Apakah Bisa MSG Menggantikan Garam? Ini Penjelasan Ahli

Apakah Bisa MSG Menggantikan Garam? Ini Penjelasan Ahli

Devi Setya - detikFood
Sabtu, 31 Okt 2020 18:00 WIB
msg
Foto: iStock
Jakarta -

Konsumsi garam berlebih memang tidak baik untuk kesehatan. Tapi apakah MSG bisa dan aman dijadikan pengganti garam untuk menghasilkan rasa asin gurih pada masakan?

Salah satu risiko besar ketika terlalu banyak mengonsumsi garam adalah menderita hipertensi. Tidak ada seorangpun yang ingin mengalami kondisi hipertensi.

Apalagi tingginya tekanan darah ini bisa memicu berbagai penyakit komplikasi lain mulai dari gangguan ginjal hingga stroke. Solusinya untuk mencegah hipertensi adalah mengurangi asupan garam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak bisa dipungkiri, garam menjadi salah satu bumbu yang wajib ditambahkan dalam masakan. Rasa asin garam membuat makanan semakin terasa lezat.

Prof Dr. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, C.Ht, Guru Besar Bidang Keamanan Pangan & Gizi di Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB, mengatakan salah satu cara untuk menekan resiko hipertensi adalah dengan mengurangi konsumsi garam atau diet garam.

ADVERTISEMENT

Hal ini diungkapkan lewat webinar yang digelar PT Ajinomoto Indonesia bekerjasama dengan Inaviga Indonesia dengan tema "Salt Reduction Strategy to Reduce the Risk of Hypertension" pada Kamis (22/10).

instant noodles on bowl with seasonings monosodium glutamate / Noodle thai junk food or fast food diet unhealthy eat msg concept , selective focusApakah Bisa MSG Menggantikan Garam? Ini Penjelasan Ahli Foto: iStock

"Mengurangi asupan garam atau diet rendah garam sebagai salah satu upaya yang esensial dan cukup mudah dilakukan untuk mengurangi risiko hipertensi," beber Prof Sulaeman.

Selain mengurangi asupan garam, Prof Sulaeman juga menjelaskan berbagai upaya untuk mengurangi risiko hipertensi.

Menurutnya banyak cara untuk mengurangi risiko hipertensi, mulai dari jalankan gaya hidup sehat, hindari kebiasaan merokok dan minuman alkohol, hingga yang cukup kompleks dengan menjalankan Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension).

Prof Sulaeman memberikan salah satu solusi untuk mengurangi asupan garam, yakni dengan mengganti MSG. Anggapan ini masih menjadi pro kontra di kalangan masyarakat Indonesia.

Apakah benar MSG bisa dan lebih aman menggantikan fungsi garam dalam masakan?

Prof Sulaeman bahkan menegaskan kalau MSG bisa jadi alternatif pengganti garam. MSG bahkan disebut memberikan dampak lebih positif dibandingkan penggunaan garam.

"Untuk mensiasati pengurangan asupan garam atau diet rendah garam, kita dapat mengganti penggunaan sebagian garam dengan bumbu umami seperti MSG yang akan memberikan dampak positif lainnya," kata Prof Sulaeman.

Jadi, jika tetap ingin makanan yang dikonsumsinya memiliki cita rasa yang tinggi, namun sekaligus ingin diet rendah garam juga, cara ini dianggap paling sesuai. Di samping itu, Prof Sulaeman juga mengatakan kalau cara ini ampuh meningkatkan sistem imun tubuh.

Kandungan natrium dalam MSG jauh lebih rendah dibandingkan garam dapur. Dapat disimpulkan kalau MSG bisa mengurangi resiko hipertensi jika dikonsumsi dalam porsi dan batas wajar.

"Kandungan natrium pada MSG itu hanya 1/3 kandungan natrium pada garam dapur normal, dan sudah banyak juga penelitian terdahulu yang membuktikan bahwa penggunaan MSG bermanfaat untuk membantu penurunan asupan garam," tambah Prof Sulaeman.

MSG yang beredar di pasaran sudah mengantongi sertifikasi Halal MUI dan izin BPOM sehingga membuat bumbu masak ini aman dikonsumsi. Namun meskipun demikian, MSG tetaplah harus dikonsumsi secara bijak sesuai anjuran penggunaan.

Batas maksimal konsumsi MSG yang direkomendasikan WHO adalah 6 gram per hari. Sementara, Kemenkes RI merekomendasikan batas aman konsumsi MSG sebanyak 5 gram per hari.




(dvs/odi)

Hide Ads