'Tilik' Jadi Trending, Ini 5 Kuliner Legendaris Bantul yang Bikin Ngiler

Bantul kembali disebut-sebut setelah film 'Tilik' populer belakangan ini. Kabupaten Bantul dikenal juga dengan ragam kuliner khasnya yang unik dan bikin ngiler.

Film pendek 'Tilik' berhasil menjadi trending di Youtube dan Twitter. Peran Bu Tejo yang julid dan disebut sebagai biang gosip ini berhasil menyita perhatian masyarakat Indonesia.

Memilih lokasi syuting di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, film 'Tilik' juga berhasil mempromosikan berbagai hal termasuk kuliner Bantul yang juga ikut dilirik. Di Bantul, ada banyak makanan khas yang unik dan patut dicoba. Saat berkunjung ke Bantul, jangan lupa manjakan lidah dengan berbagai makanan yang bikin ngiler.

Baca juga : 10 Kuliner Jogja yang Enak dan Hits, Kamu Harus Coba!

Berikut berbagai makanan khas Bantul yang legendaris dan bisa jadi pilihan.

1. Pecel Belut

pecel semanggi mbah Warno Bantul Foto: Ayu Rifka Sitoresmi/detikcom

Di Bantul, belut kerap diolah jadi berbagai hidangan. Salah satu yang tak boleh dilewatkan adalah pecel belut. Belutnya diambil dari persawahan di sekitar Bantul. Menu ini hanya ada di Bantul tepatnya di Warung Mbah Warno.

Mbah Warno sudah menyajikan pecel belut ini selama kurang lebih 40 tahun. Di warung sederhana yang beralamat di Sembungan, Bangunjiwo Kasihan, Bantul ini pecel belut selalu jadi incaran masyarakat Bantul maupun para wisatawan yang berkunjung ke Bantul.

Seporsi pecel belut terdiri dari berbagai sayuran seperti bayam, daun kenikir, daun pepaya, kacang panjang, dan tauge. Sayuran ini kemudian diguyur sambal pecel dan diberi potongan belut goreng lapis tepung. Paling enak makan pecel belut bersama nasi putih hangat.

2. Mie Pentil

mie pentil Foto: Misericoerdias Domini / dok.detikFood

Belum ke Bantul kalau belum merasakan nikmatnya mie pentil. Mie berbahan dasar tepung tapioka ini bahkan disebut sebagai ikon kuliner Bantul. Penjual mie pentil juga banyak dan mudah ditemui di Bantul.

Sebutan mie pentil diberikan karena tekstur mie yang kenyal dan bentuknya panjang, lebih besar dibandingkan mie biasa. Saat dimakan, mie ini mulur seperti pentil atau karet sepeda. Masyarakat Bantul juga kerap menyebutnya sebagai mie kuning atau mie oyol.

Mie pentil ini cukup populer meskipun penyajiannya super sederhana. Mie pentil kuning maupun putih disajikan dengan guyuran sambal dan taburan bawang goreng. Mie pentil selalu jadi incaran bagi para pelancong yang datang ke Bantul.

3. Bakmi Lethek

Selain mie pentil ada juga bakmi lethek yang juga terbuat dari tepung tapioka. Bakmi lethek hingga kini masih dibuat secara tradisional. Ciri khasnya mie berwarna keruh dan kusam.

Tampilan warna mie lethek memang kurang menggugah selera tapi begitu mencicip rasanya dijamin bikin ngiler. Bakmi lethek dikenal juga dengan sebutan mie bendo karena banyak diproduksi di Desa Bendo, Bantul.

Mie lethek bisa disajikan dengan cara digodog atau digoreng. Makin spesial lagi bakmi ini lengkapi dengan suwiran daging ayam kampung dan telur ayam. Rasa mie nya mulur lembut dan gurih mantap.

Baca juga : Empuk Juicy, Sate Klathak Khas Yogyakarta di 5 Tempat Ini

4. Gudeg Manggar

gudeg manggar khas yogyakarta Foto: detikfood

Selama ini masyarakat mengenal gudeg khas Yogya terbuat dari nangka muda. Tapi berbeda dengan gudeg manggar khas Bantul. Gudeg manggar terbuat dari bahan dasar bunga pohon kelapa yang masih muda.

Gudeg Manggar banyak ditemui di kawasan Padukuhan Mangir, Sendangsari, Pajangan, Bantul. Gudeg manggar jadi kuliner legendaris karena sudah disajikan sejak abad ke-16. Hingga kini gudeg manggar masih bisa ditemui di Bantul.

Gudeg Manggar biasa disajikan bersama potongan ayam kampung dan telur ayam. Rasa maupun tekstur gudeg manggar sangat khas dan tidak ada duanya di tempat lain.

5. Sate Klathak

sate klathak Foto: Instagram

Banyak orang yang datang ke Jogja pasti menyempatkan diri mampir ke Bantul demi mencicip sate klathak. Sate kambing ini berhasil jadi salah satu ikon kuliner primadona di Bantul.

Kalau mau mencicip sate klathak bisa menyambangi daerah Jejeran, Plered, Bantul. Potongan daging kambing berbumbu garam ini biasa disajikan dengan tusuk jeruji sepeda. Nama sate klathak berasal dari suara daging saat terkena arang 'klathak klathak'.

Sate klathak tidak disajikan dengan sambal kecap melainkan dengan kuah gulai. Sate klathak juga termasuk kuliner legendaris yang hingga kini masih banyak diburu terutama di Bantul.