Berawal dari kebingungan pengguna Twitter tentang rawon di warteg yang kuahnya kuning bukan hitam, topik seputar rawon ini jadi perbincangan netizen. Begini kisahnya.
Jika berbicara tentang rawon, hidangan daging berkuah khas Jawa Timur ini identik dengan warnanya yang pekat hitam dari keluak. Makanan ini biasanya dilengkapi dengan tauge pendek, tambahan telur asin, kerupuk udang, potongan daging sapi, dan sambal terasi.
Rawon seperti inilah yang familiar bagi banyak orang, tapi jika berkunjung ke Warung Tegal (warteg), menu rawon di sana justru berbeda jauh. Warna kuahnya justru kuning dan tidak menggunakan tauge hingga kerupuk udang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini yang menjadi perdebatan netizen di Twitter dan masih jadi topik perbincangan hangat hingga sekarang. Begini kisahnya.
1. Berawal dari Kebingungan Netizen
![]() |
Awalnya topik rawon kuning ini muncul usai pengguna Twitter @BanyuSadewa (13/05) menceritakan pengalamannya saat makan di warteg dan melihat menu rawon berkuah kuning.
Rawon kuning ala warteg ini benar-benar berbeda dengan rawon hitam asal Surabaya. Netizen pun memberikan banyak pendapat, mulai dari bingung, kesal karena rawon warna kuning, sampai memberikan penjelasan mengapa rawon di warteg berbeda.
"Ini tuh beneran bikin aku kaget waktu tinggal di Jakarta pas hamil, ngidam banget rawon yang kluweknya lekoh. Nanya ke warteg deket rumah, katanya jual. Beli lah Rp 20 ribu samain aja kayak rawon di Jawa Timur. Pas lihat kaget banget rawonnya (kuning) begitu, sampe rumah nangis," curhat @madh**.
2. Sempat Viral pada Tahun 2020
![]() |
Ternyata perdebatan sengit tentang rawon kuning ini sudah ada sejak 2020. Hal ini muncul setelah akun Twitter MasakTV menayangkan resep rawon warteg yang disebut favorit banyak orang.
Bahan utamanya memakai minyak, lengkuas, serai, daun jeruk, daun salam, cengkeh, kapulaga, kembang lawang, kayu manis, dan kunyit bubuk. Semua bahan tersebut dihaluskan jadi satu lalu dimasak bersama daging. Ada tetelan dan sandung lamur sebagai isiannya.
Kuahnya yang kuning dan tidak hitam ini yang juga memicu debat netizen. "Gue waktu pertama dibilangin ini rawon langsung ngamuk ke mas wartegnya. MANA ADA RAWON KUNING, ISINYA DAGING SANDUNG LAMUR SEMUA," cerita @leo**.
3. Asal Usul Rawon Kuning
![]() |
Sejarah rawon hitam disebut sudah ada sejak 1.000 tahun lalu di Indonesia. Rawon tertulis di prasasti Taji dengan nama Rarawwan (Sayur rawon). Namun jika membicarakan sejarah rawon kuning, sebenarnya belum ada sejarah yang pasti tentang hal ini.
Jika mengutip penjelasan Mariyo Suniroh selaku pendiri Kafha Paramadina, Laboratory for Humanity & Culture, rawon kuning tercipta tak lepas dari budaya orang Tegal.
"Orang Tegal itu orang yang inklusif, terbuka. Jadi penyebutan rawon ini bisa jadi pas masak, ada orang: 'Wah ini rasanya apa ya?' (lalu dijawab) 'oh rawon aja ya'." Banyak juga yang menyebut rawon sebagai sebutan potongan daging bukan makanan. Jadi sebenarnya sah-sah saja jika orang Tegal menamai gulai daging kuning ini sebagai rawon. Karena merujuk pada penggunaan kata rawon sebagai daging," katanya.
4. Rawon Kuning Enak di Jakarta
![]() |
Terlepas dari pro dan kontranya, rawon berkuah hitam maupun kuning pastinya memiliki penggemar masing-masing. Karena semuanya kembali lagi pada selera individu.
Di Jakarta contohnya, tak semua warteg menyajikan menu rawon. Tapi kalau mau coba rawon warteg yang enak, bisa mampir ke Warteg Gang Mangga di Taman Sari, Jakarta Barat. Warteg legendaris dari tahun 1978 yang terkenal dengan harga sultannya ini punya rawon kuning spesial.
Rawon kuning bisa dipisah atau dicampur langsung ke ramesan nasi. Tapi memang lebih nikmat jika disantap secara terpisah, karena kuah rawonnya yang kental itu lebih menyerap ke lapisan tetelan dan lemak sapi yang juicy. Rasanya pedas cocok disantap dengan sambal pete dan nasi putih. Kisaran harganya sekitar Rp 15.000.
Simak Video "Nasi Goreng Rawon, Berani Beda di Hari Raya"
[Gambas:Video 20detik]
(sob/adr)