Tak lepas dari pengaruh budaya kuliner Belanda, banyak kue kering klasik dari Belanda yang masih digemari di Indonesia hingga sekarang.
Kue kering identik sebagai kudapan spesial di hari raya Lebaran, sampai hari raya lainnya. Jauh sebelum era Kolonial di Indonesia, masyarakat biasanya menyajikan kue-kue tradisional khas daerah masing-masing sebagai suguhan untuk para tamu.
Namun setelah budaya Eropa diperkenalkan lewat Belanda yang datang ke Indonesia ratusan tahun lalu, perlahan kue-kue kering dari Belanda digemari di Indonesia bahkan sampai sekarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mulai dari jan hagels, schuimpjes, katte tong hingga speculaas, kue kering yang kaya rempah. Berikut 5 kue kering klasik dari Belanda yang populer di Indonesia:
Baca Juga: Lebaran Makin Spesial dengan Kue-kue Buatan Sendiri
1. Jan Hagels
![]() |
Jan Hagel merupakan salah satu jenis kue kering klasik dari Belanda yang digemari di Indonesia. Ciri khas kue kering ini terletak pada teksturnya yang renyah, rasanya yang buttery, manis gurih seperti nougat.
Menurut sejarahnya, kue kering ini awalnya diwariskan dari satu generasi ke generasi. Di Belanda sendiri, kue ini selalu ada saat perayaan natal dan sudah menjadi tradisi di sana.
Biasanya para 'Oma' (nenek), akan membuat kue Jan Hagel untuk para cucu dan keluarganya. Kue ini disantap bersama-sama dengan secangkir teh hangat.
2. Schuimpjes
![]() |
Dikenal juga dengan nama kue busa. Schuimpjes merupakan kue kering warisan kolonial Belanda di Indonesia. Kue ini masuk ke dalam daftar camilan jadul yang kini tengah ngetren lagi.
Dibuat dari kocokan putih telur yang ditambah dengan gula, atau meringue. Kue ini punya tekstur yang renyah, dan rasa manis dominan saat digigit di dalam mulut.
Menurut sejarahnya, Schuimpjes pertama kali diciptakan di Swiss oleh pembuat kue bernama Gasparini. Namun popularitas kue busa ini menyebar hingga ke Inggris, Jerman dan Belanda.
![]() |
Pitmopen cukup populer sebagai kue Lebaran di Indonesia. Meski tidak sepopuler nastar, tapi orang-orang suka dengan cita rasa palm sugar atau gula semut. Ditambah bagian tengahnya diberikan topping kacang mede yang gurih.
Mirip seperti kue kering lainnya, bahan utama dari Pitmopen berasal dari tepung terigu, butter, mentega, hingga kuning telur.
Di Belanda, pitmopen bentuknya kotak. Populer di kota Amsterdam, dan disajikan dalam acara ngeteh-ngeteh sore di sana. Banyak juga orang Belanda yang menikmatinya dengan secangkir susu atau cokelat panas.
4. Kattetong
![]() |
Tak kalah banyak penggemarnya, kue lidah kucing wajib ada menemani hari raya Lebaran di Indonesia. Termasuk ke dalam kue kering klasik yang dipengaruhi kuliner Belanda.
Nama lidah kucing diambil dari 'Kattetong', yaitu bahasa Belanda dari 'cat' dan 'tongue'. Bentuknya tipis pipih, dengan rasa buttery seperti cookies.
Bahan-bahan yang digunakan juga sederhana, seperti tepung terigu, butter, susu bubuk, sampai putih telur. Kini variasi lidah kucing cukup beragam, ada yang rasa cokelat, keju hingga pelangi.
![]() |
Tak lengkap membahas kue klasik dari Belanda tanpa menyebut Speculaas. Kue kering atau bisa dibilang biskuit yang satu ini, terkenal dengan aroma harum dari rempah yang digunakan.
Dulu kue ini wajib ada dalam perayaan natal di Belanda. Tapi di Indonesia sendiri, speculaas bisa dinikmati kapan saja. Teksturnya tidak terlalu tebal, sangat renyah, dan rasa karamelnya begitu dominan.
Tentunya untuk membuat Specuulaas dibutuhkan gula palem. Juga tambahan rempah seperti kayu manis, pala, jahe hingga cengkeh.
Baca Juga: 5 Kue Kering Tradisional, Ada Keciput dan Biji Ketapang
Simak Video "Bazar Kue Kering di Blok M Square, Nastar Masih Jadi Favorit"
[Gambas:Video 20detik]
(sob/adr)