#KansasBukaLagi, Gerakan Alumni Bantu Lariskan Pedagang Kantin Sastra UI

#KansasBukaLagi, Gerakan Alumni Bantu Lariskan Pedagang Kantin Sastra UI

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Rabu, 07 Okt 2020 16:00 WIB
#KansasBukaLagi, Gerakan Alumni Bantu Lariskan Pedagang Kantin Sastra UI
Foto: Twitter@Geriirawan
Jakarta -

Di tengah masa sulit akibat Corona, alumni UI membantu pedagang Kantin Sastra (Kansas) untuk bertahan. Mereka mengusung gerakan #KansasBukaLagi.

Alumni dan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) pasti tak asing dengan keberadaan kantin-kantin fakultas UI di Depok. Tiap kantin seolah punya keistimewaan sendiri, mulai dari suasana hingga makanan yang dijajakan di dalamnya.

Salah satu kantin fakultas UI paling terkenal adalah Kantin Sastra yang berlokasi di Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Sebenarnya nama kantin ini sudah berubah jadi Kantin Budaya pada 2019, namun tetap saja sebutan Kansas lebih melekat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di tengah pandemi Corona, para pedagang Kansas ternyata juga kena dampak. Mereka tak punya penghasilan karena mahasiswa tak ada sesi perkuliahan. Akibatnya mereka tak bisa berjualan seperti biasa.

Alumni FIB UI, Geri Irawan kemudian terpikir membantu pedagang-pedagang Kansas. Dihubungi detikFood (7/10), Geri bercerita soal gerakan #KansasBukaLagi seperti berikut:

ADVERTISEMENT

1. Berawal dari ikatan kuat dengan para pedagang Kansas

#KansasBukaLagi, Gerakan Alumni Bantu Lariskan Pedagang Kantin Sastra UI#KansasBukaLagi, Gerakan Alumni Bantu Lariskan Pedagang Kantin Sastra UI Foto: Twitter@Geriirawan

Awal September 2020, Geri dan temannya yang mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (UI) tiba-tiba terpikir nasib para pedagang Kansas. "Akhirnya saya coba kontak salah satu pedagang yang saya kenal," kata Geri.

Ia merasa dekat dengan para pedagang Kansas karena banyak pengalaman ketika masa kuliah. Mulai dari dibolehkan ngutang oleh mereka sampai dikasih gorengan gratis. Pertama, Geri menghubungi Mbak Kasem yang merupakan istri penjual gado-gado di Kansas bernama Kopral.

Geri lantas menawarkan bantuan agar usaha gado-gado Kopral didaftarkan ke aplikasi pemesanan makanan ojek online. "Karena kan mainan saya di situ dan saya ngerti strateginya, masang promonya gimana, harganya gimana," ujar Geri.

2. Memberi pancingan bukan ikan

#KansasBukaLagi, Gerakan Alumni Bantu Lariskan Pedagang Kantin Sastra UI#KansasBukaLagi, Gerakan Alumni Bantu Lariskan Pedagang Kantin Sastra UI Foto: Twitter@Geriirawan

Geri bersama lima temannya yang juga alumni FIB UI angkatan 2010 dan 2012 berpikir lebih baik memberi bantuan dengan konsep pancingan bukan ikan. Caranya dengan membantu proses pendaftaran pedagang Kansas ke ojek online, alih-alih memberi bantuan uang tunai.

"Kalau misalkan kita penggalangan dana, saya juga mikirnya ya nggak akan ada abisnya. Di sisi lain, alumni juga mungkin dalam kondisi yang kurang baik (ekonominya). Jadi saya pikir kalau ngasih bantuan duit, nggak ada habisnya," ujar Geri. Konsep ini ternyata juga dirasa lebih baik oleh Mbak Kasem.

"Mbak Kasem bilang 'Ya kalau bisa sih jangan kasih ikannya aja, tapi kasih kita pancingannya'. Oke saya seneng nih, jadi semangat," tambah Geri.

3. Bantuan untuk pedagang agar #KansasBukaLagi

#KansasBukaLagi, Gerakan Alumni Bantu Lariskan Pedagang Kantin Sastra UI#KansasBukaLagi, Gerakan Alumni Bantu Lariskan Pedagang Kantin Sastra UI Foto: Twitter@Geriirawan

Geri dan teman-temannya memastikan pedagang Kansas bisa mendaftarkan usahanya di layanan ojek online. "Kita juga diskusi masalah menu, strategi promosi, sampai harganya," ujar Geri.

