2. Dahulu dijajakan di pinggir jalan
Dilansir dari Berita UPI (14/10) Tien Surtini sebagai penikmat kue balok menyampaikan bahwa pada tahun 1952 dan 1959, kue balok memang menjadi alternatif sarapan selain bubur hanjeli, bubur labu siam yang ditaburi potongan tahu.
Dahulu kue balok dijajakan di pinggir jalan dengan gerobak pikul dan biasa disantap bersama kopi dan teh.
Pembeli biasanya hanya membeli dua buah saja karena tekstur yang padat membuat kue ini mengenyangkan. Pada era tahun 1952-an penjual kue balok banyak tersebar di Jalan Astana Ayar Persimpangan Pagarsih dan di Tegalega.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
3. Hampir berganti nama
![]() |
Terdapat kontroversi pada tahun 1960-an soal kue balok yang hampir berganti nama menjadi nama kue Robur. Saat itu kota Bandung mendapat bantuan bis kecil dengan merk Robur dari Jerman Timur pada tahun 1966.
Bentuk kue balok yang mirip bentuk bus Robur menjadi alasan penggantian nama ini. Namun hal ini urung dilakukan karena masyarakat sudah familiar dengan nama kue balok.
Simak Video "Manisnya Kue Balok Lumer dan Pho Real Khas Vietnam"
[Gambas:Video 20detik]