Meski memiliki keterbatasan, dua pria tunanetra ini tetap mau membantu sesama. Sumbang Rp6,8 juta, mereka sediakan makanan untuk ratusan orang kelaparan.
Membantu sesama bisa dilakukan oleh semua orang dari berbagai kalangan. Hanya butuh kemauan serta niat tulus untuk bisa membantu orang lain yang membutuhkan.
Keterbatasan fisik bukan alasan untuk tidak membantu orang lain. Kemauan dan niat tulus menjadi landasan utama untuk bisa membantu sesama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satunya seperti yang dilakukan oleh dua orang pemuda tunanetra ini. Di balik keterbatasan fisiknya, mereka justru bisa memberikan makan gratis untuk warga-warga di sekitarnya yang kelaparan.
![]() |
Mengutip Free Malaysia Today (8/9), dua orang lelaki bernama Tan Chee Kiong (47) dan Mohd Nor Saiful Anwar (30) merupakan penyandang tunanetra. Namun di balik keterbatasan fisiknya, Tan yang merupakan seorang konsultan pemasaran dan Nor yang merupakan seorang asisten toko justru mampu berdonasi untuk membantu warga sekitar yang kelaparan.
Memiliki penghasilan hingga Rp6,8 juta per bulan, setengah dari pendapatan mereka disisihkan untuk didonasikan kepada warga yang kesulitan. Bantuan ini bahkan diketahui dapat memenuhi kebutuhan hingga 200 warga Johor, Malaysia.
Baca juga: Tempat Pasien HIV/AIDS Ini Tolak Donasi Makanan Demi Lindungi Pasien
Donasi ini disampaikan oleh Tan telah dilakukan keduanya sejak bulan Juli 2021 lalu. Setiap bulan, keduanya pasti membelikan bahan makanan yang nantinya akan dibagikan bagi warga Teluk Jawa, Johor, Malaysia.
Orang miskin, pengangguran, janda hingga seluruh masyarakat yang terdampak kesulitan akibat Covid-19 semuanya mendapatkan bantuan tanpa terkecuali. Bertepatan dengan Hari Amal Nasional pada minggu lalu di Malaysia, Tan menyampaikan bahwa ia hanya tidak bisa melihat bukan tidak bisa mendengar rintihan kesulitan dari orang-orang di sekitarnya.
"Kekurangan tubuh saya ini sudah mendorong saya untuk mendapatkan lebih banyak hal dalam hidup dan fokus pada melakukan kebaikan," kata Tan.
Pria yang penglihatannya hilang sejak 21 tahun yang lalu akibat penyakit glaukoma ini juga berharap bantuannya dapat terus dilakukan secara berkala. Selagi ia mampu untuk membantu, Tan mengungkapkan bahwa dirinya tidak akan pernah berhenti memberikan donasi atau bantuan kepada masyarakat sekitar.
![]() |
Hal serupa juga dirasakan oleh Nor Saiful. Berbeda dengan Tan, Nor mengalami kehilangan penglihatannya sejak 2013 lalu yang juga diakibatkan oleh glaukoma yang dialaminya.
"Saya merasa sedih setiap kali mendengar ada orang yang lebih menderita daripada kami, menderita akibat kesulitan dan anak-anak muda yang bahkan mau bunuh diri," kata Nor.
Tan dan Nor bertemu pada komunitas penyandang tunanetra, Buta World, yang menjadi komunitas khusus untuk penyandang tunanetra agar saling mendukung. Inspirasi untuk berbuat baik ini diakui berasal dari Fakhrul Ariffin Bakir yang merupakan pendiri komunitas tersebut yang memiliki tujuan mulia untuk melatih para penyandang tunanetra.
Tan mengaku dirinya mendapatkan dorongan besar saat pelatihan tersebut. Fakhrul selaku pendiri komunitas tunanetra memang dikatakan sering mendorong dan mengajak anggota komunitas untuk tetap bisa membantu masyarakat seperti orang normal pada umumnya.
Penyaluran bantuan ini dibantu oleh istri Tan dan sukarelawan lain yang bergilir mengantarkan bantuan serta menemani Tan dan Nor menuju lokasi penyaluran donasi bahan makanan tersebut. Walaupun tidak bisa melihat ekspresi penerimanya, Tan dan Nor mengaku bisa mendengar dan merasakan para penerima bantuan yang menangis bahagia karena kesulitannya sedikit berkurang oleh sumbangan yang mereka berikan.
Baca juga: Salut! Pasien Kanker Ini Sumbang 60 Makanan Vegetarian Saat Pandemi
(dfl/adr)