6 Tradisi Makan Bersama Saat Lebaran Khas Daerah Indonesia

Sajian Lezat lebaran

6 Tradisi Makan Bersama Saat Lebaran Khas Daerah Indonesia

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Kamis, 28 Apr 2022 12:30 WIB
bajamba
Foto: Devi S. Lestari/detikFood

4. Botram

Tradisi makan bersama saat lebaran juga ada di tanah Sunda. Orang-orang mengenalnya dengan sebutan botram. Suasananya begitu hangat dan penuh kekeluargaan.

Botram pada intinya adalah tradisi makan bersama dengan keluarga besar, kerabat, atau tetangga. Botram bisa berlangsung di mana saja seperti di halaman rumah, di kebun, pantai, atau tempat lainnya.

Saat botram tersaji makanan khas tanah Pasundan, termasuk sambal, lalapan, dan ikan asin. Menu utamanya berupa nasi liwet Sunda, ikan goreng, tempe orek, dan kerupuk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal unik lain dari botram adalah orang-orang yang akan makan biasanya kerja sama membuat dan menyiapkan menu yang bakal disuguhkan. Setelah menu tersusun rapi, barulah mereka berdoa dan menikmati makanan bersama.

5. Saprahan

Suku Melayu di Pontianak merayakan lebaran dengan makan enak bersama. Tradisi ini dikenal dengan sebutan saprahan atau makan besaprah. Mengutip situs resmi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Panrb), saprahan biasanya berlangsung saat hari pertama lebaran.

ADVERTISEMENT

Saprahan berasal dari kata "saprah" yang berarti berhampar. Artinya masyarakat Pontianak akan duduk lesehan secara berkelompok untuk menikmati makanan bersama. Setiap kelompok biasanya berisi 6 orang.

Untuk menunya juga beragam. Beberapa yang umum adalah nasi kebuli, pacri nanas, sayur dalca, dan semur daging. Tak ketinggalan minuman khas bernama air serbat yang terbuat dari rempah-rempah dan kayu secang dengan rasa mirip jamu.

6. Binarundak

Malamang, tradisi masyarakat Minang menyambut hari-hari besar.Binarundak dilakukan dengan membakar nasi jaha bersama-sama saat hari ketiga lebaran. Ilustrasi: Jeka Kampai/detikSumut

Dari Sulawesi Utara ada binarundak, tradisi membakar nasi jaha bersama-sama pada saat lebaran. Hasilnya nanti dinikmati ramai-ramai. Nasi jaha dibuat dengan campuran jahe, santan, dan beras ketan.

Nantinya adonan ini dimasukkan ke dalam batang bambu berlapis daun pisang. Bambu tersebut kemudian dibakar dengan serabut kelapa. Binarundak terlihat begitu meriah karena dilaksanakan di sepanjang jalan rumah warga atau di lapangan terbuka.

Biasanya binarundak digelar para perantau pada hari ketiga lebaran. Tradisi ini sekaligus ajang untuk menjalin tali silaturahmi di antara mereka yang sudah jarang bertemu.

Baca Juga: Lembut Gurih, Nasi Jaha dalam Bambu Khas Manado



Simak Video "Video: Cerita Pengunjung Rela Antre Sejam di Blok M saat Libur Lebaran"
[Gambas:Video 20detik]

(adr/odi)

Hide Ads