Perjuangan Bocah demi Belajar Online, Jual Cilok hingga Ayam Jago Kesayangan

Perjuangan Bocah demi Belajar Online, Jual Cilok hingga Ayam Jago Kesayangan

Devi Setya - detikFood
Kamis, 20 Agu 2020 18:00 WIB
Pelajar kelas VIII MTs Darul Ulum, Sovi Dwi Aprilia (kiri) bersama adiknya, Tri Wahyu, yang masih kelas I SD belajar sambil berjualan nasi bungkus di pinggir jalan kawasan Delta Sari, Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (28/7/2020). Sovi berjualan nasi untuk membantu orangtuanya sekaligus mencari tambahan untuk membeli paket data internet agar bisa belajar secara daring. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/foc.
Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Jakarta -

Tidak semua anak beruntung bisa belajar secara online. Ada anak-anak yang harus berjuang dengan berjualan cilok hingga menjual ayam jago kesayangan demi bisa membeli kuota internet.

Belajar secara online ditetapkan oleh Menteri Pendidikan sebagai solusi mencegah penyebaran virus Corona dan pengganti belajar tatap muka. Namun nyatanya tidak semua anak memiliki gadget serta kuota internet untuk mengakses pelajaran secara online.

Kisah anak-anak yang berjuang mengumpulkan pundi-pundi rupiah demi membeli kuota internet ini layak mendapat acungan jempol. Dengan peluh bercucuran, bocah-bocah ini rela bekerja apa pun agar bisa mengikuti kegiatan belajar secara online.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa kisah pernah viral, mulai bocah yang jualan cilok, jualan nasi bungkus, hingga jualan es buah keliling. Kisah perjuangan bocah ini mendapat banyak atensi dari netizen.

Baca juga : Kisah Bocah SD Jualan Cilok Demi Beli Kuota Internet untuk Belajar Online

ADVERTISEMENT

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut kisah perjuangan bocah yang jualan makanan demi membeli kuota internet.

1. Jualan es buah

Jafar Sidik (11), bocah asal Sumedang.Jafar Sidik (11), bocah asal Sumedang, berjualan es buah. (Foto: detikNews)


Bocah SD bernama Jafar Sidik sempat membuat heboh netizen. Jafar, yang berusia 11 tahun, setiap hari berkeliling kampung sambil membawa termos di tangannya. Termos ini berisi es buah yang ia tawarkan kepada setiap orang yang dijumpai.

Setiap hari, Jafar berjualan es buah di kawasan Lembur Tengah, Sumedang, Jawa Barat. Siswa kelas VI SD ini dibantu sang ibu meracik es buah di rumahnya. Uang hasil penjualan es buah ini nantinya digunakan untuk modal usaha lagi, sekaligus disisihkan untuk membeli kuota internet.

Jafar tak seberuntung anak lain yang bisa bebas memakai kuota internet tanpa batas untuk bisa mengakses belajar secara online, Jafar harus lebih dulu bekerja keras. Bukan hanya untuk membeli kuota internet, Jafar juga menyisihkan uang penjualan es buah ini untuk membayar kontrakan serta listrik.

2. Jualan pempek


Bocah di Lampung bernama Jonathan ini setiap hari berjualan pempek. Ia bukanlah penjual pempek. Keadaanlah yang kemudian membuatnya beralih menjadi penjual pempek pada usia 13 tahun.

Jonathan, yang kini duduk di bangku kelas VII SMP, membutuhkan kuota internet untuk belajar online setiap hari. Sayangnya, Jonathan bukan berasal dari keluarga berada. Jadi ia harus berusaha sendiri demi bisa membeli kuota internet.

Dari uang hasil jualan pempek keliling kampung dan pasar, Jonathan membeli kuota internet termurah. Ayahnya terkena dampak Corona setelah perusahaan tempatnya bekerja harus gulung tikar. Sedangkan sang ibu bekerja sebagai buruh cuci.

