5 Fakta Holywings, Bar yang Sering Dikira Restoran Ayam Goreng

5 Fakta Holywings, Bar yang Sering Dikira Restoran Ayam Goreng

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Selasa, 07 Sep 2021 12:30 WIB
5 Fakta Holywings, Bar yang Sering Dikira Restoran Ayam Goreng
Foto: Instagram holywingsindonesia
Jakarta -

Holywings jadi sorotan setelah gerainya yang di Kemang disegel karena langgar aturan PPKM. Sebenarnya apa itu Holywings? Netizen sering menduganya sebagai restoran ayam goreng.

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jakarta memang telah dilonggarkan, namun bukan berarti bar, restoran, atau kafe bisa buka sepuasnya. Mereka hanya diizinkan buka hingga pukul 21.00 WIB.

Aturan ini dilarang Holywings Kemang yang beroperasi hingga pukul 01.00 dini hari pada Minggu (5/9). Terlihat banyak pengunjung yang tengah menikmati live music, berkerumun di dalamnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satpol PP DKI akhirnya putuskan membekukan izin operasional Holywings Kemang selama pandemi Corona. Pihaknya juga dikenakan denda sebesar Rp 50 juta.

Terungkap juga bahwa ini bukan kali pertama Holywings disegel karena melanggar aturan PPKM. Sebelumnya sudah ada pelanggaran pada Februari dan Maret 2021.

ADVERTISEMENT

Baca Juga: Satpol PP: Holywings Kemang Dibekukan Selama Pandemi

Melihat berita ini, Holywings pun jadi sorotan dan bahkan sempat jadi trending topic di Twitter. Sebenarnya seperti apa konsep Holywings? Menu apa saja yang ditawarkan bar dan restoran ini?

Berikut lima fakta soal Holywings yang dirangkum detikfood dari berbagai sumber:

1. Bermula dari kedai nasi goreng

5 Fakta Holywings, Bar yang Sering Dikira Restoran Ayam Goreng5 Fakta Holywings, Bar yang Sering Dikira Restoran Ayam Goreng Foto: Instagram holywingsbackyard

Mengutip detikfinance (7/9) berdasarkan tayangan YouTube Holywings, Holywings dirintis oleh Ivan Tanjaya bersama Eka Setia Wijaya. Awalnya mereka mendirikan kedai nasi goreng bernama Kedai Opa di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Mereka menyewa ruko untuk berjualan nasi goreng, namun sayang bisnis kuliner mereka hanya bertahan 3 bulan karena tidak berkembang. "Tiga bulan gagal. Jadi dalam arti sebenarnya nggak gagal banget secara hasil tapi gagal untuk dikembangin. Jadi bulan pertama misal Rp 100 juta nih, bulan kedua Rp 70 juta, bulan ketiga Rp 50 juta," kata Ivan.

Akhirnya Ivan dan Eka putuskan mengubah konsep bisnis mereka. Mereka menggandeng tiga rekannya untuk mendirikan Holywings pada tahun 2014 melalui PT. Aneka Bintang Gading. Mereka mengakui meniru konsep sebuah kafe di China yang menghadirkan pengalaman makan sambil mendengarkan live music.



Simak Video "Nikmatnya Ngopi di Kafe Slow Bar Bergaya Australia Ini"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads