Kopi Trikuto, Kedai Kopi Vintage yang Hits di Jalan Cihapit

ADVERTISEMENT

Kopi Trikuto, Kedai Kopi Vintage yang Hits di Jalan Cihapit

Cornelis Jonathan Sopamena - detikFood
Minggu, 07 Agu 2022 10:00 WIB
Kopi Trikuto, Kedai Kopi Vintage yang Hits di Jalan Cihapit
Foto: Instagram @3kuto
Bandung -

Jalan Cihapit, Bandung yang dahulu sepi kini mulai ramai peminat kuliner. Selain Bakmi Tjokin, di sini ada Kopi Trikuto yang layak disambangi pencinta kopi. Kesan 'vintage' begitu terasa di sini.

Kopi Trikuto bisa jadi tujuan pencinta kopi untuk memuaskan selera di Bandung. Berlokasi di Jalan Cihapit, kedai kopi ini menyatu dengan Toko Kue Muntilan yang menawarkan aneka kue basah dan jajanan pasar.

Kesan vintage begitu terasa di kedai kopi yang berlokasi di seberang Polsek Bandung Wetan tersebut. Aroma kopi yang tercium kuat membuat siapa pun jadi tergoda untuk mampir.

Selain kopi, pemandangan jajaran kue basah dan jajanan pasar dalam etalase kaca juga tak kalah menarik selera. Tak heran kalau Kopi Trikuto kini menarik banyak peminat kopi di Bandung.

"Silakan, kak. Mau pesan apa?" ujar barista tersebut pada wartawan seraya tersenyum hangat.

Kopi Trikuto, Kedai Kopi Vintage yang Hits di Jalan CihapitKopi Trikuto, Kedai Kopi Vintage yang Hits di Jalan Cihapit Foto: Instagram @3kuto

Butuh waktu sejenak untuk memilih kopi yang hendak dipesan karena terdapat lebih dari 30 menu minuman yang dapat dipilih, baik kopi maupun non-kopi. Salah satu yang bisa dicoba, Cappucino panas.

Proses pembuatannya tidak lama dan tidak singkat. Pasalnya,Kopi Trikuto tidak menyimpan biji kopinya dalam wadah mesin penggiling kopi. Alhasil, seluruh biji kopi ditimbang terlebih dahulu, digiling, ditimbang kembali, baru kemudian diolah menjadi espresso. Setelah beberapa waktu, secangkir kopi susu panas pun tersaji di atas meja yang terbuat dari kayu.

Obrolan hangat antara pemilik usaha, barista, dan berbagai pengunjung toko pun melengkapi suasana hangat yang dibalut dengan alunan berbagai lagu pop tahun 1980-1990an dari pengeras suara kecil berwarna merah. Rasa kekeluargaan memang terasa kental dalam kedai ini.

Barista Kopi Trikuto, Fahmi Hamzah (24) bercerita pada detikjabar tentang hangatnya suasana di toko ini setiap harinya. Baik pengunjung baru maupun pengunjung lama kerap bertukar cerita sembari menyeruput sedikit demi sedikit kopi yang diracik Fahmi.

"Kalau di sini biasanya mau customer reguler ataupun customer baru, pada ngobrol-ngobrol aja gitu," kata Fahmi pada detikJabar, Kamis (4/8/2022).

Kedai tersebut memang kerap menjadi kawasan bertukar pemahaman dan pengalaman bagi berbagai kalangan, terutama orang tua. Namun, Fahmi menyampaikan anak muda pun mulai tertarik untuk nongkrong disini.

"Semua kalangan sih, mau bapak-bapak, ibu-ibu, yang masuk kesini biasanya orang tua sih. Tapi belakangan ini mulai ramai juga anak muda, mungkin karena konsepnya asik ya vintage gitu," ujar Fahmi sembari menimbang biji kopi untuk digiling.

"Di sini tuh emang jadi kayak dunia tuh sempit. Secara ga sengaja bisa membentuk circle baru gitu, ada yang datang trus nyeletuk, 'Eh, lu disini?' banyak lah yang gitu," pungkas Fahmi yang tengah melanjutkan proses manual brew dengan metode V60 itu.

Berawal dari Toko Kelontong Muntilan

Kopi Trikuto, Kedai Kopi Vintage yang Hits di Jalan CihapitKopi Trikuto, Kedai Kopi Vintage yang Hits di Jalan Cihapit Foto: Instagram @3kuto

Kopi Trikuto sebenarnya baru berumur 4 tahun, tapi nilai historis dan kesan klasiknya sangat kuat. Hal ini lantaran kedai itu telah terkenal sejak 1965 sebagai Toko Kelontong dan Kue "Muntilan". Kue basah memang sudah menjadi ciri khas dari toko kelontong tersebut pada zamannya.

Baca artikel detikjabar, "Menyeruput Kopi di Tempat Tak Biasa" Kini, konsep toko kelontong tersebut sudah ditinggalkan dan lebih berfokus pada kue basah saja. Pemilik Toko Kue Muntilan dan Co-Owner Kopi Trikuto, Anton Susanto (41) merupakan menantu dari pemilik Toko Kelontong dan Kue Muntilan tersebut.

"Sebetulnya dari tahun 1965 itu toko kelontong lah, tapi jual kue-kue juga, dari jaman mertua saya tuh," kata Anton pada detikJabar, Kamis (4/8/2022).

Pada 2008, toko kelontong Muntilan nyaris gulung tikar. Pasalnya, mertua Anton yang masih mengelola toko tersebut sudah memiliki bisnis lainnya bersama dengan saudara kandungnya. Alhasil, Anton mengambil alih toko legendaris di Jalan Cihapit ini.

Kebetulan, Anton dengan istrinya, seorang guru, memang memiliki keinginan untuk membangun bisnis. Anton yang kala itu masih bekerja untuk sebuah dealer mobil perlahan kembali mencoba membangkitkan toko kelontong Muntilan.

Di saat kritis tersebut, Anton mengingat persis tinggal empat jenis kue basah yang masih dijual. Anton dengan istrinya pun mencoba menghubungi berbagai pemasok-pemasok lamanya untuk kembali berbisnis bersama.

Tahun 2010, Anton merasa toko kelontong ini mulai kehilangan arah dan identitas. Berbagai toko kelontong lainnya yang menawarkan pembelian secara grosir pun bermunculan di Jalan Cihapit.

Setelah melakukan berbagai survei dan merasa yakin, Anton pun memutuskan untuk mengubah konsep toko tersebut menjadi toko kue. Berbagai barang jualan yang kurang relevan pun ia eliminasi perlahan.

"Setelah saya survei-survei itu, saya liat kue belum ada (yang menjual di Cihapit) nih, jadi fokus aja nih ke toko kue dan makanan. Karena perlahan mengeliminasi barang yang non-makanan, para salesnya pun bertanya-tanya. Untungnya mereka paham sih setelah saya jelaskan mau ubah konsep itu," ujar Anton.

Baca Juga: 5 Coffee Shop di Bandung Ini Cocok Buat Nyantai dan Foto OOTD



Simak Video "Menjajal Indomie Goreng Viral di Muara Karang"
[Gambas:Video 20detik]

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT