Ragam olahan nasi khas Sunda sangat banyak. Salah satunya Nasi Timbel atau yang dikenal dalam bahasa Sunda 'Sangu Timbel'. Sedapnya bikin nagih!
Nasi Timbel atau sangu timbel ini memiliki sejarah di kalangan masyarakat tradisional Sunda. Pada zaman dulu, nasi timbel dijadikan bekal petani yang meladang atau membajak sawah dan baru akan disantap pada siang hari setelah selesai menggarap sawah.
Olahan nasi yang disajikan pada umumnya sama seperti basi putih biasa. Yang membedakan adalah kemasan yang digunakan memakai daun pisang yang sudah dibakar sebagian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan tanpa sebab, daun pisang yang dibakar sebagian tersebut untuk menghilangkan getah dan membersihkan kotoran dari daun pisang. Hasilnya, nasi timbel akan mengeluarkan sedikit rasa dan aroma daun pisang. Selain itu daun pisang membuat nasi tak mudah basi.
![]() |
Baca Juga: Menu Sundaan Komplet Bisa Dipesan Online di 5 Tempat Ini
Khusus di Kota Bandung, nasi timbel sudah dapat ditemukan di berbagai rumah makan hingga restoran. Ada tempat makan legendaris yang khusus menyediakan nasi timbel sebagai menu andalannya sejak 1985 yakni Nasi Timbel Bawean.
Selain nasi timbel, lauk pendamping lainnya yang masih dipertahankan sejak 35 tahun yang lalu ada ayam goreng, karedok leunca, perkedel tahu, tumis usus, tahu bacem, pepes ayam, dan pepes ikan mas.
Varian nasi timbel yang tersedia juga ada nasi timbel putih dan nasi timbel merah. Setiap hari warung Nasi Timbel Bawean menghabiskan 18 sampai 20 kilogram beras putih dan 10 kilogram beras merah. Tak heran, warung ini selalu dipenuhi pengunjung untuk santap siang apalagi saat akhir pekan.
Nasi putih dan nasi merah sama-sama memiliki peminat. Nasi timbel putih dengan sedikit rasa manis, dan nasi timbel merah yang cocok untuk dikonsumsi bagi pelanggan yang sedang diet karena nasi merah terkenal berserat tinggi.
![]() |
Saat mengunjungi Nasi Timbel Bawean, pengunjung langsung mengambil nasi dalam bakul yang sudah dibungkus bulat memanjang. Kemudian memilih lauk seperti prasmanan.
Di sana pengunjung juga bisa meminta lauk yang dipilih untuk dipanaskan terlebih dahulu. Soal rasa tidak perlu diragukan lagi, antara perpaduan aroma daun pisang dan gurihnya ayam goreng akan menambah nafsu makan.
Memasuki generasi kedua, Nasi Timbel Bawean diambil alih oleh Jojon (43), ia menceritakan Nasi Timbel Bawean merupakan warung nasi pertama yang menjajakan bentuk nasi dalam kemasan yang berbeda.
![]() |
"Cara mempertahankannya karena Alhamdulillah masih didampingin sama ibu saya yang nyiptain rasa yang beda jadi sampai sekarang masih bisa diterima sama lidah konsumen," ujarnya saat ditemui di Jalan Bawean, Kota Bandung, Minggu (16/8/2020).
Dia menambahkan, beras yang dipakai merupakan olahan sendiri, dari sawah yang dikelola sendiri sehingga kualitasnya dapat terjamin. "Kalo dari beras yang produksi sendiri paling takaran airnya yang suka beda, sama cara ngaduk nasinya, istilah sunda nya mah akeul," kata Jojon.
Karena sudah melegenda, maka usahanya untuk menarik pelanggan tidak sulit. Rata-rata yang mengunjungi warung makannya merupakan pelanggan tetap dari tahun 90-an.
Baca Juga: Ponyo : Raos Pisan! Ngaliwet Plus Gurame Cabe-cabean
![]() |
"Dari keterikatan itu mungkin koneksi dari mulut ke mulut sampai nyebar ke tempat yang lebih jauh. Dari kita mah cuman menyajikan apa yang bisa diterima sama konsumen. Bahkan kita pernah melayani konsumen dari Malaysia," kata Jojon.
Hingga kini, Nasi Timbel Bawean buka setiap hari dengan jam operasional dari pukul 08.30 hingga 17.00 WIB. Soal harga, karena menggunakan prasmanan maka harga tergantung dengan makanan pilihan konsumen.
Warung Nasi Timbel Bawean berlokasi di Jalan Bawean Pav 3, Mardeka, Kota Bandung, letaknya persis berada di seberang Toko Kue Bawean, dekat Stadion Siliwangi.
(yms/odi)