Mantan karyawan pabrik ini sukses meraih omzet besar dengan jualan cireng hingga cimol. Dalam waktu 6 bulan, ia sudah bisa buka 2 cabang.
Banyak orang beralih profesi dari pegawai kantoran atau pekerja pabrik menjadi pebisnis kuliner. Bagi mereka yang tidak punya latar belakang apapun di bidang kuliner mungkin akan merasa cukup kesulitan.
Namun niat dan kegigihan tampaknya menjadi salah satu kunci sukses. Sekalipun bisnis kuliner dianggap menjanjikan, namun jika tidak diiringi dengan usaha keras, bisa saja hasilnya tidak memuaskan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang mantan karyawan pabrik menjadi contoh jika kegigihan bisa membuahkan hasil maksimal. Melalui unggahan video terbaru pada akun YouTube Kawan Dapur (27/02), penjual makanan itu membagikan kisah suksesnya yang menginspirasi.
Kepada Kawan Dapur, penjual bernama Ginting itu mengungkap jika awalnya ia merupakan karyawan pabrik selama 7 tahun yang akhirnya memutuskan untuk jualan usaha makanan seperti ini. Berlokasi di depan SMA N 1 Pemalang, kini ia bahkan telah berhasil membuka 2 cabang untuk jualan gerobaknya.
Makanan yang ia jual berupa cireng isi, olos khas Tegal, hingga cimol. Jualan cireng isi hingga olasnya ini ia pelajari dari modal menonton Facebook dan YouTube. Selebihnya penjual tersebut hanya coba-coba sampai menemukan adonan yang sempurna.
![]() |
Ginting mengungkap, "Coba-coba tapi jadi sendiri. Lihatnya di Facebook dan Youtube, cara adonannya itu perfect. Kayak gak boleh kelembekan nggak boleh kekeringan, padet gak bisa. Cuma kita tiap hari ya improvement lah."
Ada alasan tersendiri yang membuat Ginting memilih untuk jualan makanan seperti ini. Ginting merasa jika jualan seperti cireng isi tidak akan mudah ditiru. Cireng yang dijual oleh Ginting sendiri punya isian sayur dengan tambahan daging ayam.
![]() |
"Nggak gampang ditiru sih. Susah bikin cireng kan susah. Kalau yang niru juga gak bakalan sama. Alhamdulillah 2 tahun masih jalan. Masih stabil," pungkasnya.
Sementara untuk menu olosnya, pria muda ini baru saja menambahkan ke menu. Olos merupakan makanan khas Tegal yang terbuat dari tepung berbentuk bulat. Olos yang dijual oleh Ginting punya isian sayuran berupa wortel dan kol.
Sejak dulu, Ginting memang sudah ingin usaha sendiri. Sebagian penghasilan dari 7 tahun kerja di pabrik pun ia simpan untuk modal. Ginting mengungkap jika modal awalnya menghabiskan biaya sekitar Rp 9 Juta.
"Ya dari dulu sih udah pengin usaha. Cuman kan kehalang modal. Kerja di pabrik untuk pengalaman, dan pure modal sendiri aja," ucapnya.
![]() |
Beruntungnya, sejak awal ia berjualan, cirengnya langsung laris. Ginting mengungkap jika 4 boks cireng yang disiapkan habis dalam waktu 2 jam saja.
"Awalnya cuma bawa cireng 4 boks. Isi 50an. Itu 2 jam habis," ucap Ginting.
Keberhasilannya itu telah membuat Ginting menjadi semakin semangat. Boks cireng yang ia siapkan pun semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Mulai dari 4 boks sampai kini ia bisa menyiapkan 16 boks cireng.
Sejak cabang keduanya dibuka selama 6 bulan, Ginting telah mendapat omzet yang menjanjikan sekitar Rp 1 juta lebih. Jika dihitung dengan cabang pertama, omzet yang Ginting dapat bisa mencapai Rp 2,5 juta per hari.
Harapannya ke depan ia ingin jualannya ini bisa lebih besar lagi bahkan bisa dijual di daerah lain. "Ya pengin gede, pengin buka franchise biar gak di Pemalang aja," ucap Ginting.
(aqr/adr)