Guna menerapkan protokol jaga jarak di selter kuliner, pemerintah kota (pemkot) Solo meminta peran serta pedagang. Salah satunya memperbanyak tikar.
Selter kuliner di Solo menjadi salah satu tempat yang disorot setelah ada peningkatan kasus COVID-19 yang cukup drastis. Sebab di pusat kuliner, masyarakat dinilai sulit melakukan protokol kesehatan terkait jaga jarak.
Kepala Dinas Perdagangan Solo, Heru Sunardi, mengatakan telah melakukan pertemuan terhadap para pelaku usaha kuliner. Dia menegaskan agar para pedagang bergotong royong membuat langkah agar pengunjung dapat saling menjaga jarak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Kita sudah berkomunikasi. Saya sarankan agar menambah tikar. Mungkin pengunjung tidak jaga jarak karena tikarnya terbatas," kata Heru saat dihubungi detikcom, Rabu (15/7/2020).
Menurutnya, tempat yang paling disorot ialah selter kuliner lapangan Kottabarat. Sebab banyak pengunjung yang lebih memilih lesehan daripada di meja.
"Di sana sebenarnya ada meja di tiap-tiap warung, tapi jumlahnya terbatas. Kalau pakai tikar kecil kan sulit jaga jarak, makanya saya minta diperbanyak tikarnya," katanya.
Pemkot juga telah menyiapkan sanksi bagi penjual yang tidak mematuhi protokol kesehatan. Sanksi mulai dari teguran hingga penutupan tempat usaha.
![]() |
"Sanksinya berjenjang, mulai dari teguran sampai penutupan tempat usaha," katanya.
Sebelumnya, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo juga menegaskan agar tidak terjadi keramaian di tempat-tempat publik. Dia mengatakan akan langsung melakukan tes swab di tempat yang ada kerumunan.
"Begitu ada berkerumunan langsung kita swab mendadak. Karena tidak mau diatur sudah diberi tempat duduk yang sudah digambar masih bergerombol," ujar Rudy di Balai Kota Solo, Selasa (14/7/2020).
(adr/adr)