Setiap daerah tentu punya makanan khasnya masing-masing. Saat berkunjung ke Kecamatan Kobalima Timur, Kabupaten Malaka, ada satu warung kecil yang menjual berbagai makanan ringan unik salah satunya kacang sembunyi.
Kacang sembunyi mungkin sudah tak asing bagi masyarakat timor, khususnya di Kupang. Namun, siapa sangka ternyata di Malaka juga ada yang jual kacang sembunyi. Bedanya, kacang sembunyi di sini umumnya tidak diberi gula lagi setelah digoreng sehingga rasanya tak begitu manis.
Sekilas, bentuk kacang sembunyi hampir mirip dengan pisang molen mini. Namun pada kacang sembunyi, bukan pisang yang dibalut dalam adonan, melainkan kacang tanah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Lusia Hingi Ruing (62), menjadi satu-satunya penjual kacang sembunyi di Kecamatan Kobalima Timur, Malaka. Ia menyebut makanan ini disebut kacang sembunyi karena kacangnya disembunyikan di balik adonan terigu.
"Ini namanya kacang sembunyi. Karena dia dibungkus di dalam adonan terigu, jadinya sembunyi," ujarnya kepada detikcom baru-baru ini.
Adapun untuk membuat kacang sembunyi sebenarnya cukup mudah. Sesuai namanya, kacang menjadi salah satu bahan utama yang wajib.
Memang pantas rasanya disebut kacang sembunyi. Pasalnya, untuk satu buah kacang sembunyi hanya diberikan satu kacang. Tak heran pas menggigitnya, kamu akan mencari-cari letak keberadaan kacang, yang disembunyikan di balik terigu.
"Kacang diambil dari kebun sendiri, abis itu dikupas di sangrai. Trus ambil kacang satu biji, kita masukkan ke dalam adonan terigu. Adonan terigu itu digiling dulu, langsung taro kacang di dalam, terus bungkus. Sudah jadi," katanya.
Adapun untuk adonannya, Lusia mengatakan kacang sembunyi miliknya hanya menggunakan bahan-bahan sederhana seperti terigu, gula, telur, dan margarin. Tak lupa juga ia menambahkan soda sedikit agar rasanya renyah.
"Adonannya terigu, gula, sama soda sedikit, mentega sedikit supaya garing. Pakai soda supaya enak, renyah," ungkapnya.
Untuk satu kali membuat kacang sembunyi, Lusia menyebut selalu menggunakan terigu sebanyak 1 kg. Hal ini untuk memudahkan dirinya menghitung keuntungan dari penjualan kacang sembunyi.
Dalam satu minggu, Lusia hanya memproduksi kacang sembunyi dua kali dalam satu minggu. Hal ini karena jika terlalu banyak, ia takut jualannya lama terjual sehingga keenakan rasanya pun berkurang.
"Biasanya kalau satu minggu saya dua kali buat saja. Kalau kita buat banyak, lama (terjual) kan nanti jadi nggak enak rasanya. Setiap buat pakai terigu satu kilo, itu dapat 50 bungkus kacang sembunyi. Setiap buat saya hitung pakai kilo saja, biar tahu untung berapa. Biasanya sekilo untung Rp 150.000 karena saya jual satu bungkus Rp 5.000," ungkapnya.
Meskipun berjualan di toko kecil, bisa dibilang kacang sembunyi miliknya telah terkenal hingga ke luar Malaka. Pasalnya, ia menyebut banyak orang-orang yang memborong kacangnya hingga ke Atambua.
"Tiap hari ini ada terus (yang beli). Biasanya kalau ada yang mau berpergian jauh, biasanya beli banyak 10-20 bungkus. Semua datang ke sini saja, dari Atambua, Betun semua sudah tau," katanya.
![]() |
Di tengah pandemi, usaha Lusia memang tak begitu terdampak. Namun, ia bersyukur bisa mendapatkan bantuan Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM), yang disalurkan oleh BRI Unit Kobalima. Ia menyebut, bantuan tersebut sangat membantunya untuk menambah modal dagangnya.
"Pas bulan Oktober saya dapat. Saya dapat pakai buat usaha ini karena saya butuh minyak lebih banyak. Saya beli minyak yang besar. Saya beli alat untuk goreng-goreng ada tiga, panci besar, dandang untuk kukus. Bisa bantu untuk saya beli alat macam dandang dan kuali," pungkasnya.
Di ulang tahun yang ke-125 pada tahun ini, BRI hadir di perbatasan dengan tema BRILian memudahkan masyarakat melakukan transaksi perbankan, khususnya bagi masyarakat di sekitar area Motamasin, Kecamatan Kobalima, Malaka. BRI juga menjadi penyalur BPUM bagi UMKM yang terdampak saat pandemi.
detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas mengenai perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan khususnya di masa pandemi. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus beritanya di tapalbatas.detik.com.
(ega/ega)