Saat ini, konsumen produk teh mulai mengalami pergeseran. Teh yang semula dikonsumsi karena kaya akan kesehatan, saat ini banyak dimanfaatkan konsumen sebagai aromaterapi dan spa. Bahkan, komoditas teh juga dimanfaatkan sebagai campuran produk makanan yang unik seperti greentea cokelat dan greentea rice cracker.
Pemilik Usaha Arafa Tea Ifah Syarifah mengatakan usaha teh yang dikembangkan memproduksi Arafa Green Tea, Arafa White Tea, Arafah Black Tea, dan Matcha Tea. Arafa Tea juga melakukan inovasi dengan membuat produk lotion berbahan baku teh.
"Kami juga mengembangkan produk greentea cokelat, greentea rice cracker dan teh rempah," kata Ifah dalam keterangan tertulis, Jumat (23/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan greentea cokelat merupakan pengejawantahan silaturahmi petani kakao dan petani kopi. Artinya, melalui produk tersebut sudah saatnya petani saling mendukung untuk menguatkan usahanya melalui karya, inovasi, saling belajar dan diwujudkan dalam sebuah produk.
"Produk seperti greentea cokelat ini untuk dipersembahkan ke dunia bahwa kita ada dan mempunyai produk unggulan yang jelas asal usulnya dari hulu sampai hilirnya," ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, ada produk inovatif lainnya yang tak kalah eksotis yakni greentea rice cracker. Produk ini berupa camilan cracker greentea yang renyah, gurih, manis dan sepet yang rasanya pas di lidah.
"Greentea rice cracker ini berbahan baku alami beras ketan dan kelapa yang dijemur dan disangrai dengan pasir. Ini layaknya makanan tradisional Jawa Barat, seperti opak yang dibalut dengan cokelat greentea dan ditaburi dengan genmaicha," jelasnya.
Menurut Ifah, greentea rice cracker ini sebuah camilan yang pas untuk diet dengan ditemani secangkir teh hijau.
"Di sejumlah daerah, seperti di Bali, khususnya masyarakat di Ubud setiap malam selalu menyediakan teh hangat. Racikan teh yang turun menurun disajikan setiap hari terutama ketika ada upacara keagamaan teh ini selalu muncul," paparnya.
Ia juga mengatakan usaha teh yang dikembangkan terus melakukan inovasi, seperti pengembangan teh rempah (orange tea, cinnamon tea, pandan tea, dan herbs tea). Teh rempah ini banyak diminati masyarakat Malaysia dan sejumlah negara lainnya.
Inovasi dan kreasi yang dilakukan Ifah sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL). Dalam berbagai kesempatan SYL meminta pelaku usaha untuk melakukan inovasi-inovasi teknologi terhadap komoditas pertanian termasuk komoditas perkebunan.
Sejumlah pengusaha pun mulai menggenjot peningkatan produksinya. Bahkan, mereka juga melakukan peningkatan mutu untuk mendorong ekspor komoditas pertanian.
Di tempat terpisah, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono mengapresiasi berbagai upaya para pekebun yang tetap konsisten menjaga pasokan maupun produksi dan produktivitas komoditas perkebunan. Sebab, Indonesia memiliki teh berkualitas yang tak kalah dengan China.
Menurutnya, pengembangan teh tak hanya di hulu, tapi hilirnya banyak sekali multiplikasi pendapatan dan peningkatan kesejahteraan petani.
"Produksi teh terbesar di Jawa Barat, sebanyak 140 ribu ton/tahun, atau 80 persen dari produksi nasional. Teh juga perlu inovasi hilirnya seperti kopi," tandasnya.
(ega/ega)