Rendang sudah menjadi bagian dari kebudayaan Minang. Bahkan bahan-bahan yang dipakai untuk membuat rendang memiliki filosofi tersendiri.
Belum lama ini heboh soal rendang babi yang dikritik oleh banyak orang, terutama masyarakat Minang. Mereka menilai bahwa rendang babi tidak sesuai dengan nilai dan budaya orang Minang.
Sebab bagi orang Minang sendiri, rendang bukan hanya sebagai makanan yang enak, tetapi ada filosofinya. Rendang sendiri memiliki makna, yaitu kesabaran kebijakan dan ketekunan.
Tiga makna itu dibutuhkan dalam proses memasak rendang, seperti yang diungkap oleh Chef Dian. Selain itu, filosofi juga ada pada bahan-bahan yang digunakan untuk membuat rendang.
Baca Juga: Setelah Rendang Babi, Ada Juga Nasi Uduk Aceh Lauk Dendeng Babi
Berikut 4 filosofi bahan-bahan untuk pembuatan rendang:
1. Daging
Filosofi pada daging melambangkan 'niniak mamak' yang artinya pemimpin suatu suku. Daging yang dipakai adalah daging sapi atau daging kerbau.
Bagi masyarakat Minang, daging sapi atau kerbau melambangkan kemakmuran dan rasa cinta yang diberikan oleh orangtua kepada anak dan keponakannya.
2. Kelapa atau Santan
Rendang dibuat dengan campuran santan. Santan yang terbuat dari kelapa melambangkan 'cadiak pandai' atau yang artinya kaum intelektual.
Sementara itu, makna dari kelapa sendiri bagi masyarakat Minangkabau adalah sebagai pemersatu semua komunitas yang ada di dalam masyarakat.
Baca Juga: Pernah Jual Rendang Babi, Chef Ini Beberkan Alasannya Berhenti Jualan
(raf/odi)