Kue keranjang selalu hadir dalam perayaan Imlek. Di balik rasanya yang manis dan teksturnya yang lengket, kue keranjang punya makna spesial ini.
Nian gao adalah kue manis asal China yang identik sebagai suguhan Imlek, tak terkecuali di Indonesia. Orang-orang di sini lebih sering menyebutnya sebagai kue keranjang atau dodol China.
Kue keranjang akan dengan mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional pecinan, supermarket, hingga toko kue jelang Imlek. Biasanya di bagian atasnya diberi stiker merah yang bertuliskan harapan baik dalam bahasa Mandarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arti nian gao
![]() |
Dikutip dari China Travel (9/2), nama nian gao saat dilafalkan dalam bahasa Mandarin memiliki bunyi yang sama dengan kalimat "tahun yang lebih tinggi". Kata "nian" sendiri berarti "lengket" yang serupa bunyi kata "tahun", sementara "gao" adalah "kue" yang serupa bunyi kata "tinggi".
Untuk orang tua, nian gao adalah perlambang panjang umur, sedangkan untuk anak muda nian gao diharapkan membuat mereka mendapatkan promosi jabatan atau pendapatan yang lebih tinggi. Untuk anak-anak, nian gao juga punya arti yaitu lambang pertumbuhan.
Sejarah kue keranjang
Di China, sejarah kue keranjang sangat panjang karena sudah ada lebih dari 2.000 tahun lalu. Pada masa Dinasti Zhou (abad 11-256 SM), konon orang China mulai mengenal konsep "tahun". Mereka lalu mulai membuat kue keranjang sebagai bentuk pengorbanan pada Tuhan dan leluhur.
Di Indonesia, konon kue keranjang dibawa orang China pada tahun 400-an. Hal ini diungkap sejarawan Semarang, Jongke Tio. "Tionghoa itu masuk Indonesia tahun 400-an. Saat itu masih pria yang datang. Kalau di Semarang itu mendaratnya di daerah Mangkang. Nama Mangkang itu dari nama kapal China Wangkang," kata Jongkie.
Kue keranjang lantas menjadi hantaran wajib di klenteng. Ketika pelaut China mendarat, mereka akan mendirikan klenteng kecil untuk ucapan syukur pada Dewa Bumi.
"Orang Tionghoa kalau mendarat berterimakasih kepada Dewa Bumi, membuat klenteng. Di daerah pantai pasti ada klenteng kecil," tambahnya.
Baca Juga: Kue Keranjang, Asimilasi Budaya Lokal dan China
Ada kue keranjang manis dan gurih
![]() |
Secara umum, kue keranjang adalah kue manis lengket mirip dodol di Indonesia. Bahan utama membuatnya adalah tepung beras ketan, tepung tang mien, dan gula merah.
Campuran bahan kue keranjang nantinya dikukus dan dicetak. Hasilnya kue keranjang memiliki tekstur kenyal dengan rasa manis legit.
Di China, kreasi kue keranjang bisa berbeda antardaerah. Di utara, misalnya, mereka makan kue keranjang warna putih, sedangkan di barat laut lebih terkenal kue keranjang kuning.
Di selatan China beda lagi. Kue keranjang ada yang warnanya merah, hijau, dan ungu. Biasanya warna ini didapat dari pemakaian pewarna alami berbahan sayuran.
Secara umum, kue keranjang bisa dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan rasanya, yaitu manis dan gurih. Kue keranjang manis akan disajikan sebagai dessert dengan cara dikukus atau digoreng.
Sementara kue keranjang gurih bisa disajikan sebagai makanan utama. Cara mengolahnya dikukus, digoreng, ditumis, atau bahkan dicampurkan dalam sup.
Baca artikel di halaman selanjutnya.
Olahan kue keranjang di Indonesia
Di Indonesia, kue keranjang lebih umum dikenal sebagai makanan manis. Kue ini bisa dimakan langsung atau diolah lebih lanjut.
Olahannya ada yang dibalut adonan tepung lalu digoreng kering. Olahan lainnya ialah kue keranjang dipotong dan dikukus dengan santan kental, atau dipotong-potong dan ditaburi kelapa parut.
Makna kue keranjang
![]() |
Setiap makanan yang disajikan saat Imlek memiliki makna dan filosofi, tak terkecuali kue keranjang. Biasanya kue keranjang akan disusun tinggi atau bertingkat. Hal ini merupakan harapan agar semakin tinggi tumpukannya, semakin meningkat rezeki dan kemakmurannya.
Lalu rasa manis pada kue keranjang melambangkan suka cita, kegembiraan, dan rasa bahagia. Harapannya mereka yang makan kue keranjang saat Imlek akan memiliki tahun yang manis atau membahagiakan.
Bentuk kue keranjang yang bulat bukan tanpa alasan. Bulat adalah simbol kekeluargaan dimana orang-orang dalam sebuah keluarga diharapkan tidak ada yang merasa lebih penting dari yang lainnya. Setiap anggota keluarga juga diharapkan bisa saling menghormati dan menghargai.
Bagaimana dengan teksturnya yang kenyal? Hal ini merupakan lambang keuletan dan kegigihan dalam menggapai cita-cita di tahun baru.
Terakhir, kue keranjang yang sifatnya awet juga merupakan simbol suatu hubungan kekerabatan yang abadi dan tidak berubah meski tahun berganti.
Baca Juga: Selain Kenyal Legit, Ini 5 Makna Kue Keranjang yang Jadi Suguhan Wajib Imlek