Seorang pelanggan mendapati pesanan minumannya tumpah saat diantar oleh pengantar makanan. Atas dasar ini, pelanggan itu pun diberi uang ganti rugi namun nominalnya dianggap kurang.
Pesan makanan lewat aplikasi online memang berisiko. Pesanan makan yang diantar bisa saja salah atau makanan tumpah saat di perjalanan. Terlebih makanan-makanan dengan konsistensi cair akan memungkinkan makanan itu lebih mudah tumpah.
Masalah seperti ini memang kerap terjadi karena tidak semua restoran menyiapkan makanan dan minumannya dengan kemasan rapat. Sebagian orang mungkin memaklumi hal tersebut, namun ada juga yang tidak menerima risiko seperti ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satunya pelanggan asal Singapura yang belum lama mendapati pesanan minumnya tumpah saat diantar oleh pengantar makanan. Melansir theindependent.sg (10/02), pelanggan wanita bernama Yvonne Lim mengungkap kekesalannya di laman Facebook.
Pada unggahan tersebut, Yvonne mengungkap jika ia pesan milk tea dari Costa coffee melalui aplikasi Foodpanda. Minumannya dikemas dalam gelas take away yang kemudian dilapisi lagi dengan kantong plastik.
Meskipun terlihat aman, nyatanya milk tea yang ada di gelas tersebut tumpah ΒΎ nya ke kantong plastik. Melihat hal ini tentu Yvonne merasa dirugikan. Ia pun akhirnya meminta pihak Foodpanda untuk memberikan ganti rugi.
![]() |
Permintaan tersebut dikabulkan oleh pihak Foodpanda karena kesalahan tersebut datang dari sopir ojol yang tidak menyimpan minumannya dengan aman selama di perjalanan.
Tetapi masalah muncul ketika pihak Foodpanda memberi uang ganti rugi yang dianggap kurang. Pada laman Facebook, Yvonne mengungkap jika dirinya hanya diganti S$0.20 atau sekitar Rp 2 ribu yang bisa dibalikkan secara langsung.
"Foodpanda menumpahkan ΒΎ milk tea saya. Kompensasinya hanya S$0.20. Siapa yang akan memesan makanan jika tidak karena minumannya," ujar pelanggan ini dengan kesal.
Meskipun pihak Foodpanda sudah menyetujui kompensasi ini, namun nominalnya dianggap tidak masuk akal. Foodpanda sebenarnya juga menawarkan voucher $3.00 (Rp 34 ribu) yang akan diberikan pada saldo e-wallet nya. Voucher ini bisa digunakan untuk memesan satu makanan atau minuman dengan minimum order $1.
![]() |
Unggahan protesnya mengundang reaksi beragam dari netizen. Sebagian orang merasa jika restoran dan pihak ojek online seharusnya menyediakan cangkir anti bocor.
"Pihak aplikasi pengantar makanan dan restoran seharusnya memberikan solusi untuk menyiapkan cangkir anti bocor. Bisa menggunakan cup sealed seperti kemasan bubble tea atau plastik yang bisa diikat seperti yang biasanya disiapkan oleh kedai kopi," komentar seorang netizen.
Sementara ada netizen yang pernah menjadi pengantar makanan mencoba untuk menjelaskan masalah ini.
"Cangkir minuman seperti itu memang tidak anti bocor kecuali di sealed terlebih dahulu. Ketika sopir mengendarai sepeda, cairannya akan bergoyang sehingga sangat normal jika tumpah. Saya dulu pernah jadi pengantar makanan dan saya mengerti, mungkin Anda harus mencoba menjadi pengantar makanan jadi Anda tahu pandangan dari mereka bagaimana," ucap netizen ini.
Berbeda dari pandangan pelanggan ini, netizen lain justru menganggap voucher $3 itu merupakan kompensasi yang adil. Ia mengungkap, "Saya merasa adil bagi mereka memberikan anda voucher $3 sebagai kompensasi."
Yvonne menganggap voucher $3 itu tidak adil karena hanya bisa dipakai saat dia memesan makanan. Sementara tampaknya pelanggan ini tidak akan pesan di tempat makan itu lagi. Dia juga lebih memilih untuk diberikan ganti rugi berupa makanan atau minuman daripada voucher.
(aqr/adr)