3. Jualan cilok

Bocah Ini Jualan Cilok Keliling Demi Beli Kuota Internet untuk Sekolah DaringBocah ini jualan cilok keliling demi beli kuota internet untuk sekolah daring (Foto: Instagram @thoric.idn)


Kisah bocah bernama Darwis yang tinggal di Solo ini mendadak viral setelah videonya diunggah oleh netizen. Darwis, yang duduk di bangku kelas VI SD, setiap hari berkeliling Kota Solo mengayuh gerobak cilok. Ya, Darwis kini berjualan cilok setiap hari demi membeli kuota internet.

Sistem belajar daring membuat Darwis agak kesulitan. Ia harus berusaha mencari uang tambahan demi membeli kuota internet. Darwis tak mungkin mengandalkan uang dari orang tuanya karena kondisi ekonominya juga terbatas.

Bergantian dengan sang ibu, Darwis berjualan cilok di siang hari sementara ibunya jualan cilok saat malam tiba. Ayah Darwis bekerja sebagai cleaning service dengan pendapatan yang hanya bisa untuk menutup biaya harian. Setelah viral di media sosial, Darwis mendapat banyak dorongan semangat dari netizen.

Baca juga : Semangat! Bocah SMP Ini Keliling Jualan Karak Untuk Biayai Sekolah

4. Jualan nasi bungkus

Pelajar kelas VIII MTs Darul Ulum, Sovi Dwi Aprilia (kiri) bersama adiknya, Tri Wahyu, yang masih kelas I SD belajar sambil berjualan nasi bungkus di pinggir jalan kawasan Delta Sari, Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (28/7/2020). Sovi berjualan nasi untuk membantu orangtuanya sekaligus mencari tambahan untuk membeli paket data internet agar bisa belajar secara daring. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/foc.Pelajar kelas VIII MTs Darul Ulum, Sovi Dwi Aprilia (kiri), bersama adiknya, Tri Wahyu, yang masih kelas I SD belajar sambil berjualan nasi bungkus di pinggir jalan kawasan Delta Sari, Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (28/7/2020). Sovi berjualan nasi untuk membantu orang tuanya sekaligus mencari tambahan untuk membeli paket data internet agar bisa belajar secara daring. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/foc. Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq


Pasangan kakak-adik di Sidoarjo harus berjualan nasi bungkus di sela-sela aktivitas belajar online. Gadis kecil bernama Sovi, yang duduk di bangku kelas VII SMP, ditemani sang adik, yang kini baru kelas I SD.

Sovi dan adiknya berjualan nasi bungkus yang sudah diracik oleh sang ibu. Gadis kecil ini mengayuh sepeda membawa nasi bungkus yang akan dijual, keduanya duduk di tepi jalan sambil menunggu pembeli. Tak jarang, keduanya juga sambil membuka buku serta handphone milik orang tuanya untuk belajar online.

Sejak kebijakan sekolahnya yang menjalankan sistem belajar daring, Sovi harus membantu ibunya berjualan. Uang keuntungan jualan nantinya dibelikan kuota internet untuk belajar online.

5. Jual ayam kesayangan

Deni, yang kini berusia 14 tahun, sangat ingin sekali melanjutkan sekolahnya yang kini berlangsung secara online. Ia tak bisa mengikuti pelajaran karena tak memiliki handphone. Orang tua Deni juga bukan dari kalangan orang mampu yang memiliki gadget.

Saking inginnya mengikuti kegiatan belajar online, Deni akhirnya rela menjual ayam jago kesayangannya agar ia bisa membeli handphone. Kabar ini lantas didengar netizen yang kemudian membantu Deni membelikan handphone untuk belajar online.

Deni yang tinggal dan bersekolah di kawasan Rumpin, Bogor, ini akhirnya bisa kembali mengikuti kegiatan belajar setelah memiliki handphone. Dengan senyum merekah, Deni senang karena bisa kembali belajar.

Halaman 2 dari 3
(dvs/odi)

Hide Ads