Sate Srepeh Rembang yang Unik dengan Paduan Nasi Sambal Tahu

Sate Kaki Lima

Sate Srepeh Rembang yang Unik dengan Paduan Nasi Sambal Tahu

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Jumat, 18 Jun 2021 15:00 WIB
sate srepeh khas Rembang
Foto: Detikfood
Jakarta -

Kabupaten Rembang, Jawa Tengah punya racikan sate unik, sate srepeh. Bahan utamanya daging ayam, namun bumbu dan pendampingnya berbeda. Seperti ini keistimewaannya!

Membahas sate nusantara seolah tak ada habisnya. Sebab banyak daerah di Indonesia punya racikan sate unik yang layak dicoba. Tak terkecuali dengan sate khas Rembang, Jawa Tengah.

Namanya sate srepeh yang punya sejumlah fakta unik. Disebut srepeh pun bukan tanpa alasan. Ada kisah di baliknya yang menarik disimak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asal-usul nama 'srepeh'

Dikutip dari rembang.org (17/6), sate srepeh disajikan dengan perpaduan bumbu kacang, sambal merah, santan, dan gula merah. Bumbu ini memiliki tekstur encer dan warnanya kuning kecokelatan.

Cita rasanya khas karena campuran gurih, asin, dan pedas. Bumbu inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan "srepeh". Sate yang dibalut bumbu inipun disebut sate srepeh.

ADVERTISEMENT

Bahan utamanya daging ayam

sate srepehsate srepeh Foto: 100 Maknyus Jalur Mudik

Sate srepeh umumnya dibuat dengan bahan utama daging ayam dan jeroan ayam. Namun tak menutup kemungkinan sate srepeh dibuat dari daging kambing atau sapi.

Potongan daging ayamnya pun agak berbeda dengan daging ayam pada sate Madura. Sate srepeh memiliki potongan daging ayam yang lebih pipih.

Penyajiannya juga tak kalah unik. Selain diguyur dengan kuah santan berwarna oranye kemerahan, sate srepeh biasa dimakan dengan nasi sambal tahu.

Nasi ini dibungkus dengan daun jati sehingga lebih harum aromanya. Sate srepeh juga umum dinikmati bersama nasi sayur lodeh.

Bu Slamet, tempat makan sate srepeh legendaris

Meski terkenal nikmat, namun sayang penjual sate srepeh di Rembang tak begitu banyak. Seorang penjual yang paling terkenal adalah Bu Slamet. Rumah makannya ada di Jalan KS Tubun, Rembangan.

Dikutip dari rembang.org, usaha Bu Slamet kini sudah dijalankan anaknya. Sejarah panjang melingkupi terciptanya sate srepeh. Konon ibu Bu Slamet mendapat resep bumbu srepeh saat bekerja di rumah pengusaha Tionghoa di Pecinan Rembang.

Setelahnya ibu Bu Slamet pindah kerja dan mengaplikasikan bumbu srepeh sebagai bumbu sate ayam. Dulunya sate srepeh Bu Slamet dijajakan dengan cara dipikul keliling kompleks Pecinan, Rembang.

sate srepeh khas Rembangsate srepeh khas Rembang Foto: Detikfood

Kepada detikfood (6/1/18), pengelola Bu Slamet menyebutkan racikan bumbu sate srepeh menggunakan gula merah, santan dan sejumlah bumbu dapur lainnya seperti bawang merah, bawang putih, garam, dan air.

Untuk memasak tidak terlalu lama, tergantung takarannya saja. Untuk jualan ini saya biasa menyajikan sampai 5 kg daging ayam," tuturnya.

Karena tingginya peminat, sate srepeh buatan Bu Slamet kerap ludes dalam waktu singkat. Bahkan dalam waktu 4 jam sudah bisa habis.

Warung yang berdiri sejak tahun 1970-an ini buka sejak pukul 6 pagi. Ketika kamu datang pukul 10 pagi, biasanya sudah habis. Untuk harganya, seporsi sate srepeh berisi 10 tusuk dibanderol sekitar Rp 24 ribu.

Sate unik lain dari Rembang

Selain sate srepeh, Rembang juga punya sate khas bernama sate laler. Tak perlu khawatir soal penampakan atau rasanya, karena sate ini bukan dibuat dari lalat atau laler.

Sate laler dibuat dari potongan kecil daging kambing. Kemudian sate laler disajikan menggunakan bungkus daun jati sehingga lebih harum.

Biasanya sate laler dimakan bersama sambal kecap yang diberi irisan bawang merah dan tomat. Sate laler mudah ditemui di sepanjang trotoar Jalan Kartini Rembang.

Kalau kamu penggemar sate, jangan lewatkan cicip dua sate ini saat di Rembang. Ada sate srepeh dan sate laler yang sudah siap memanjakan seleramu!

Halaman 3 dari 2
(adr/odi)

Hide Ads