa disadari, pelajar ini ditawari aneka tambahan topping oleh barista Starbucks agar minumannya lebih enak. Barista Starbucks ini menawarinya dengan menggunakan bahasa Inggris yang dimana bahasa tersebut tidak dikuasai olehnya.

"Insiden komplain!!! Saya tidak mengerti bahasa Inggris yang diucapkan staff Starbucks, hanya mengangguknya, dan baristanya berujung membuat saya membayar lebih, saya menyesal," tulisnya dalam unggahan itu.

Beli Starbucks, Pelanggan Kaget Harus Bayar Rp 146 Ribu karena Hal IniPelanggan itu mengadukan cerita ini dalam unggahan di facebook. Foto: Facebook / MMU Confession

Karena kendala bahasa, alhasil ia pun hanya mengangguk saja seolah menyetujui semua penawaran barista. Ketika selesai memesan dan tagihan keluar, pelanggan ini dikejutkan karena terpaksa membayar tagihan sebesar RM 44 atau sekitar Rp 146 ribu untuk pesanan satu minumannya.

Jika dilihat dari rincian struk, pelanggan ini berujung menambah topping karamel, remahan biskuit, dan krim vanilla yang masing-masingnya dihargai 3 RM (9 ribu), 2 RM (6 ribu), dan 6 RM (Rp 19 ribu). Ia juga dikenakan biaya 1 RM atau Rp 3 ribu untuk tambahan sedotan.

Beli Starbucks, Pelanggan Kaget Harus Bayar Rp 146 Ribu karena Hal IniSeperti ini rincian struk pesanan pelanggan di Starbucks. Foto: Facebook / MMU Confession

Adapun tambahan pajak sebesar 6% yang dikenakan ke tagihannya. Karenanya total harga satu minumannya menjadi hampir Rp 150 ribu.

Unggahannya itu pun mendapat reaksi beragam dari netizen.

Seorang netizen memberi saran dengan berkomentar, "Starbucks memulainya dengan menyebutkan menu yang dipesan, setelahnya memberi tahu ukuran cupnya, setelah itu sudahi pesanan dan ucapkan terima kasih. Jika tidak begini, mereka akan merayu Anda untuk menambah bahan yang sebenarnya anda tidak inginkan."

"Saat saya pertama kali memesan Starbucks di City Square, kolega saya membantunya tapi ia juga mengiyakan semuanya...berujung harganya jadi 30 yuan saat itu...," pungkas netizen lain.

Adapun netizen yang memberi nasihat, "Tanya jika Anda tidak mengerti. Tidak mengerti dan tidak bertanya adalah masalah Anda. Ini bukan soal kendala bahasa Inggris, tetapi merefleksikan sikap anda kepada orang disekeliling Anda. Jika semuanya di 'iyakan' itu akan berujung ke Anda sendiri. Awalnya Anda mengira itu penting, tapi nantinya anda kan tahu apa yang sebenarnya."

Sementara banyak netizen yang menyalahkan mahasiswa ini, netizen lain justru menenangkannya.

Seperti salah satu netizen yang berkomentar, "Sudah, barista Starbucks itu yang tidak sekolah, jadi ini bukan salah Anda! Dia yang tidak sekolah."

"Serius saya tidak berbicara bahasa Inggris, orang-orang yang tidak membaca buku tidak akan pernah mengerti Inggris bahkan sebelum hal seperti ini terjadi di Starbucks," ucap yang lain.




(aqr/adr)

Hide Ads