Ia dan temannya bahkan membantu pedagang Kansas mendapat foto produk makanan yang bagus, bikin logo, cetak banner, sampai video teaser di media sosial. "Saya kontak teman-teman saya yang bisa fotografi, desain grafis, videografi, content writer, yang jago media sosial, sampai bikin acara," lanjut Geri.

Saat ini total ada 3 pedagang Kansas yang berhasil aktif jualan di ojek online. Ketiganya adalah Gado-gado dan Ketoprak Kopral, Soto Mie Siomay Mpek-mpek Emak, dan Ayam Kremes Mas Alan. Kemudian menyusul 2 pedagang yaitu Penyetan Mas Roni dan usaha sate di Kemiri Muka.

Untuk target, Geri ingin mendaftarkan setidaknya 10 pedagang Kansas ke ojek online. Walaupun jumlah keseluruhan mencapai 25. Kebanyakan mereka sudah jualan puluhan tahun di Kansas, sejak tahun 1990-1995.

Baca Juga: 5 Kantin Fakultas UI yang Menanti Kamu Kalau Lolos SIMAK UI

4. Omzet pedagang Kansas meningkat usai dapat bantuan

#KansasBukaLagi, Gerakan Alumni Bantu Lariskan Pedagang Kantin Sastra UI#KansasBukaLagi, Gerakan Alumni Bantu Lariskan Pedagang Kantin Sastra UI Foto: Twitter@Geriirawan

Dengan hadir di layanan ojek online, para pedagang Kansas merasakan dampak positif. Omzet mereka yang tadinya nol kini perlahan bangkit kembali.

"Contohnya Kopral itu dia sudah konsisten di angka sehari omzet Rp 300-400 ribu. Dulu selama 6 bulan kan nol," jelas Geri. Pria lulusan sastra Jawa ini menambahkan Ayam Kremes Mas Alan dulunya hanya beromzet Rp 40-100 ribu meski sudah ada lebih dulu di aplikasi ojek online, namun setelah dibantu publikasi dan sebagainya oleh Geri dan teman, kini omzetnya bisa mencapai Rp 1 juta per hari.

Pria yang berprofesi sebagai wirausahawan ini melanjutkan, "Saya seneng ngeliat mereka semangat lagi. Saya juga berharap temen-temen UI atau BEM fakultas lainnya entah FISIP, MIPA, harus ada gerakan seperti ini di fakultas masing-masing."

5. Semuanya kembali ke masing-masing pedagang

#KansasBukaLagi, Gerakan Alumni Bantu Lariskan Pedagang Kantin Sastra UI#KansasBukaLagi, Gerakan Alumni Bantu Lariskan Pedagang Kantin Sastra UI Foto: Twitter@Geriirawan

Di balik semua kesuksesan gerakan #KansasBukaLagi, Geri mengingatkan pada para pedagang kalau semua hal nantinya kembali ke diri mereka sendiri. "Saya tekanin ke pedagang-pedagang yang kita bantu. Bahwasanya ketika kita bantu bukan berarti lu bakal jalan terus dagangan. Tetep nanti titik tumpunya ada di si pedagang sendiri. Bisa jaga rasa, kualitas, porsi, harga, kecepatan membuat makanan, semua tergantung ke pedagangnya," kata Geri.

Meski begitu, Geri tetap membantu mengontrol. "Kita tetep bantu kontrol, kita cek kalau misalkan stabil kita atur strategi biar naik. Kalau yang turun gimana bisa naik lagi, minimal stabil," tambahnya. Geri juga punya tujuan agar pedagang Kansas ini ke depannya bisa menjangkau pembeli lebih luas, tak hanya mahasiswa. "Goalnya, selain mereka ramai di online, kalau misalkan kantin sudah buka, mereka jadi punya dua cabang," kata pria ramah ini.

Sementara untuk gerakan #KansasBukaLagi, Geri bilang dalam waktu dekat ingin mengadakan konser virtual via YouTube atau Instagram Live. "Kantin ini kan tempat lahirnya beberapa band kampus, salah satunya Payung Teduh. Pada akhirnya kita juga akan adain penggalangan dana," tandas Geri. Hal ini lantaran ada penjual yang masih belum memiliki fasilitas berjualan yang layak.

Baca Juga: Intip Tampilan Kantin Psikologi UI yang Bersih dan Higienis

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
[Gambas:Video 20detik]
(adr/odi)

Hide Ads