Orang Islandia punya cara unik untuk memanggang roti. Mereka tidak pakai oven, tetapi memanfaatkan panasnya pasir di tepi danau air panas untuk mematangkan adonan.
Laugarvatn di Islandia terkenal sebagai kota sumber mata air panas. Selain itu, Insider (13/9) menemukan hal unik lain di sini. Berupa pembuatan roti rye yang menggunakan sumber panas bumi untuk pemanggangannya.
Adalah Siggi Rafn Hilmarsson, manajer Laugarvatn Fontana yang masih membuat roti dengan cara tradisional ini. Ia mengatakan sekop adalah alat utama dalam proses pemanggangan roti menggunakan pasir panas yang sudah dilakukan ibu dan neneknya sejak dulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Proses pembuatan roti berawal dari membuat adonan. Siggi menggunakan campuran gandum rye, tepung terigu, gula, baking powder, dan garam. Lantas kenapa pakai rye? "Rye sudah digunakan di Islandia selama beberapa dekade. Ini sesuatu yang secara original datang dari Denmark ke Islandia," ujar Siggi.
Baca Juga: Kisah Para Pria Pembuat Roti Berkat, Roti Pipih Khas Iran
Adonan roti lalu dicampur susu sapi. "Susu ini berasal dari peternakan lokal dekat sini. Butter yang kita pakai juga dari peternakan yang sama," ujarnya. Siggi bercerita adonan roti buatannya juga bisa diberi pemanis madu atau sirup sebagai pengganti gula.
![]() |
Setelah adonan tercampur rata, Siggi memasukkannya dalam panci stainless steel tinggi yang sudah diolesi butter. Siggi bilang panci itu harus kuat karena kadang terkena sekop nantinya.
Selanjutnya panci dilapisi plastic wrap baru ditutup. Setelah itu dibalut banyak plastic wrap lagi. Siggi menceritakan proses pemanggangan roti tradisional ini memakan waktu 24 jam. "Kalau Anda memanggangnya lebih sebentar, seperti 17-18 jam, hasilnya biasanya kurang bagus. Dan kalau memanggangnya terlalu lama, 25-28 jam, adonan akan padat. Jadi 24 jam adalah angka magic," jelas Siggi.
Ia lalu menunjukkan proses pemanggangan roti di area danau air panas. Di samping danau itu ada pasir hitam panas yang merupakan 'oven' alami untuk roti. Sekitar 10-15 panci adonan roti bisa diproses di area pasir ini.
![]() |
Siggi bisa membuat lubang baru di pasir atau memanfaatkan yang sudah ada sebelumnya. "Paling bagus membuat tumpukan di atasnya, untuk membuat pemisahan," katanya sambil menyekop pasir. Terakhir, ia menaruh batu di atas sebagai tanda lokasi roti.
Mengenai suhu pasir panas, Siggi mengatakan, "Sekitar temperatur mendidih (100 derajat Celcius)." Memang saat digali, terlihat air mendidih ada di bawah pasir. Lalu Siggi menunjukkan panci-panci yang sudah berisi roti matang.
![]() |
Sebelum membuka panci roti, Siggi membuatkan telur rebus sebagai jodoh untuk makan roti nantinya. Telur-telur ini juga dimatangkan dengan cara direbus di air panas pinggir danau. Durasi merebusnya 13 menit.
Proses terakhir, Siggi memperlihatkan roti yang sudah matang. Aromanya disebut manis dan seperti burnt toffee. Tampak permukaan roti rye itu berwarna cokelat. "Rasanya unik, banyak orang-orang dari negara lain menyebut rasa roti ini seperti gingerbread," kata Siggi.
![]() |
Saat dipotong terlihat tekstur roti begitu padat. Lalu Siggi menyajikannya dengan olesan butter, tambahan smoked trout, dan telur rebus. Resep roti ini konon sudah ada sejak akhir tahun 1800an dan awal 1900an. "Kira-kira di antara waktu itu," tutup Siggi.
Baca Juga: Mulai Baguette hingga Naan, Ini 10 Roti Tradisional dari Berbagai Negara
(adr/odi)