Mangkuk ayam jago dikenal luas di Asia Tenggara. Mangkuk motif nan legendaris ini punya cerita menarik mengenai sejarah hingga filosofi di baliknya.
Mangkuk ayam jago punya latar belakang budaya yang kuat di banyak negara Asia Tenggara. Biasanya mangkuk ayam jago digunakan di rumah makan China untuk menyajikan hidangan nasi dan mie.
Mangkuk ayam jago dikenal dengan nama lain 'ji gong wan', 'gong ji wan', dan 'ji jiao wan' di Malaysia. Saking ikonisnya mangkuk ayam jago, anggota dewan kota Pandamaran, Tony Leong Tuck Chee sampai membuat monumen mangkuk ayam jago di Port Klang pada Januari 2021.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daerah asal mangkuk ayam jago
![]() |
Mangkuk ayam jago sebenarnya memiliki tiga motif desain berbeda. Pertama, menampilkan sosok ayam jago berwarna merah dan hitam. Kedua, bunga peony merah, dan ketiga motif daun pisang.
Dikutip dari Says Malaysia (10/5), aslinya mangkuk ayam jago berasal dari provinsi Guangdong, China Selatan. Desain mangkuk ini sudah ada lebih dari seratus tahun lalu.
Penciptanya adalah para pengrajin di Hakka yang secara individual mencetak mangkuk lalu melukis desainnya dengan tangan (handmade). Bisa dibilang mangkuk ayam jago yang asli kini sangat langka.
Berbeda dengan mangkuk ayam jago yang diproduksi secara massal, mangkuk ayam jago yang asli memiliki sedikit perbedaan dalam hal ukuran dan pola desainnya.
Filosofi mangkuk ayam jago
![]() |
Menurut CultureGuru, kata "ayam" dalam bahasa Hokkien memiliki cara penyebutan yang sama dengan kata "rumah" atau "keluarga". Banyak orang meyakini dengan makan di mangkuk ayam jago, keluarga mereka akan makmur.
Selain itu, ayam jago juga merupakan simbol kerja keras, jiwa petarung, dan keluarga yang makmur. Lalu kenapa ayam jago, bukan ayam betina?
Ternyata pertanyaan ini ada jawabannya. Hal ini terkait budaya patriarki di China dimana saat itu laki-laki lebih disukai ketimbang perempuan. Bahkan ketika seorang ibu melahirkan anak laki-laki, hal ini dianggap menjadi berkah besar.
Karenanya orang Hakka dulu akan membeli mangkuk ayam jago untuk putra mereka. Nantinya nama sang putra akan diukir di mangkuk tersebut sebagai tanda mereka tetap diingat leluhur sampai pemilik mangkuknya meninggal.
Lalu untuk bunga peony dianggap sebagai simbol kekayaan dan kemakmuran. Sementara daun pisang adalah lambang keberuntungan dan kesuksesan.
Baca Juga: Lucu! Gambar Ayam Jago Khas Mangkuk Bakso Legendaris Kini Ada di 10 Barang Ini
Mangkuk ayam jago diproduksi massal di Thailand
![]() |
Mangkuk ayam jago aslinya memang dari Guangdong, China, namun orang Hakka di Thailand-lah yang justru pertama kali memproduksinya secara massal.
Menurut Bangkok Post, pabrik keramik pertama dibangun tahun 1955 ketika imigran China di Thailand bernama Chin Simyu mendirikan usaha di sana. Ia menemukan banyak cadangan kaolin (tanah liat China) di Lampang.
Sejak saat itu, mangkuk ayam jago mengalami banyak perkembangan motif atau desain. Namun saat pertama kali diproduksi, ada tiga desain standar yaitu ayam jago, bunga peony, dan daun pisang.
Kemudian mangkuk ayam jago lebih populer dan sangat mudah ditemukan di negara-negara Asia Tenggara. Mulai dari Hong Kong, Korea Selatan, Jepang, Vietnam, Singapura, dan bahkan Indonesia.
Mangkuk ayam jago sekarang ada versi plastik
![]() |
Seiring waktu, nilai budaya di balik mangkuk ayam jago berkurang karena ada banyak produk serupa yang dibuat secara massal atau skala pabrik. Kini bahkan ada mangkuk ayam jago versi plastik.
Untuk menemukan mangkuk ayam jago yang asli sekarangpun bukan perkara mudah. Banyak kolektor mencarinya karena motif lukisan tangan yang istimewa dari para pengrajin Hakka.
Saat ini, di Lampang, mangkuk ayam jago masih terus diproduksi. Lampang bahkan jadi satu-satunya provinsi di Thailand yang masih terus memproduksi mangkuk ayam jago sebagai souvenir.
Baca Juga: Si Ayam Jago Legendaris di Mangkuk Bakso Kian Populer, Produsen Beri Peringatan!