Restoran ini dituduh lakukan getok harga setelah menarifkan Rp 500 ribu untuk 7 makanan yang dipesan pengunjung. Ia lantas memberi klarifikasi soal jumlah pengunjung hingga menu yang dipesan oleh mereka.
Sepanjang minggu ini, Samz Wong selaku pemilik restoran Chai Por Hu di Alor Setar, Kedah, Malaysia memiliki beban pikiran dari protes seorang pengunjung soal tuduhan getok harga di tempatnya. Pengunjung itu protes telah dipatok harga RM 148.40 (Rp 504.644) untuk 7 makanan yang dipesannya.
Mengutip Says (10/4/2022), Samz Wong lalu menjelaskan soal perkara getok harga ini melalui unggahan Facebook yang kini jadi viral. Terungkap kalau pengunjung itu adalah 8 orang dewasa dan 1 anak.
Mereka memesan beragam makanan di restoran China ini, termasuk olahan ikan seharga RM 39 (132.622), olahan udang RM 17 (Rp 57.809), dan iga babi sebesar RM 17 (Rp 57.809). Lalu ada juga olahan tahu, nasi, dan minuman.
Namun saat membayar tagihan makanan, pengunjung itu bilang harganya sangat mahal. "Saya bilang: Uncle, coba lihat pesanannya, 9 orang makan sebesar RM 148 (Rp 504.644), ini tidak mahal. Uncle: Harga itu sudah mahal, hanya beberapa makanan yang kami pesan," tulis Samz Wong di Facebook mengenai percakapannya dengan pengunjung.
![]() |
Menurut Wong, karena ia berprinsip "tamu adalah raja", saat itu ia tidak berusaha menjelaskan lebih lanjut mengapa harga makanannya bisa dianggap mahal. Namun tak bisa dipungkiri, insiden ini membuatnya jadi kepikiran.
Ketika Wong menghitung keuntungan restoran bulan lalu, ia menemukan kalau rata-rata keuntungannya untuk tiap pesanan itu kurang dari 30%. "Kenapa beberapa orang berpikir harga ini mahal? Apakah mereka tidak tahu tentang kenaikan harga ayam, babi, minyak goreng, makanan impor, dan wadah plastik?" kata Wong heran.
Ia melanjutkan, "Pemilik restoran seperti kita tidak berani menaikkan harga untuk membuat pelanggan lama tidak kabur." Ia pun tidak menaikkan harga menu di restorannya sejak 2019, kecuali untuk cabai goreng yang dipatok ekstra RM 2 (Rp 6.801).
Baca Juga: Getok Harga Lagi! Makan di Warung Seafood Ditagih Hampir Rp 1 Juta
Wong juga mengatakan RM 150 (Rp 510.085) saat ini juga tidak cukup untuk membeli ikan, daging, dan sayuran di pasar. Belum lagi perhitungan biaya gaji pegawai untuk menyiapkan makanan bagi 9 orang itu.
![]() |
Wong mengaku restorannya sudah berdiri selama 22 tahun. Pengunjung setianya beragam, orang lokal maupun orang asing. Ia sebisa mungkin mempertahankan harga di restorannya, meski pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi bisnis mereka.
Sebelumnya, kisah getok harga dan klarifikasi dari pemilik rumah makan juga pernah viral di Indonesia. Kejadiannya di tempat wisata Situ Cileunca, Pangalengan, Jawa Barat. Saat itu sekelompok wisatawan alami getok harga setelah makan ayam bakar dan beberapa menunya hingga hampir Rp 1 juta!
Terlihat harga yang dipatok kurang masuk akal. Misalnya harga ayam bakar dan ayam goreng yang seporsinya dibanderol Rp 40.000. Lalu ada kelapa yang dibanderol Rp 25.000 per batoknya dan ikan asin yang dibanderol dengan harga Rp 15.000 per ekornya.
Pihak rumah makan lalu mengklarifikasi kejadian ini. Ia menjelaskan bahwa wisatawan itu tidak memesan makanan dari warung makannya langsung, tetapi melalui calo yang memang cukup banyak di tempat wisata Situ Cileunca.
"Kang Arip ini beli dari penjual jasa/calo. Kita buka ya hara standar jajanan warung nasi yang ada di Situ Cileunca. Untuk harga makanan Rp 25.000 per porsi," ujar pihak rumah makan.
Baca Juga: Dituding Getok Harga Ayam Bakar Rp 1 Juta, Pemilik Warung Klarifikasi
Simak Video "Steak Ayam Saus Barbeque Murah Meriah di 5758 Chicken Steak"
[Gambas:Video 20detik]
(adr/odi)