Wanita 66 tahun ini setiap harinya berjualan siomay sendirian dan sudah menyiapkannya sejak tengah malam. Ia pun masih kuat melayani pelanggan yang ramai antre.
Dimsum siomay menjadi salah satu camilan yang digemari banyak orang. Di Singapura sendiri, hidangan ini bisa dengan mudah ditemukan di warung-warung kecil atau penjaja kaki lima. Salah satunya di daerah Bendemeer Market & Food Centre, lapor Shin Min Daily News.
Usaha siomay di tempat tersebut dimiliki oleh seorang wanita tua berusia 66 tahun. Menjalani sebuah bisnis kuliner sendirian bukanlah hal yang mudah. Di usia yang tidak muda lagi, ia pun masih kuat membuat dan menjual siomaynya seorang diri tanpa bantuan siapa pun.
Melansir mustsharenews.com (25/12), penjual wanita bernama Wu Shujiao itu menjual siomay sendirian sejak ayahnya meninggal. Sebenarnya warung kecil legendaris bernama Singapore Bao sudah berjalan sejak tahun 1970an. Saat ayahnya masih ada, Wu seringkali dibantu membuat siomay dan menu lain bersama dengan para chef.
Tetapi sejak ayahnya meninggal, chef yang bekerja sebagai pembuat bao di warung kecilnya ini juga terserang penyakit stroke sehingga Wu harus bertahan sendirian.
![]() |
Singapore Bao sendiri menawarkan menu spesial berupa siomay dan lo mai kai yaitu nasi tim ayam. Siomaynya dikenal punya campuran daging lemak yang juicy kenyal tetapi tidak terlalu berminyak. Sementara untuk lo mai kai atau nasi timnya dilengkapi dengan potongan jamur dan ayam.
Siomay dan nasi tim di Singapore Bao juga dijual dengan harga terjangkau. Sepiring lao mai kai dihargai S$2 atau sekitar Rp 23 ribu. Sedangkan satu buah siomay dihargai S$0.70 atau sekitar Rp 8 ribuan.
![]() |
Dengan rasa yang enak dan harga terjangkau, tak heran jika Singapore Bao ramai antrean pelanggan. Bahkan sebelum warung dibuka, para pelanggan sudah banyak yang berbaris di depannya. Jika ada pelanggan yang telat datang sedikit saja, bisa-bisa mereka tidak kebagian. Karena mulai pukul 09.30 pagi, biasanya siomay dan lao mai kai sudah habis terjual.
![]() |
Namun tenang saja, meski antrean panjang, pelanggan bisa cepat mendapat pesanan yang diinginkan. Ini karena Wu sudah menyiapkannya sejak tengah malam. Semua siomay jualannya pun dibuat secara handmade. Sejak pagi buta, Wu sudah datang ke gerainya dan menyiapkan semua porsi siomay dan nasi tim.
Sebenarnya Wu sempat merekrut pekerja lain, tetapi kebanyakan dari mereka belum terbiasa bekerja sejak dini hari, ungkapnya. Ketika beberapa orang seusianya sudah mulai beristirahat, Wu ternyata masih semangat menjual hidangan enak dan murah kepada pelanggan di sana.
Simak Video "Siomay Dua Putera Mang Ujang, Sehari Ludes Terjual dalam 2 Jam"
[Gambas:Video 20detik]
(aqr/adr)