Menyambangi Malang, jangan lupa kulineran enak. Kalau mau yang istimewa, cobalah kuliner Malang legendaris di lima tempat ini. Ada menu yang sudah dijajakan selama 100 tahun lho!
Kuliner legendaris selalu menarik perhatian begitu menyambangi sebuah kota atau wilayah. Tak terkecuali di Malang dimana kota ini merupakan salah satu 'surga kuliner' enak di Jawa Timur.
Kalau mampir ke Malang, kamu bisa mencicipi banyak kuliner legendaris. Pilihannya juga beragam, dari makanan utama, jajanan manis, hingga 'dessert'. Rata-rata kuliner ini sudah dijajakan lebih dari 50 tahun lamanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satunya bahkan sudah mencapai usia 101 tahun pada tahun ini. Adalah Sate Gebug yang ditawarkan sejak tahun 1920. Lalu ada kue putu buatan Puthu Lanang yang eksis sejak 1935. Kue putu yang manis lembut ini disajikan dengan saus gula merah yang legit.
Berikut detikfood merangkum 5 kuliner Malang legendaris yang terkenal nikmat:
1. Sate Gebug
![]() |
Sate Gebug adalah salah satu kuliner Malang legendaris yang terkenal. Lokasinya di Jalan Jenderal Basuki Rahmat, Klojen. Racikan sate di sini sudah ada sejak tahun 1920!
Sate Gebug merupakan jenis sate sapi. Ukurannya cukup besar dengan tekstur empuk dan memuaskan selera. Di sini terdapat pilihan sate sapi pakai lemak atau tanpa lemak. Harganya mulai dari Rp 25 ribuan per tusuk.
Sate Gebug kini dikelola generasi ketiga, Rusni Yati Badare. Kepada detikfood (28/7/2020), ia mengatakan memakai daging bagian tenderloin untuk membuat sate ini. Sate kemudian dipukul-pukul (gebug) sampai lunak terlebih dahulu sebelum dipanggang hingga matang.
2. Rawon Brintik
![]() |
Mau cicip rawon legendaris saat di Malang? Mampirlah ke Rawon Brintik yang berlokasi di Jalan KH. Ahmad Dahlan No. 39. Rawon di sini disebut-sebut sebagai rawon tertua di Malang karena sudah ada sejak tahun 1942, sejak zaman penjajahan Jepang.
Rawon Brintik kini dikelola generasi ketiga dan keempat. Arif yang merupakan anak Ibu Hj. Maslichah mengatakan kepada detikfood (15/12/2021), "Nama 'Brintik' itu diberikan oleh pelanggan, karena dulu nenek saya (Napsiah) rambutnya keriting dan dalam bahasa Jawanya itu brintik, makanya disebut seperti itu."
Rawon masih diracik dengan resep yang sama sejak zaman dulu. Proses masaknya juga masih tradisional yaitu menggunakan kayu bakar sehingga aromanya lebih sedap. Seporsi rawon di sini harganya Rp 27.500. Isiannya adalah kecambah pendek dan beberapa potong daging berukuran cukup besar.
Di halaman selanjutnya masih ada daftar kuliner Malang legendaris lain lho!