Dari Desa Cisaat, Subang ada makanan khas yang layak dicoba karena rasanya legit manis. Namanya papais yang dibungkus daun bamban. Begini cara buatnya.
Papais Cisaat memiliki tampilan mirip dodol. Nama 'Cisaat' disematkan karena makanan manis ini banyak dibuat warga Desa Cisaat, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang.
Salah satu penjual papais terkenal adalah Ocih Susilawati (60). Ia merupakan warga Dusun Cilimus, Desa Cisaat. Di rumah sederhana tempatnya tinggal, Ocih memproduksi papais Cisaat bersama anak dan beberapa pegawainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Produksi ini baru berlangsung tahun 2006, namun sebenarnya Ocih sudah membuat papais sejak masih belia. "Kalau untuk UMKM mulai dijual tahun 2006, awalnya waktu itu hanya memberdayakan warga sekitar yang nganggur untuk membantu buat papais, jadi saya mulai memproduksi dan menerima pesanan. Alhamdulillah setiap hari selalu ada pesanan karena sudah banyak dikenal," ujar Ocih saat berbincang bersama detikJabar.
Ocih menjelaskan keistimewaan papais Cisaat. Pertama, teksturnya basah dan bagian luarnya terlihat kering. Kedua, papais ini tidak dibungkus menggunakan daun pisan, tapi daun bamban.
Ocih juga menjelaskan untuk bisa membuat Papais Cisaat ini hanya membutuhkan bahan berupa tepung beras, gula aren asli, serta kelapa parut. Cara membuatnya pun terbilang mudah, berawal dari gula merah yang dicampurkan dengan kelapa yang sudah diparut dan direbus hingga mengental.
Jika sudah terlihat matang, masukkan tepung beras hingga matang. Proses selanjutnya yakni membungkus adonan tersebut ke dalam daun bamban dan dikukus selama 15 hingga 30 menit.
"Yang membedakannya kalau Papais Cisaat itu di dalamnya basah dan di luarnya kering, bukan cuman itu yang pasti rasanya juga berbeda dengan papais yang lain. Bukan cuman itu aja, yang membedakannya kalau Papais Cisaat dibungkusnya nggak pakai daun pisang tapi pakai daun bamban," katanya.
![]() |
Rasanya yang khas serta berbeda dengan olahan papais pada umumnya itu membuat Ocih pun selalu kebanjiran pesanan. Dalam sehari, dia mengaku dapat memproduksi sekitar 500 dari Papais Cisaat ini untuk konsumen yang sudah memesan. Untuk harganya pun terbilang murah, satu biji Papais Cisaat hanya dihargai Rp1.000.
"Satu biji harganya Rp 1.000. Kalau dirata-ratakan dalam sehari bisa memproduksi 200 sampai 500 Papais Cisaat. Sekarang pengirimannya ke luar kota sampai luar pulau Jawa, kalau ke Bali hampir satu minggu sekali, bahkan pesanan sampai ke Qatar juga pernah," ucapnya.
![]() |
Setiap bulannya, Ocih mampu meraup omzet puluhan juta rupiah. Untuk yang memesan pun bisa dikirim langsung sesuai pesanan atau mengambil langsung ke rumah produksi Ocih.
Sementara itu, dengan terkenalnya Papais Cisaat yang diproduksi Ocih, tidak sedikit masyarakat yang ingin mengetahui langsung produksi dari Papais Cisaat. Pada kesempatan itu, terdapat salah satu rombongan sekolah yang sengaja bertamu untuk belajar serta melihat langsung dari produksi Papais Cisaat ini.
Salah satunya, Disa Herdiansah. Disa sendiri merupakan salah satu guru di sekolah yang pada kesempatan kali ini mendatangi rumah produksi Papais Cisaat milik Ocih.
Menurut Disa, mendatangi serta melihat langsung produksi dari Papais Cisaat ini merupakan salah satu ilmu kearifan lokal dari segi kuliner kepada para muridnya tersebut.
![]() |
"Sebetulnya kami ada program dari sekolah untuk menata serta memberikan ilmu tentang kearifan lokal salah satunya di bagian kuliner. Kenapa kami pilih Papais Cisaat karena banyak kekayaan alam lain di Kabupaten Subang ini salah satunya papais karena ini yang terunik. Ada ciri khasnya sendiri yang menjadi trend dari Papais Cisaat ini," ucap Disa.
Disa menuturkan, muridnya terlihat sangat antusias untuk mengikuti pembelajaran pada proses pembuatan awal papais hingga dapat bisa dinikmati secara langsung. "Alhamdulillah responnya dari murid kami antusias mengikuti dari pengolahan ini mudah-mudahan menjadi suatu ilmu bagi mereka dan dapat menjadi inspirasi ke depannya nanti," tuturnya.
Baca artikel selengkapnya DI SINI.
(aqr/adr)