Kisah Sukses 4 Crazy Rich Indonesia yang Pernah Jualan Makanan

Tak ada kesuksesan yang instan. Seperti yang dialami oleh beberapa pebisnis ini. Mereka sempat berjualan makanan untuk memulai karirnya.

Beberapa pebisnis muda sukses hingga disebut Crazy Rich Indonesia. Bekerja keras dan memulai usaha dari nol. Bahkan mereka pernah jualan makanan untuk berjuang hidup.

Beberapa pebisnis tersebut ada mulai dari Syaiful Anam, Hermanto Tanoko, Basrizal Koto dan H Muhammad Fitno. Dalam kisah sukses mereka, mereka sempat hidup susah. Bahkan mereka hanya berjualan makanan demi mendapatkan uang.

Namun berkat kegigihan, mereka berhasil menjadi sukses. Kesuksesan mereka bahkan membuat mereka mendapat julukan Crazy Rich karena memiliki rumah mewah beserta dengan sederet mobil mahal.

Berikut ini 4 kisah sukses Crazy Rich Indonesia yang menarik.

1. Crazy Rich Lamongan

Kisah Sukses 4 Crazy Rich Indonesia yang Pernah Jualan Makanan Foto: Instagram

Belum lama ini netizen dihebohkan dengan seorang pria yang mudik ke Lamongan menggunakan lamborghini. Terlihat dalam video lamborghini mewah tersebut melewati jalan kampung dan diikuti anak-anak kecil di belakangnya.

Diketahui pria tersebut adalah Syaiful Anam yang merupakan warga desa Ngayung, Maduran, Lamongan. Syaiful Anam memang dikenal sukses di Jakarta. Ia menggeluti banyak bisnis di dunia fashion.

Namun siapa sangka, sebelum menjadi tajir seperti sekarang, Syaiful Anam sempat berjualan makanan. Dulu saat pertama kali merantau di Jakarta ia membuka warung pecel lele dan seafood di kawasan Kelapa Gading.

Langkah tersebut dilakukan oleh Syaiful Anam lantaran mengikuti jejak kedua orangtuanya. Pasalnya kedua orangtua Syaiful juga merupakan penjual pecel lele sederhana.

Baca Juga : Pemilik Lamborghini Viral Masuk Kampung di Lamongan Disebut Hanya Lulusan SMP

2. Crazy Rich Surabaya

Kisah Sukses 4 Crazy Rich Indonesia yang Pernah Jualan Makanan Foto: Instagram

Banyak orang tajir Surabaya yang mendapat julukan Crazy Rich Surabaya. Salah satunya adalah Hermanto Tanoko yang merupakan pendiri Sekar Group, sebuah perusahaan yang sukses mendunia.

Selain itu juga ia mendirikan Susilo Institute for Ethics, sebuah lembaga pendidikan yang menjadi bagian dari Boston University Amerika. Sebelum menjadi sukses seperti sekarang, Hermanto pernah hidup susah.

Saat itu ia bahkan sampai berjualan ikan untuk mendapatkan uang. Pekerjaan tersebut ditawari oleh teman mendiang Ayahnya dari Singapura. Ketika bekerja, ia melihat bentuk ikan dan udang yang rusak.

Karenanya ikan dan udang tersebut hanya berakhir menjadi limbah. Dari itulah Hermano menjadikannya peluang bisnis. Ia kemudian mengolah ikan dan udang menjadi kerupuk udang yang kini dikenal dengan merek Finna.