Pasar Inis di Brondongrejo, Kecamatan Purwodadi, Purworejo ini buka tiap hari Minggu. Berlokasi di tengah sawah, ada banyak jajanan ndeso yang enak dan sedap.
Pasar Inis yang dibuka sejak 8 Maret 2018 ini terletak di Desa Brondongrejo, Kecamatan Purwodadi. Meski berada di tengah pedesaan, lokasi ini cukup gampang dicari. Jika sudah sampai di jalan Jogja KM 7, kamu bisa menuju arah barat sekitar 3 km dan akan menemukan pasar tradisional di tengah hamparan sawah.
Dikutip dari detiktravel (23/9), nama pasar Inis ini berasal dari kata 'inis' yang dalam bahasa Jawa berarti sejuk, adem dan semilir ditiup angin sepoi-sepoi. Cocok dengan suasana pasar yang berada di tengah sawah, di bawah pepohonan. Pasar ini buka setiap hari Minggu jam 05.00 - 11.00.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penjual menjajakan makanan yang sebagian besar jajanan ndeso di saung-saung bambu dan disediakan bangku-bangku bambu untuk menikmati makanan dan minuman. Senam pagi, pertunjukan musik tradisional dan permainan tradisional digelar di tengah pasar yang sejuk ini.
Baca juga: Unik! Purworejo Punya Pasar di Tengah Sawah |
![]() |
Lalu bagaimana kondisi Pasar Inis yang sudah kembali dibuka setelah pandemi Corona? Minggu (12/7) memalui IGlive #ngintipkuliner bersama pakar kuliner senior William W.Wongso, Purnomo pengggiat @pasarinis, memberikan pantauan langsung di pasar ikonik ini.
Pasar Inis memberlakukan protokol kesehatan yang ketat. Tersedia tempat cuci tangan, pengunjung wajib bermasker, sementara penjual memakai masker dan face shield. Untuk transaksi diberlakukan Dit Pring, uang dari bilah bambu yang punya nilai tukar Rp 1,000 - Rp 20.000.
Konsep pasar dengan kearifan lokal ini mirip dengan Pasar Papringan, Temanggung. 'Pasar ini asalnya dari ngurup-urup. Punya padi bisa ditukar sayuran. Sayur bening bisa ditukar tempe. Ibu-ibu sekitar sini sebagai petani bisa punya penghasilan lain di hari Minggu,' ungkap Purnomo dari @pasarinis.
![]() |
Singkong atau ketela pohon yang banyak dihasilkan di daerah ini menjadi bahan utama makanan yang dijual di Pasar Inis. Di Lapak Mimik yang dijual oleh remaja ini punya beragam olahan bunga telang untuk minuman. Seperti teh bunga telang, strawberry telang, squash telang dan cafe latte telang.
Olahan ndeso yang laris ada di lapak mbah Ginom, penjual tertua di Pasar Inis. Ia menjual nasi megono, nasi dengan campuran sayuran berbumbu, dan nasi kelor. Lauknya bisa dipilih sayur lompong, gudeg atau glebet. Glebet merupakan olahan kulit singkong yang putih, dirajang halus dan dimasak dengan bumbu hingga warnanya merah kecokelatan.
![]() |
Sementara di lapak bu Sulis ada nasi telang, bubur sumsum, bubur telang dan lemet yang dibuat dari singkong parut dicampur gula merah. Hampir semua jajan pasar ndeso seperti sawut, kocomoto, getuk, grontol, gemblong, jadah goreng, jadah bakar dan lainnya tersedia di pasar ini.
Yang unik, ada jajanan mirip cireng, geblek namanya. Terbuat tepung kanji yang dibuat adonan berbentuk cincin lalu digoreng garing. Rasanya kenyal renyah dan dimakan dengan saus kacang yang gurih pedas.
![]() |
Ada juga mento yang dibuat dari singkong parut yang dicampur dengan cincangan kacang tanah dan digoreng mirip perkedel. Oyek juga bisa dinikmati di sini. Singkong giling yang dikeringkan dan dikukus ini mirip tiwul, diaduk dengan kelapa parut.
Untuk makan enak di pasar Inis tak perlu merogoh kocek dalam-dalam karena harga makanan mulai dari Rp 1.000 saja. Semua makanan diolah segar dan dijajakan langsung oleh pembuatnya. Dijamin kenyang dan puas.
Menurut Purnoma pada masa pandemi corona masyarakat Brondongrejo juga tak mengalami banyak kesulitan. Karena mereka memiliki Bon Inis, kebun sayuran yang ditanami 11 jenis sayuran yang bisa dimanfaatkan bersama. Bahkan mereka juga mempromosikan hastag #ojosambat atau 'jangan mengeluh' untuk terus optimis dan berdaya di masa pandemi corona.
(odi/odi)