Menjadi hidangan wajib saat perayaan Cap Go Meh, Lontong Cap Go Meh punya makna yang mendalam. Bahkan setiap lauknya memiliki arti simbolis.
Cap Go Meh dirayakan setiap hari ke-15 setelah perayaan Imlek. Tahun ini, Cap Go Meh jatuh pada hari ini, Jumat 26 Februari 2021. Sama halnya dengan Imlek, Cap Go Meh juga dimeriahkan dengan aneka hidangan.
Hidangan yang tak pernah absen dalam perayaan Cap Go Meh adalah Lontong Cap Go meh. Lontong Cap Go Meh merupakan hidangan peranakan dari perpaduan antara hidangan China dan Jawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga : Lontong Cap Gomeh, Racikan Lontong Komplet untuk Makan Siang
![]() |
Lontong Cap Go Meh pertama kali ditemukan di pesisir Jawa, tepatnya di Semarang pada abad ke-19. Saat itu ada imigran asal China yang menikah dengan perempuan asal Jawa. Saat itulah terjadi perpaduan antara dua budaya.
Bukan hanya sekadar irisan lontong disiram sayur gurih, lontong Cap Go Meh juga memiliki makna yang mendalam. Bagi yang merayakan, lontong Cap Go Meh dipercaya sebagai simbol keberuntungan.
Lontong Cap Go Meh dilengkapi dengan berbagai isian. Seperti lontong yang dilengkapi dengan lodeh terong, sambal goreng hati dan kentang, opor ayam dan telur pindang.
Bahkan racikan lontong cap go meh khas Semarang masih dilengkapi dengan daging abing, ditaburi serundeng dan bubuk kedelai.
![]() |
Masing-masing dari lauk lontong Cap Go Meh tersebut memiliki makna simbolis. Seperti lontong misalnya yang dibungkus daun pisang dan berbentuk panjang.
Dari bentuknya, lontong dianggap sebagai simbol panjang umur. Selain itu, telur yang dimasak pindang melambangkan sumber rezeki. Begitu pula dengan opor yang berwarna kuning karena diracik dengan kunyit.
Warna kuning keemasan pada kuah lontong Cap Go Meh dianggap sebagai simbol kemakmuran dan kekayaan. Seperti dengan perayaan Imlek, warna emas merupakan warna keberuntungan.
Dengan menyantap lontong Cap Go Meh dalam perayaan Cap Go Meh, maka orang-orang Tionghoa berharap mendapatkan keberuntungan, rezeki dan kemakmuran yang dipresentasikan dalam sepiring lontong Cap Go Meh.
![]() |
Bukan hanya isian lauknya saja yang memiliki filosofi. Cara penyajian lontong Cap Go Meh juga memiliki makna mendalam. Dalam penyajiannya, piring harus terisi penuh. Menjulang tinggi dengan berbagai lauk dan kuah melimpah.
Hal tersebut terinspirasi dari tradisi orang Jawa. Orang Jawa biasa makan dan minum dalam porsi yang banyak sebagai bentuk rasa syukur atau kenikmatan dari Tuhan.
Begitu pula dengan orang-orang Tionghoa, ketika mereka menyantap lontong Cap Go Meh dengan piring terisi penuh, tandanya mereka berdoa dan mengharapkan rezeki yang berlimpah.
Baca Juga : Jadi Hidangan Wajib, Ini 5 Fakta Menarik tentang Lontong Cap Go Meh
(raf/odi)